Pendaki Asal Jatim Terpeleset di Dekat Puncak Gunung Rinjani

Mataram, IDN Times - Seorang pendaki asal Desa Sukorejo, Kecamatan Bojonegoro, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur (Jatim) inisial RBA (22) terpeleset di jalur letter E yang berada di dekat puncak Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu (14/4/2025). Beruntung, korban selamat dari kecelakaan pendakian tersebut.
Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) Yarman menjelaskan korban terpeleset di jalur letter E Gunung Rinjani saat melintas turun. "Menurut informasi yang diperoleh, kejadian bermula saat korban hendak mencoba mengambil tongkat atau trekking pole-nya yang jatuh," kata Yarman, Senin (14/4/2025).
1. Penyebab korban tergelincir
Yarman menjelaskan kondisi medan yang cukup curam membuat korban kehilangan keseimbangan. Sehingga menyebabkan korban RNA tergelincir. Berdasarkan data di aplikasi eRinjani, korban teridentifikasi inisial RBA, laki-laki usia 22 tahun asal Kabupaten Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur (Jatim).
Dia mengungkapkan setelah mendapatkan informasi adanya pendaki yang mengalami kecelakaan di jalur letter E Gunung Rinjani, pihaknya menerjunkan tim untuk melakukan evakuasi.
"Tim evakuasi diterjunkan sampai di lokasi korban dan melakukan pencarian, namun korban tidak diketemukan," jelasnya.
2. Korban selamat dengan menyisir pinggir tebing
Karena tidak menemukan korban, tim dari BTNGR memutuskan untuk kembali dan melaporkan bahwa korban sudah tidak ada di lokasi. Namun saat tim kembali pulang, mereka bertemu dengan korban di Pelawangan 3 Sembalun.
"Hasil komunikasi dengan korban menyampaikan bahwa dia dapat naik sendiri dengan cara menyisir pinggir tebing," tuturnya.
Sampai Minggu (14/5/2025) malam, korban berada di Shelter Emergency Pelawangan 1 Sembalun. Selanjutnya, korban dibawa turun ke Sembalun pada Senin (14/4/2025) hari ini.
3. Pendaki diminta patuhi SOP
Yarman mengingatkan para pendaki agar selalu berhati-hati saat melakukan aktivitas pendakian. Pendaki agar memperhatikan pijakan dengan aman guna menghindari kejadian yang tidak diinginkan.
Pendaki juga diminta mematuhi Standar Operasional Prosedur (SOP) pendakian demi keselamatan dan kenyamanan bersama.selama melakukan aktivitas pendakian di Taman Nasional Gunung Rinjani.
SOP menjadi pedoman bagi setiap pendaki untuk memastikan perjalanan yang aman, meminimalkan risiko kecelakaan dan bahaya.
Serta mengurangi dampak negatif terhadap ekosistem yang rapuh di Rinjani. Selain SOP pendakian, BTNGR juga telah mengeluarkan SOP penanganan sampah dan SOP pencarian, pertolongan dan evakuasi.