Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Mandian Keris, Ritual Adat Suku Sasak Lombok setiap Bulan Muharam

1751110106210.jpg
Ritual mandian keris Suku Sasak di Pulau Lombok NTB, Sabtu (28/6/2025). (dok. Istimewa)

Lombok Barat, IDN Times - Majelis Adat Sasak dan Pemda Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) menggelar ritual budaya Mandian keris di Taman Narmada, Lombok Barat, Sabtu (28/6/2025). Mandian Keris merupakan ritual adat Suku Sasak di Pulau Lombok yang digelar setiap Bulan Muharam atau tahun baru Islam.

Ketua Majelis Adat Sasak Lalu Sajim Sastrawan mengatakan keris memiliki nilai yang sangat luar biasa sebagai karya agung ciptaan manusia. Pada 25 November 2005, UNESCO telah mengakui keris Indonesia sebagai warisan dunia yang harus dilestarikan.

1. Keris dimandikan setiap Bulan Muharam di Pulau Lombok

Pengeraksa Agung Majelis Adat Sasak Lalu Sajim Sastrawan. (IDN Times/Muhammad Nasir)
Ketua Majelis Adat Sasak Lalu Sajim Sastrawan. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Selain berakar dalam tradisi budaya sejarah bangsa, keris juga berperan sebagai jati diri Suku Sasak Lombok. Keris tetap dilestarikan dalam keperluan acara adat, ritual budaya hajatan keluarga maupun sebagai cenderamata atau hadiah.

Sajim menjelaskan setiap tahunnya pada Bulan Muharam, keris mendapatkan perhatian khusus dari masyarakat Sasak di Lombok. Keris dan benda-benda pusaka lainnya dimandikan dan ditempatkan pada tempat yang cukup tinggi dengan salah satu ritual yang disebut "Mandian Keris".

"Ritual memandikan keris (mandian keris) ini dilaksanakan pada setiap bulan Muharam setiap tahunnya dan tahun ini ritual yang kelima kalinya," kata Sajim, Sabtu (28/6/2025).

Dia menjelaskan penyelenggaraan ritual ini sebagai salah satu ekspresi budaya dalam rangka melestarikan dan mengembangkan benda cagar budaya kekayaan intelektual milik Suku Sasak. Ritual mandian keris merupakan salah satu daya tarik wisata budaya di Pulau Lombok,

"Kegiatan ini bukanlah milik pemerintah daerah komunitas maupun individu, ini merupakan gawe kita bersama. Jangan menjadi penonton di rumah sendiri, ikutlah berperan dalam membangun budaya untuk daerah Lombok Barat," ajak Sajim.

Ritual mandian keris ini dilakukan pada awal Bulan Muharam pada setiap tahunnya. Ritual ini dimulai setelah isya dan berlangsung hingga dini hari. Sesepuh dan para tokoh adat memimpin upacara pemandian keris dan benda-benda pusaka lain, seperti tombak dan pedang.

2. Perlu diangkat menjadi event pariwisata

Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno menyerahkan hadiah keris pusaka Lombok kepada peraih podium dua MotoGP Mandalika 2023 Maverick Vinales, Minggu (16/10/2023). (Dok. Istimewa)
Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno menyerahkan hadiah keris pusaka Lombok kepada peraih podium dua MotoGP Mandalika 2023 Maverick Vinales, Minggu (16/10/2023). (Dok. Istimewa)

Bupati Lombok Barat Lalu Ahmad Zaini mengatakan mandian keris merupakan ritual budaya yang sangat sakral dan perlu dilestarikan. Menurutnya, kegiatan-kegiatan seperti ini perlu diangkat menjadi event pariwisata sehingga akan memberikan dampak pertumbuhan ekonomi kepada seluruh masyarakat Lombok Barat.

Dia meminta agar ritual mandian keris harus ditata sedemikian rupa, seluruh budaya dan tradisi leluhur diangkat ke permukaan serta dikemas dalam sebuah acara yang menarik. Sehinga akan mudah dinikmati oleh wisatawan dari seluruh dunia. Zaini mengatakan event budaya seperti ini nantinya akan masuk kalender pariwisata Lombok Barat

"Jika event-event ini masuk dalam kalender pariwisata Lombok Barat tentu ini akan menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung sehingga dapat menghasilkan PAD bagi Lombok Barat," ujarnya.

3. Melestarikan budaya leluhur

1751110128925.jpg
Bupati Lombok Barat Lalu Ahmad Zaini. (dok. Istimewa)

Zaini mengungkapkan, ada mimpi yang harus diwujudkan secara bersama dalam rangka melestarikan budaya leluhur di Lombok Barat. Dia ingin agar seluruh budaya leluhur bisa ditampilkan supaya dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan.

Ritual mandian keris sebagai wadah untuk mempromosikan agenda-agenda budaya tahunan sehingga akan bisa dinikmati oleh masyarakat maupun wisatawan mancanegara. Zaini berjanji kegiatan seperti ini akan diberikan ruang yang lebih besar dan kemas lebih menarik lagi.

"Kita semua mengambil peran dengan segala potensi dan kemampuan yang yang dimiliki, untuk menyosialisasikan kegiatan-kegiatan seperti ini sehingga akan memiliki daya tarik yang luar biasa untuk pembangunan Lombok Barat ke depan," harapnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
SG Wibisono
EditorSG Wibisono
Follow Us