Dewan UNESCO Global Geopark Rekomendasikan Rinjani Dapat 'Green Card'

Mataram, IDN Times - Dewan UNESCO Global Geopark (UGGp) merekomendasikan Geopark Rinjani Lombok mendapatkan green card atau kartu hijau. Manajer Litbang dan Kerja Sama Antar Lembaga Badan Pengelola Rinjani Lombok UGGp, Meliawati Ang menjelaskan pada 5 – 6 September 2025 telah dilaksanakan Sidang Dewan UNESCO Global Geopark ke-10. Ini sebagai rangkaian dari kegiatan the 11th International Conference on UNESCO Global Geopark di Kutralkura UNESCO Global Geopark di Chile.
Hampir 150 observer atau peninjau dari anggota institusi UNESCO Global Geopark menghadiri sidang ini baik secara langsung maupun online. Melia menjelaskan pada kesempatan ini, 2 orang dari Geopark Rinjani Lombok menghadiri sidang secara online. Dewan UNESCO Global Geopark merekomendasikan Geopark Rinjani Lombok mendapatkan status green card.
1. Geopark Rinjani direkomendasikan dapat green card

Melia mengatakan Dewan UNESCO Global Geopark terdiri dari 12 orang yang ditetapkan oleh Direktur Umum UNESCO dan 4 ex-officio yang berasal dari IUGS, IUCN, Global Geoparks Network (GGN) dan UNESCO. Sidang ini membahas penilaian terhadap aspiring UNESCO Global Geopark, pengusulan perluasan kawasan geopark dan revalidasi 44 UNESCO Global Geopark.
Pada tahun ini, Indonesia memiliki 3 geopark yang dinilai ulang yaitu Ciletuh Palabuhanratu UGGp yang sebelumnya mendapat green card tahun 2022, Rinjani Lombok UGGp yang mendapat green card di tahun 2022 dan Toba Caldera UGGp mendapat yellow card di tahun 2023.
"Dalam sidang ini Rinjani Lombok direkomendasikan mendapat kartu hijau oleh para evaluator berdasarkan hasil evaluasi dokumen dan asesmen lapangan yang dilakukan sejak Bulan Maret hingga Juli 2025 lalu," ungkap Meliawati di Mataram, Kamis (11/9/2025).
2. Dua rekomendasi belum diselesaikan secara sempurna

Dijelaskan, pada 2022, Rinjani Lombok mendapatkan 5 rekomendasi terkait visibilitas, infrastruktur pasca gempa 2018, pemberdayaan masyarakat, infrastruktur edukasi untuk pengunjung, dan manajemen Gili Trawangan, Meno dan Air yang berkelanjutan. Dari 5 rekomendasi ini, asesor menilai Geopark Rinjani Lombok telah berusaha memenuhi seluruh rekomendasi, namun terdapat 2 rekomendasi yang belum diselesaikan secara sempurna.
Rekomendasi tersebut terkait visibilitas, dimana di kawasan geopark telah terdapat informasi geopark dalam 3 bahasa yaitu Indonesia, Inggris dan Sasak. Namun masih banyak disajikan secara terpisah, dan manajemen wisata di 3 Gili, dimana beberapa pembangunan infrastruktur hijau belum selesai serta terdapat tantangan pada masalah sampah.
Meliawati menambahkan pada kegiatan tersebut, Dewan UNESCO Global Geopark Prof. Setsuya Nakada mempresentasikan hasil Revalidasi. Para audiens yang berasal dari UGGp Council tidak banyak memiliki pertanyaan ataupun sanggahan.
"Semoga saja hal ini dikarenakan nama Rinjani Lombok yang cukup dikenal karena keaktifannya dalam jarigan geopark maupun program-program pemberdayaan masyarakat yang berorientasi lingkungan," kata Meliawati.
Sehingga tidak butuh waktu lama bagi para anggota Dewan Global Geopark untuk menyepakati pemberian rekomendasi ‘green card’ pada Rinjani-Lombok UNESCO Global Geopark. Green Card memiliki arti bahwa geopark yang bersangkutan dapat terus menjadi bagian dari UNESCO Global Geopark selama kurun waktu 4 tahun ke depan.
3. Keputusan resmi diumumkan di Paris tahun 2026

Dia menjelaskan hasil keputusan sidang Dewan UNESCO Global Geopark masih bersifat rekomendasi. Hasil rekomendasi ini selanjutnya akan dilaporkan kepada UNESCO, dan keputusan resmi pemberian Green Card akan dilaksanakan dalam Sidang Tahunan UNESCO di Paris pada April 2026.
Usai sidang, UNESCO akan memberikan surat resmi terhadap status Green Card beserta rekomendasi-rekomendasi dari Dewan UNESCO Global Geopark. Rekomendasi-rekomendasi saat ini sedang disusun oleh Dewan UNESCO Global Geopark berdasarkan temuan dan laporan evaluator serta akan menjadi salah satu penilaian pada 4 tahun yang akan datang.
Disebutkan, selain merekomendasikan Rinjani Lombok UGGp untuk mendapatkan Green Card, 2 UGGp lain di Indonesia yaitu Ciletuh-Palabuhanratu dan Toba Caldera juga mendapat kartu hijau. Kemudian Dewan UNESCO Global Geopark merekomendasikan untuk menetapkan 12 UGGp baru, penyetujuan perluasan kawasan geopark di 2 UGGp China, 38 kartu hijau dan 6 kartu kuning untuk UGGp yang direvalidasi tahun ini. Dengan demikian, pada tahun 2026 akan terdapat 241 UGGp yang berasal dari 51 negara di seluruh dunia.