65 Tahun Menjual Kue Sarimuke, Sairah Wariskan Resep hingga ke Cicit

Mataram, IDN Times - Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) memiliki kuliner khas yang beragam. Salah satunya kue sarimuke, kuliner khas Lombok yang masih bertahan di Kota Tua Ampenan, Kota Mataram.
Kue Sarimuke paling banyak diburu masyarakat di Pulau Lombok saat bulan Ramadan. Tak banyak masyarakat yang membuat jajanan ini di rumah. Meski demikian, kue ini masih dapat dijumpai di Kampung Tangsi, Kelurahan Ampenan Selatan, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram.
1. Tetap dipertahankan secara turun temurun

Salah seorang warga Kampung Tangsi Ampenan Selatan yang tetap melestarikan kue sarimuke adalah Sairah. Sairah belajar membuat kue sarimuke dari mertuanya puluhan tahun silam sejak menikah dan punya satu anak. Keahlian dan resep membuat kue sarimuke diwariskan secara turun temurun kepada anak hingga cicitnya.
"Sampai sekarang, saya sudah punya buyut (cicit, red) atau tiga generasi. Saya tetap membuat kue sarimuke. Saya belajar membuat kue sarimuke dari mertua dulu," tutur Sairah saat berbincang dengan IDN Times ditemui di rumahnya, Jumat (29/9/2023).
Sairah sudah cukup familier pada masyarakat setempat dalam membuat kue sarimuke. Jika ada masyarakat yang mencari kue sarimuke untuk acara hajatan, banyak yang memesan darinya.
"Di wilayah sini, ada tiga orang warga yang tetap membuat kue sarimuke. Saya sudah 65 tahun membuat kue sarimuke. Sekarang dilanjutkan anak-anak semua," ungkapnya.
2. Banyak pesanan saat Ramadan

Kue sarimuke terbuat dari beras ketan, tepung, gula merah dan santan. Kue sarimuke berbentuk jajanan dua lapis dengan rasa gurih dan manis. Bagian atasnya terbuat dari adonan gula merah.
Kue tradional khas Lombok ini paling banyak dicari setiap bulan Ramadan. Pada hari-hari biasa, Sairah biasanya membuat kue sarimuke sebanyak dua dulang atau nampan ukuran besar. Tetapi saat bulan Ramadan, karena banyaknya pesanan bisa sampai 5 - 10 nare.
"Kue ini biasa dibuat ketika puasa Ramadan. Karena banyak yang suka untuk berbuka puasa sehingga kita buat setiap hari," tuturnya.
Dalam satu nare dijual seharga Rp125 ribu. Satu nare kue sarimuke, bisa dipotong-potong menjadi 30 sampai 40 bagian. Selain itu, kue sarimuke juga dijual keliling kampung dengan harga Rp2.500 per potong. Dua potong kue sarimuke, dapat dijumpai di pasar ACC Ampenan dan Pasar Kebon Roek Ampenan Kota Mataram yang dalam kemasan mika.
3. Tanpa bahan pengawet, ada yang pesan dari luar NTB

Sairah menyatakan dirinya tetap mempertahankan rasa khas kue sarimuke. Sehingga dalam membuat kue tradisional ini, tidak memakai bahan pengawet. Pembuatan juga masih dilakukan secara manual tanpa menggunakan mesin.
"Bahannya asli semua, tidak memakai pemanis buatan. Kita menggunakan gula aren dan gula pasir," terangnya.
Kue yang dibuat bisa bertahan sampai sehari semalam. Kue khas Lombok ini juga ada yang memesan dari Bali, Surabaya hingga Jakarta.
"Kalau dibawa ke Jakarta, atau luar daerah kita pakai mika yang ukuran besar," kata nenek berusia 65 tahun ini.