Kepala BPS NTB Wahyudin. (IDN Times/Muhammad Nasir)
Wahyudin menyebutkan terdapat prospek positif yang dapat memicu pemulihan ekonomi NTB. Diantaranya, produksi katoda tembaga mulai dilakukan di smelter sebagai hasil hilirisasi, berpotensi meningkatkan ekspor produk olahan.
Kemudian efek dari hilirisasi tembaga diharapkan memunculkan industri hilir seperti industri kabel, industri pupuk dari hasil sampingan produksi tembaga yang tentunya akan memacu perekon omian daerah.
Selain itu, perdagangan dalam negeri yaitu asam sulfat yang dikirim dari NTB pada Maret 2025 sebesar 37.602 ton ke Gresik. Asam sulfat merupakan produk sampingan yang bernilai ekonomi misalnya untuk pupuk atau industri kimia dari proses pengolahan bijih logam di smelter.
Selanjutnya, program Makan Bergizi Gratis (MBG) menciptakan permintaan besar terhadap produk pangan lokal, memacu perputaran dana pada sektor transportasi terkait distribusi MBG.
Multiplier efek dari program MBG akan meningkatkan uang beredar di masyarakat. Dia mengatakan pertumbuhan ekonomi sektor pertanian sebesar 10,28 persen pada triwulan I 2025 dipicu peningkatan produksi dan jagung di NTB. Pertumbuhan sektor pertanian ini merupakan pertumbuhan tertinggi selama 4 tahun terakhir. Sektor tersebut menyerap tenaga kerja di NTB sebesar persen 32,50 persen.
Peningkatan produksi padi dan jagung sebagai sinyal kesiapan sektor pangan. Total potensi produksi padi triwulan l 2025 diperkirakan mencapai 395,65 ribu ton gabah kering giling (GKG) atau mengalami peningkatan sebesar 141,09 ribu ton GKG (55,43 persen) dibandingkan produksi padi pada triwulan I-2024 yang sebesar 254,56 ribu ton GKG.
Selain padi, komoditas jagung juga mengalami pertumbuhan produksi yang signifikan. Peningkatan signifikan ini salah satunya disebabkan karena pergeseran musim panen, dimana tahun ini panen sudah mulai pada bulan Maret.
Wahyudin menambahkan, wisatawan mancanegara meningkat 25,30 persen menunjukkan potensi pasar pariwisata global pulih. Jumlah tamu menginap di hotel meningkat 17 ribu orang dibandingkan triwulan I 2024 atau meningkat dari 409 ribu orang pada triwulan I 2024 menjadi 426 ribu orang pada triwulan I 2025 atau meningkat 4,08 persen.
Peningkatan jumlah tamu ini hanya terjadi pada tamu yang berasal dari luar negeri yang meningkat hingga 25,30 persen. Sementara itu, tamu yang berasal dari dalam negeri turun 4,24 persen.
Sedangkan konsumsi masyarakat NTB tumbuh 4,18 persen, hal ini menopang pertumbuhan perekonomian NTB dan juga menggambarkan daya beli masyarakat NTB tumbuh positif.
Wahyudin meminta pemerintah mengakselerasi realisasi belanja pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi NTB pada triwulan II 2025. Dia mengatakan komponen belanja konstruksi perlu dikeluarkan dari klasifikasi efisiensi Inpres No.1 Tahun 2025 serta mendorong percepatan tender dini dan revisi DPA untuk sektor padat karya.
Selain itu, pemerintah perlu memberikan insentif fiskal dan pajak dengan mempertimbangkan keringanan pajak lokal dan retribusi bagi sektor terdampak. Berikan stimulus fiskal kepada UMKM untuk menjaga daya beli dan tenaga kerja.
Potensi pertanian NTB dan berbagai produk unggulan di NTB harus terus ditingkatkan dari sisi ketersediaan dan peningkatan kualitas dalam rangka mendukung program MBG.
Pengembangan agro industri di NTB harus terus ditingkatkan dari sisi kualitas dan memenuhi standar dari sisi kemasan sehingga bisa menjadi produk unggulan yang bisa dipasarkan.
Serta terus berkembangnya industri hilirisasi untuk terus meningkatkan peranan sektor industri dalam perekonomian NTB dengan terciptanya kawasan industri di lokasi smelter.