Belum Ada Investor Berinvestasi di Industri Turunan Smelter AMNT

Mataram, IDN Times - Proyek pembangunan smelter PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) di Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) telah mencapai 97 persen.
Proyek ini ditargetkan tuntas pada 2024 termasuk commisioning sehingga tahun depan konsentrat emas dan tembaga sudah bisa diolah di NTB. Namun, tuntasnya pembangunan smelter tidak diikuti masuknya investasi di bidang industri turunannya, seperti pabrik semen dan pupuk.
Kepala Dinas Perindustrian Provinsi NTB Nuryanti mengatakan banyak investor yang berminat tetapi masih terkendala belum adanya Pengelola Kawasan Industri Smelter di Sumbawa Barat.
"Industri turunan smelter banyak sekali peminatnya ingin mau masuk. Cuma permasalahannya itu harus ada kawasan industri smelter. PR (pekerjaan rumah) sekarang, pengelola kawasan industri smelter belum ada," kata Nuryanti dikonfirmasi IDN Times, Selasa (30/7/2024).
1. PT AMMAN sanggup menjadi pengelola kawasan industri smelter

Nuryanti menjelaskan kawasan industri smelter di Sumbawa Barat sudah siap dari sisi ketersediaan lahan. Namun, PT AMNT masih fokus untuk menyelesaikan pembangunan smelter untuk saat ini.
PT AMMAN sudah sanggup untuk menjadi Pengelola Kawasan Industri Smelter di Sumbawa Barat dengan ketersediaan lahan sekitar 160 hektare. Untuk menjadi kawasan industri, kata Nuryanti, minimal luas lahan 60 hektare. Sementara saat ini sudah ada 160 hektare lahan yang sudah siap di sana
"Tapi sudah ada kesanggupan PT AMMAN sebagai pengelola kawasan industri. Artinya, setelah 2024 selesai pembangunan smelter, commisioning sudah dilakukan, mungkin sudah bisa mulai konsentrasi di kawasan industri turunan," terangnya.
2. Usulkan kawasan industri smelter masuk RPJMN 2024-2029

Nuryanti menambahkan Kawasan Industri Smelter di Sumbawa Barat sedang diusulkan masuk dalam RPJMN 2024-2029. Jika masuk RPJMN, maka akan menjadi kawasan prioritas nasional.
Dengan demikian, pengembangan kawasan industri turunan smelter menjadi fokus pemerintah pusat lima tahun mendatang. Ia menyebutkan sejumlah investor sudah bertanya ke PT Amman Mineral Internasional (AMIN), pemerintah pusat dan pemerintah daerah terkait industri turunan smelter.
"Ada beberapa yang berniat masuk kayak Semen Gresik," sebut Nuryanti.
3. AMNT juga bangun bandara

Pembangunan smelter AMNT dikerjakan China Nonferrous Metal Industry's Foreign Engineering and Construction Co., Ltd. (NFC) dan PT. PIL Indonesia. Smelter yang dibangun kapasitasnya lebih kecil dari rencana awal 1,3 juta ton per tahun menjadi 900 ribu ton per tahun.
Selain membangun smelter atau pabrik pengolahan tembaga, AMNT pembangunan bandara internasional di Desa Kiantar, Kecamatan Poto Tano, Sumbawa Barat.
Pembangunan Bandara Kiantar Sumbawa Barat milik PT. AMNT ditargetkan tuntas pada 2024, sama seperti target pembangunan smelter di wilayah Kecamatan Maluk, Sumbawa Barat. Bandara Kiantar dibangun pada lahan seluas 100 hektare dengan panjang landasan pacu atau runway 2.100 meter.