Bupati Lotim Susun Regulasi Pendakian Rinjani, Wisman Wajib Menginap

Lombok Timur, IDN Times – Pemerintah Kabupaten Lombok Timur (Lotim) mempercepat penyusunan regulasi pendakian ke Gunung Rinjani melalui jalur Sembalun. Hal ini dilakukan menyusul terjadinya kasus kecelakaan lagi yang menimpa pendaki asal Swiss, Benedict Marcel.
Insiden ini terjadi tak lama setelah pendaki asal Brasil, Juliana Marins, juga meninggal dunia di gunung tersebut. Bupati Lotim, Haerul Warisan menegaskan bahwa regulasi ini dirancang untuk meminimalisir risiko kecelakaan sekaligus menjaga reputasi daerah.
"Kami ingin mengurangi angka kecelakaan dan menjaga nama baik Lotim sebagai destinasi pendakian yang aman," ujar Warisin.
1. Soroti pendaki mancanegara

Orang nomor satu di Gumi Selaparang ini menyoroti bahwa mayoritas korban kecelakaan adalah pendaki atau wisatawa mancanegara (wisman). Sebab banyak dari mereka langsung mendaki begitu tiba di Bandara Internasional Lombok (BIL) tanpa istirahat, briefing, atau pemeriksaan kesehatan. Padahal, tidak diketahui apakah mereka pemula atau berpengalaman.
"Karena itu kita ingin mereka ini istirahat dulu di Sembalun sebelum mereka mendaki," ujarnya.
2. Wajibkan pendaki menginap di Sembalun

Regulasi baru yang sedang disusun yaitu, mewajibkan bagi pendaki untuk istirahat dan briefing di Sembalun sebelum pendakian. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan kesehatan dan pengalaman pendakian untuk memastikan kesiapan fisik dan teknis.
"SOP Pendakian yang akan dijelaskan petugas terkait, melibatkan Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) dan tim rescue," sebutnya.
Bupati mengakui bahwa layanan pemeriksaan kesehatan akan dikenakan biaya, namun pendaki asal Lotim dibebaskan dari pembayaran.
"Wisatawan domestik luar Lotim dan mancanegara akan dikenakan tarif, tapi warga lokal gratis," tegasnya.
3. Hanya berlaku untuk jalur Sembalun

Regulasi ini khusus diterapkan di jalur Sembalun (Lotim) dan tidak mencakup rute lain seperti Senaru (Lombok Utara) dan jalur lainnya. Implementasinya akan segera dimulai bersamaan dengan pelatihan vertical rescue dan rapat koordinasi lanjutan.
"Kami ingin Rinjani tak hanya terkenal dengan keindahannya, tapi juga menjamin keselamatan setiap pendaki," pungkas Warisin.