Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Kasus DBD Tembus 4.206 di NTB, Tujuh Pasien Meninggal

Kepala Dinkes NTB dr. Lalu Hamzi Fikri. (IDN Times/Muhammad Nasir)
Kepala Dinkes NTB dr. Lalu Hamzi Fikri. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Mataram, IDN Times - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi NTB mencatat kasus demam berdarah dengue (DBD) sepanjang 2024 sebanyak 4.206 kasus. Dari ribuan kasus DBD, tujuh pasien meninggal dunia.

Kepala Dinkes NTB dr. Lalu Hamzi Fikri di Mataram, Selasa (141/2025) mengatakan tujuh pasien DBD yang meninggal dunia terdapat di empat kabupaten/kota. Yaitu, Kota Mataram 3 kasus, Lombok Barat 2 kasus, Kabupaten Sumbawa Barat satu kasus dan Kota Bima satu kasus.

1. Kasus DBD tertinggi di Lombok Barat

Puluhan pasien DBD dirawat di rumah sakit (IDN Times/ Riyanto)
Puluhan pasien DBD dirawat di rumah sakit (IDN Times/ Riyanto)

Fikri menyebutkan ada tiga kabupaten/kota dengan kasus DBD tertinggi di NTB sepanjang 2024. Angka tertinggi DBD pada tahun tersebut terjadi di Lombok Barat sebanyak 1.012 kasus, diikuti Lombok Utara 611 kasus dan Kota Mataram 543 kasus.

Dia mengatakan Dinkes NTB terus mengupayakan pencegahan dan penanganan kasus DBD dengan mendistribusikan logistik untuk kegiatan pencegahan, pengendalian menggunakan insektisida, larvasida, dan alat pengendalian.

Serta alat diagnosa DBD (RDT NS1 Combo), melakukan kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) bersama seluruh Puskesmas secara serentak dan berkala di masing-masing wilayah puskesmas.

"Kemudian berkoordinasi dengan desa serta aparat terkait untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit DBD dan memonitoring kegiatan PSN di masyarakat," terangnya.

2. Deteksi dini kasus DBD

Nyamuk Menggigit (pexels.com/Jimmy Chan)
Nyamuk Menggigit (pexels.com/Jimmy Chan)

Selain itu, Puskesmas melakukan larvasidasi di seluruh rumah yang disurvei dan sekitarnya. Puskesmas juga melakukan sosialisasi ke masyarakat melalui kegiatan-kegiatan seperti posyandu, pertemuan di kantor desa dan sekolah-sekolah terkait dengan pencagahan DBD agar meningkatkan pemahaman masyarakat tentang PSN.

Fikri menambahkan Dinkes NTB bersama Dikes Kabupaten/Kota dan puskesmas gerak cepat dalam merespons setiap alert yang muncul di Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (SKDR) melalui tindakan penyelidikan epidemiologi kurang dari 1x24 jam.

Rekomendasi yang diberikan Dinkes NTB dalam penanganan kasus DBD yakni dengan meningkatkan deteksi dini kasus di Fasilitas Kesehatan seperti Puskesmas, Klinik, Rumah Sakit dengan memanfaatkan RDT NS1 yang sudah didistribusikan ke seluruh Kabupaten/Kota.

Kemudian melaksanakan surveilans ketat sampai peningkatan kasus berakhir salah satunya dengan melakukan surveilans vektor hingga mendapatkan nilai ABJ 100% selama minimal 3 minggu berturut-turut setwlah ditemukan kasus.

"Selain itu, upaya pengendalian vektor dengan PSN 3M plus harus lebih digiatkan bersama dengan seluruh masyarakat, tentunya dengan tetap melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan PSN tersebut dengan indikator Angka Bebas Jentik (ABJ) di atas 95%," paparnya.

3. Cara mengenali gejala awal DBD

Ilustrasi wanita sakit demam batuk (freepik.com/benzoix)
Ilustrasi wanita sakit demam batuk (freepik.com/benzoix)

Selain itu, kata Fikri, meningkatkan dan memberdayakan masyarakat melalui kegiatan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J) secara masif, melakukan survei vektor 1 bulan sekali sesuai dengan Permenkes No.2 Tahun 2023 yaitu 100 rumah sesuai juknis di wilayah lainnya.

Selanjutnya, koordinasi lintas sektor (Pemda, Dinas Pendidikan, TNI/Polri, LSM dalam pelaksanaan PSN dan evaluasinya, serta peningkatan sensitivitas surveilans DBD baik terhadap kasus maupun vektornya.

Fikri meminta masyarakat mewaspadai DBD dengan mengenali fase awalnya yang mirip dengan flu, ditandai dengan rasa nyeri sendi, demam, sakit kepala hebat, hingga mual. Selain itu, timbulnya demam berat yang berlangsung 2 sampai 7 hari juga menjadi gejala DBD.

"Apabila merasakan gejala-gejala tersebut, segera bawa ke fasilitas pelayanan kesehatan," terangnya.

Dikatakan, pencegahan DBD yang paling utama adalah dengan menerapkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat), Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan konsep 3M Plus.

Yakni, menguras dan menyikat bak penampungan air, menutup tempat penampungan air, memanfaatkan/mendaur ulang barang bekas. Plus menggunakan obat nyamuk, penaburan larvasida, pemasangan kawat, dan gotong royong menjaga dan membersihkan lingkungan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Linggauni -
Muhammad Nasir
Linggauni -
EditorLinggauni -
Follow Us