6 Imigran Gelap Asal China Gagal ke Australia, Kini Diamankan di NTT

Kupang, IDN Times - Polres Rote Ndao menangkap 6 warga negara asing (WNA) asal China yang terkatung-katung di perairan Rote Ndao pasca ditolak masuk otoritas Australia. 6 warga Negara China ini ditemukan dalam sebuah kapal fiber warna putih bersama 5 warga negara Indonesia (WNI) asal Sulawesi Tenggara (Sulteng), Minggu (4/5/2025).
Keenam warga China ini ialah You Zhang (P), Shangeo Li (P), Yu Zhang (P), Jun Li (P), Yan Ma (W) dan Yu Si Fu (P). Sementara kelima WNI asal Sulteng adalah Karno (P), Yosep (P), Terling (P), Sarisi (P) dan Sain (P).
1. Berangkat dari Sulteng

Kapolres Rote Ndao, AKBP Mardiono, mengatakan para imigran gelap ini berlayar dari Sulteng pada 30 April 2025 menggunakan Kapal SIRISI - PASRA 007. Mereka kemudian tiba di Australia pada 2 Mei 2025.
Seluruh imigran gelap ini ditangkap otoritas Australia karena menyeberang secara ilegal dan tanpa dokumen resmi. Setelahnya mereka ditolak kembali ke wilayah Indonesia.
"Mereka ditemukan Polisi Perbatasan Perairan Australia dan kapal mereka langsung dibakar," jelas Mardiono.
Para imigran ini dipindahkan ke kapal lain dengan makanan dan bahan bakar minyak (BBM) yang hanya cukup sampai ke perairan Rote Ndao.
2. Sulit berlabuh di Rote

Namun mereka tidak mampu berlabuh ke Pelabuhan Batutua. Kapal ini terkatung-katung di perairan Rote Ndao dan dilihat oleh Bhabinkamtibmas Desa Batutua, Aipda Edy Suryadi. Ia kemudian melaporkannya ke Kapolres Rote Ndao, AKBP Mardiono, yang tiba di lokasi pukul 09.00 WITA.
"Kapal ini tanpa identitas dan tanpa bendera. Mereka coba berlabuh di Pelabuhan Batutua tapi tidak bisa karena kondisi laut yang ekstrem. Kami putuskan kapal diarahkan untuk berlabuh di Pelabuhan Oebou setelah BBM ditambahkan," jelas dia.
3. Diperiksa polisi

Saat ini para imigran gelap berada di Mapolres Rote Ndao. Mereka ditahan sementara dan menjalani pemeriksaan secara intensif oleh unit reskrim Polres Rote Ndao.
Mardiono juga mengatakan hanya satu dari enam WNA China yang dapat berbahasa Inggris ketika petugas melakukan pengumpulan bahan dan keterangan (pulbaket).
"Satu orang yang bisa berbahasa inggris sehingga menjadi translator bagi personel kami saat melakukan pulbaket," kata Mardiono.