Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

'Seasonal Affective Disorder', Kesedihan yang Muncul saat Musim Hujan

Pinterest

Pernahkah kamu bertanya atau terlintas pertanyaan di pikiranmu, kenapa seringkali adegan dramatis dalam film digambarkan terjadi di bawah hujan? Khususnya dalam genre romance atau dalam suasana kegalauan.

Rupanya dalam dunia nyata pun ada yang sering mengidentikan hujan dengan galau, seperti kalimat “hujan itu harusnya menghasilkan genangan, bukan kenangan". Kalimat tersebut adalah penggambaran bahwa dalam kondisi hujan, kegalauan itu erat dirasakan. Tapi kenapa sih harus ketika hujan?

Berikut pembahasan tentang fenomena seasonal affective disorder, kesedihan yang muncul ketika perubahan musim, khususnya saat musim hujan.

1. Fenomena seasonal affective disorder

Pinterest

Ada sebuah fenomena yang dinamakan Seasonal Affective Disorder (SAD), yaitu kesedihan yang terjadi musiman. Seasonal affective disorder adalah jenis depresi yang dipicu oleh perubahan musim, biasanya saat suhu udara mulai dingin. Kondisi ini biasanya akan membaik ketika cuaca menjadi lebih cerah.

Di negara empat musim, fenomena ini bisa terjadi juga di kala musim salju. Sedangan di negara yang hanya dua musim, fenomena ini terjadi di musim hujan. Merasa sedikit down selama musim yang lebih dingin adalah hal yang wajar. Namun, seasonal affective disorder adalah kondisi yang lebih dari sekadar penurunan suasana hati. Gejalanya lebih mirip seperti depresi.

2. Penyebab seasonal affective disorder

Pinterest

Ketika musim hujan, hanya mendung dan dingin yang dapat dilihat dan dirasakan. Kondisi ini membuat matahari jarang terlihat. Rupanya ketiadaan matahari yang hadir itu membuat produksi hormon kebahagiaan kamu berkurang. Akibatnya, rasanya agak sulit untuk bisa merasakan kebahagiaan.

Kemudian dalam kondisi hujan, biasanya kita lebih banyak berdiam di rumah, di suatu tempat, dan terisolasi. Apalagi di masa pandemik kemarin. Akhirnya tidak banyak kegiatan yang dilakukan, sementara otak tetap membutuhkan sesuatu untuk dipikirkan dan untuk diolah dipikiran.

Nah, karena itulah terjadi overthinking, galau, ingat masa lalu, ingat mantan, ingat penyesalan, apalagi kalau kenangannya terjadi di bawah hujan.

3. Faktor yang meningkatkan seasonal affective disorder

Pinterest

Adapun faktor yang dapat meningkatkan risiko seasonal affective disorder antara lain sejarah keluarga, gangguan bipolar, dan tinggal jauh dari garis khatulistiwa. Orang dengan seasonal affective disorder mungkin lebih cenderung memiliki anggota keluarga dengan seasonal affective disorder atau bentuk depresi lainnya.

Selain itu, gangguan bipolar menjadi faktor yang dapat meningkatkan seasonal affective disorder. Gejalanya dapat memburuk secara musiman jika memiliki gangguan bipolar ini. Fenomena seasonal affective disorder ini juga tampaknya lebih banyak terjadi di antara orang-orang yang tinggal jauh di utara atau selatan khatulistiwa.

4. Cara mencegah seasonal affective disorder

Pinterest

Ada beberapa cara untuk mencegah fenomena seasonal affective disorder, antara lain:

1. Rutin berolahraga

Olahraga dengan rentang waktu 3 sampai 5 hari seminggu, selama 30 sampai 45 menit setiap olahraga. Kamu dianjurkan olahraga yang bersifat aerobik dengan intensitas sedang, seperti jalan cepat, dan bersepeda santai.

2. Mengatur pola makan

Pengaturan yang meliputi keteraturan jadwal makan, jenis makanan, dan jumlah kandungan kalori. Kamu dianjurkan diet dengan seimbang dan mengonsumsi makanan yang kaya vitamin D, seperti telur, dan sarden.

3. Terkena sinar matahari

Kamu bisa mencegah fenomena ini dengan berjemur di pagi atau sore hari dan membuka jendela rumah supaya kamu terpapar dengan sinar matahari.

Selain cara pencegahan di atas, kamu juga dapat mencegah seasonal affective disorder dengan mengusahakan untuk tidur cukup dan berkualitas, menjadwalkan waktu untuk tidur dan bangun setiap hari sebagai upaya menormalkan pola tidur. Kamu juga tetap terhubung dengan orang-orang tersayang dan lingkungan sosial kamu.

Itulah pembahasan tentang fenomena seasonal affective disorder, kesedihan yang muncul ketika perubahan musim, khususnya di musim hujan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Linggauni
EditorLinggauni
Follow Us