Dekat Sirkuit Mandalika, Siswa Belajar di Gedung Sekolah Nyaris Roboh

Sangat ironis di tengah pesatnya pembangunan pariwisata

Lombok Tengah, IDN Times - Di tengah pesatnya pembangunan sektor pariwisata di Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), masih ditemukan siswa belajar di gedung sekolah yang nyaris roboh. Kondisi ini ditemukan di SDN Bile Tengak, Desa Mekarsari, Kecamatan Praya Barat, Kabupaten Lombok Tengah.

Sekolah ini berlokasi tidak jauh dari destinasi wisata Selongbelanak. Selain itu juga hanya 30 menit dari Sirkuit Mandalika, Kuta, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah.

1. Terpaksa gunakan gedung yang hampir roboh

Dekat Sirkuit Mandalika, Siswa Belajar di Gedung Sekolah Nyaris RobohSiswa belajar di ruangan kelas yang hampir roboh. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Kepala SDN Bile Tengak, Aripi mengungkapkan para siswa terpaksa belajar di ruangan yang hampir roboh karena terbatasnya ruangan kelas. Dari 128 siswa di SD tersebut, hanya tiga ruangan kelas yang kondisinya layak digunakan.

Sedangkan 4 ruangan kelas yang lain dalam kondisi rusak berat. Bukan hanya itu, ruangan guru dan kepala sekolah juga hampir roboh tetapi masih tetap digunakan sampai saat ini.

"Ruang guru dan kepala sekolah juga hampir roboh. Jangankan ruangan guru dan kepala sekolah, ruangan belajar juga belum disentuh. Kita tetap khawatir, apalagi musim hujan. Pasti ruangan kelas tergenang air hujan," tutur Aripi saat berbincang dengan IDN Times di SDN Bile Tengak, Sabtu (17/9/2022)

Baca Juga: Tol Laut Sukses, Penyeberangan Rute Lombok - Bali Jadi Korban 

2. Sembilan tahun gedung sekolah belum diperbaiki

Dekat Sirkuit Mandalika, Siswa Belajar di Gedung Sekolah Nyaris RobohRuangan guru dan kepala sekolah SDN Bile Tengak yang juga dalam kondisi hampir roboh. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Aripi mengungkapkan sudah 9 tahun, gedung SDN Bile Tengak belum mendapatkan sentuhan perbaikan dari pemerintah daerah. Terakhir, perbaikan 2 ruangan kelas dilakukan pada 2013 lalu. Dengan mengganti atap dan plafonnya.

Setelah itu, tidak ada perbaikan lagi sampai saat ini. Aripi mengaku setiap bulan pihaknya selalu mengupdate kondisi sekolah di dalam Data Pokok Pendidikan (Dapodik). Tetapi karena koordinat sekolah tidak terbaca di Dapodik, sehingga Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menganggap kondisi sekolah baik-baik saja.

"Harapannya mudah-mudahan pemerintah bisa memberikan bantuan fisik dan meublernya yang sekarang serba kekurangan. Karena ini sudah tentu berpengaruh terhadap kualitas peserta didik. Karena ruang belajar tidak nyaman. Kalau musim hujan kita sangat khawatir, ruangan tergenang dan belajarnya sif-sifan," terangnya.

3. Rehab 2 ruangan kelas dari dana pokir mangkrak

Dekat Sirkuit Mandalika, Siswa Belajar di Gedung Sekolah Nyaris RobohPerbaikan dua 2 ruang kelas yang mangkrak dari dana pokir dewan. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Aripi mengungkapkan pihak sekolah juga sering mengajukan proposal perbaikan gedung sekolah ke pemerintah daerah. Bahkan, Bappeda Lombok Tengah juga pernah turun melihat kondisi sekolah. Tetapi pihak sekolah hanya diminta menunggu dengan alasan sekolah yang kondisinya seperti ini bukan saja SDN Bile Tengak.

Saat ini, SDN Bile Tengak mendapatkan bantuan untuk renovasi sedang untuk 2 kelas. Informasi yang diperoleh pihak sekolah dananya berasal dari pokir DPRD. Tetapi, sejak dikerjakan pada 24 Agustus lalu, pengerjaan atap dua ruangan kelas SDN Bile Tengak malah mangkrak.

Aripi mengatakan dulunya rekanan yang mengerjakan, perbaikan atap, plafon dan pengecatan 2 ruangan kelas SDN Bile Tengak akan rampung selama 2 Minggu. Tetapi sampai pertengahan September, pengerjaannya tidak tuntas. Malah ditinggalkan oleh rekanan yang mengerjakan.

"Mungkin modalnya belum cukup. Ini dari pokir dewan. Tapi kita belum tahu siapa orangnya," ucapnya.

Aripi mengatakan kondisi sekolah negeri yang nyaris roboh di daerah yang dekat dengan vila-vila mewah di daerah selatan Lombok Tengah memang cukup ironis. Seharusnya, pihak investor juga punya perhatian terhadap dunia pendidikan di sekitarnya.

"Kalau musim begini kita masih santai. Tapi kalau sudah musim hujan, ruangan bocor. Makanya kita tak bisa jamin keamanannya. Orang tua siswa juga khawatir atap sekolah ambruk," katanya.

Baca Juga: 15 Kapal Pesiar Besar akan ke Lombok Tahun 2023 

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya