Modal Rp500 Ribu, Kini 'The Hungry Sushi' Punya 60 Karyawan

Berkah pemesanan daring, bisa buka gerai saat pandemik

Mataram, IDN Times – The Hungry Sushi merupakan salah satu tempat makan yang digemari oleh banyak orang di Lombok. Sushi yang disuguhkan sudah disesuaikan dengan lidah orang lokal. Tak heran jika bisnis milik Maratus Shalihah atau yang biasa disapa Mara ini berkembang cukup pesat. Bahkan kini sudah memiliki 60 karyawan pada enam gerai yang sudah dibuka.

The Hungry Sushi merupakan salah satu Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Gerainya kini ada di Kota Mataram, Lombok Tengah dan Lombok Timur. Namun siapa sangka, bahwa awal mula merintis bisnis ini, Mara hanya menyiapkan modal Rp500 ribu yang disisihkan dari belanja sayur setiap minggu.

“Modalnya Rp500 ribu, mungkin gak sampai juga. Bisnis ini saya mulai sejak tahun 2017 saat saya pindah ke Lombok dan berhenti bekerja di Jakarta,” kata Mara kepada IDN Times, di Mataram, Senin (5/6/2023).

The Hungry Sushi tidak hanya menyediakan sushi saja, ada juga ramen, udon dan beberapa menu lainnya. Pembeli bisa menikmati sushi dengan cita rasa yang nikmat. Tidak perlu khawatir, sebab ikannya sudah dimasak hingga matang. Tidak seperti sushi di Jepang yang menggunakan ikan mentah.

“Kita sesuaikan dengan lidah lokal, sehingga bisa dinikmati. Meski demikian, karena ada permintaan sushi menggunakan ikan mentah, kita juga menyediakan itu,” ujarnya.

1. Pembukaan gerai dan omzet

Modal Rp500 Ribu, Kini 'The Hungry Sushi' Punya 60 KaryawanOwner The Hungry Sushi, Maratus Shalihah (dok The Hungry Sushi)

Mara mulai membuka gerai pada 2020 lalu. Saat itu, banyak pesanan hampers dari pelanggan. Keuntungannya kemudian ditabung lalu digunakan untuk membuka gerai pertama di Kota Mataram.

Ternyata, The Hungry Sushi mendapatkan ulasan yang baik dari pelanggan. Sehingga banyak yang datang lagi untuk membeli.

Mara mengatakan omzet bulanannya sebesar Rp100 juta. Itu digunakan untuk operasional, seperti membeli bahan dan upah karyawan. Dalam waktu dekat, dirinya akan membuka gerai baru di Provinsi Bali.

“Kita akan buka yang baru di Bali pada bulan November nanti,” ujarnya.

Baca Juga: NTB Produksi 180,5 Ton Udang Vaname Selama 2022

2. Penjualan secara daring

Modal Rp500 Ribu, Kini 'The Hungry Sushi' Punya 60 Karyawanilustrasi medsos (pexels.com/Cottonbro)

Selain membuka gerai, The Hungry Sushi juga tetap menerima pesanan secara daring. Hal ini bertujuan agar pelanggan yang tidak bisa datang ke gerai, tetap bisa menikmati makanan The Hungry Sushi di rumah.

“Kita menerima pesanan secara daring. Bahkan saat pandemik kemarin, 70 persen pesanan itu yang memesan secara daring,” ujarnya.

Mara juga mempromosikan bisnisnya melalui media sosial, seperti Instagram dan TikTok. Sehingga jangakauan promosi bisa lebih luas. Dia berharap bisnisnya berjalan dengan baik, sehingga bisa membuka lebih banyak lagi lapangan pekerjaan bagi warga sekitar.

3. Pembayaran menggunakan QRIS

Modal Rp500 Ribu, Kini 'The Hungry Sushi' Punya 60 KaryawanPembayaran menggunakan QRIS di The Hungry Sushi (dok The Hungry Sushi)

Selain pembayaran tunai, pelanggan juga bisa membayar menggunakan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard). Tujuannya untuk memudahkan pelanggan yang mungkin tidak membawa uang tunai.

“Pembayaran bisa juga pakai debet kartu atm dan QRIS semua bank,” kata Mara.

Sebagai informasi, berikut cara melakukan pembayaran menggunakan QRIS Bank Rakyat Indonesia (BRI). Pertama, masuk ke aplikasi BRImo menggunakan user dan password. Kemudian klik atau pilih QRIS pada bagian tengah bawah BRimo. Setelah itu pindai barcode yang sudah disediakan oleh gerai atau penjual. Jangan lupa untuk memastikan saldo mencukupi untuk melakukan pembayaran.

Baca Juga: Harga Garam di Lombok Merangkak Naik, Pedagang Banyak Jual Garam Impor

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya