Heboh Gunung di Takari NTT Bergeser, Fakta: Ternyata Tanah Longsor
Kupang, IDN Times - Pemerintah Kabupaten Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat mulai melakukan penanganan material longsor di Kilometer 73 Kecamatan Takari. Longsor ini menyebabkan akses transportasi lintas Pulau Timor dan Timor Leste putus total. Material longsor yang menutupi jalan membuatnya seperti gunung yang berpindah.
"Kami masih terus melakukan upaya membersihkan material longsor. Material longsor yang ada ini sangat padat, karena longsor yang terjadi ini berupa satu gunung di Takari," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kabupaten Kupang Teldi Sanam seperti dikutip dari ANTARA pada Minggu (19/2/2023).
1. Dua rumah warga terpaksa dibongkar
Pemerintah Kabupaten Kupang telah menurunkan alat berat berupa eksavator dan louder untuk menangani material longsor tersebut.
"Kami tetap hati-hati karena masih terus terjadi longsoran di gunung yang longsor itu," ujar Teldi Sanam.
Teldi menyebutkan bahwa terdapat dua rumah semi permanen milik warga yang terpaksa dibongkar. Hal ini bertujuan agar memudahkan tim dalam menanggulangi bencana longsor tersebut.
"Dua rumah warga itu dibongkar, sehingga proses pemindahan material longsor dilakukan dengan cepat," ujarnya.
2. Rumah yang dibongkar akan dibangun kembali
Dua rumah warga yang dibongkar itu akan dibangun lagi ketika proses penanggulangan bencana longsor telah selesai dilakukan. Semua pihak berharap penanggulangan bencana longsor itu bisa dilakukan dengan cepat.
Pemerintah Kabupaten Kupang juga sedang mencari jalan alternatif agar akses transportasi lintas Pulau Timor bisa normal kembali, sambil menunggu penanganan material longsor selesai.
3. Dimulai dengan longsor kecil
Dia menjelaskan tanda-tanda terjadi longsor sudah terlihat pada pekan lalu namun longsor yang terjadi masih kecil dan tidak pernah diduga akan terjadi longsor yang besar.
Tanah longsor di Takari, Kabupaten Kupang terjadi pada Jumat (17/2) malam, menyebabkan akses transportasi yang menghubungkan wilayah Kabupaten Timor Tengah Selatan, Kabupaten Timor Tengah Utara, Kabupaten Belu, Kabupaten Malaka, serta Timor Leste putus total.
