Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kepala Disnakertrans NTB I Gede Putu Aryadi. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Mataram, IDN Times - Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi NTB mengungkapkan penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) tujuan Malaysia Barat ditutup sementara sejak April 2025. Namun, penempatan PMI tujuan Malaysia Timur tetap dibuka.

Kepala Disnakertrans NTB I Gede Putu Aryadi mengungkapkan alasan penutupan sementara pengiriman PMI ke Malaysia Barat. Dia mengatakan pekerja migran di Malaysia untuk sektor perkebunan kelapa sawit sudah penuh, dan belum ada job order baru.

"Malaysia Barat tutup sementara. Tapi Malaysia Timur masih dibuka dan gajinya lebih bagus Malaysia Timur sekarang. Malaysia Barat ini mungkin agak penuh (PMI), tutup sementara per April," kata Aryadi di Mataram, Senin (14/4/2025).

1. NTB telah kirim 4.000 pekerja migran ke luar negeri

Ilustrasi pekerja migran Indonesia. (IDN Times/istimewa)

Aryadi menyebut sejak Januari hingga April 2025, NTB telah mengirim sebanyak 4.000 pekerja migran ke sejumlah negara penempatan di luar negeri. Sebagian besar, pekerja migran yang dikirim dengan negara penempatan Malaysia.

Dengan adanya kebijakan penutupan sementara pengiriman PMI ke Malaysia Barat, Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI) menuntaskan job order sebelumnya.

"Artinya, job order baru belum ada. Tapi Malaysia Timur masih tetap buka. Malaysia Barat saja ditutup sementara. Karena perkebunan sawit di sana tetap segitu-gitu aja. Orangnya sudah banyak. Kecuali ada yang pulang, baru diganti lagi, buka job order lagi," terang Aryadi.

2. Timteng buka 12.000 job order PMI sektor formal

ilustrasi tamu yang menginap di hotel (pexels.com/Mikhail Nilov)

Meskipun penempatan PMI tujuan Malaysia Barat ditutup sementara, namun ada peluang untuk pengiriman pekerja migran NTB ke Timur Tengah (Timteng). Aryadi menyebut ada 12.000 job order PMI sektor formal di Timteng pada 2025.

Dia mengatakan negara-negara di Timteng sedang membutuhkan banyak pekerja migran sektor formal seperti pekerja hotel, perawat, barista dan driver.

"Yang kita lirik sekarang itu sektor formal. Cuma memang itu pekerja yang punya skill yang diberangkatkan. Ada 12.000 job order," sebut Aryadi.

Aryadi menjelaskan salah satu syarat PMI sektor formal yang dikirim ke Timteng adalah menguasai bahasa Inggris. Dia mengatakan NTB punya banyak lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan pendidikan vokasi yang sudah punya skill dasar.

Para lulusan SMK dan pendidikan vokasi ini akan dilakukan upskilling supaya dapat mengakses pekerjaan di dalam dan luar negeri sesuai kebutuhan perusahaan.

"Sekarang sudah banyak PMI sektor formal kita ke Timur Tengah. Kita seleksi, ada yang berangkatkan 100 orang, 200 orang, dia kerja sama dengan P3MI di sini," bebernya.

3. Timteng butuh banyak pekerja perhotelan

ilustrasi Tenaga Kerja Indonesia (IDN Times/Nathan Manaloe).

Aryadi mengungkapkan negara-negara di Timteng, banyak membutuhkan pekerja sektor perhotelan dan driver. Namun dia mengatakan bahwa memang seleksinya cukup ketat. Minat warga NTB bekerja di sektor formal di Timteng cukup tinggi, namun masih banyak yang terkendala bahasa Inggris.

Peningkatan kemampuan bahasa asing akan diperkuat dengan dibentuknya Skill Center NTB. "Minat warga NTB tinggi tapi ada kendala bahasa. Kayak kemarin itu syaratnya bisa berbahasa Inggris, dan ada levelnya," jelasnya.

Dari sisi perlindungan, PMI sektor formal cukup terjamin. Begitu juga terkait gaji, pada tahap awal-awal mereka mendapatkan minimal Rp8 juta per bulan.

Editorial Team