Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

8 Cara Menciptakan Suasana Ramadan yang Menyenangkan untuk Anak-anak

potret ayah, ibu, dan anak (pexels.com/Monstera Production)

Ramadan adalah bulan yang penuh berkah dan momen spesial bagi umat Muslim di seluruh dunia. Bagi orangtua, Ramadan juga menjadi kesempatan emas untuk mengenalkan nilai-nilai Islam kepada anak-anak dengan cara yang menyenangkan. Namun, sering kali anak-anak merasa Ramadan sebagai bulan yang penuh aturan, seperti harus bangun sahur lebih awal, berpuasa sepanjang hari, dan mengikuti ibadah tarawih yang terasa panjang.

Agar anak-anak bisa menikmati bulan Ramadan dengan sukacita, penting bagi orang tua untuk menciptakan suasana yang hangat dan penuh kebersamaan. Tidak hanya mengajarkan mereka tentang pentingnya puasa, tetapi juga melibatkan mereka dalam berbagai kegiatan yang membuat mereka merasa Ramadan adalah bulan yang istimewa. 

Berikut ini adalah delapan cara yang bisa dilakukan untuk menciptakan suasana Ramadan yang menyenangkan bagi anak-anak.

1. Menghias rumah dengan dekorasi ramadan

ilustrasi Ramadan 2025 (pexels.com/Thirdman)

Anak-anak cenderung lebih bersemangat jika mereka melihat sesuatu yang baru dan menarik. Menghias rumah dengan dekorasi bertema Ramadan, seperti lampion, hiasan bulan sabit dan bintang, atau membuat kalender Ramadan, bisa menjadi cara efektif untuk membangun antusiasme mereka terhadap bulan suci ini.

Libatkan anak-anak dalam proses mendekorasi rumah, seperti membuat hiasan dari kertas, menggambar, atau menyusun lampu-lampu kecil di ruang keluarga. Dengan cara ini, mereka akan merasa bahwa Ramadan adalah momen spesial yang pantas dirayakan dengan penuh kegembiraan.

2. Melibatkan anak dalam menyiapkan menu sahur dan berbuka

ilustrasi menyiapkan makanan bersama anak (pexels.com/Monstera Production)

Memasak bersama bisa menjadi kegiatan yang menyenangkan bagi anak-anak. Biarkan mereka membantu menyiapkan makanan sahur dan berbuka, seperti mencuci buah atau menghias minuman berbuka.

Selain membuat mereka merasa lebih terlibat, kegiatan ini juga bisa menjadi kesempatan untuk mengajarkan mereka tentang makanan sehat serta makna bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah selama Ramadan.

3. Membacakan kisah islami sebelum tidur

ilustrasi ibu dan anak (pexels.com/Monstera Production)

Salah satu cara terbaik untuk mengenalkan anak-anak pada nilai-nilai Islam adalah dengan membacakan kisah-kisah Islami sebelum tidur. Pilih cerita yang menarik, seperti kisah para nabi, sahabat Rasulullah, atau cerita tentang keutamaan Ramadan dan puasa.

Selain menambah wawasan anak tentang agama, membacakan kisah-kisah Islami juga bisa menjadi momen bonding antara orang tua dan anak. Anak-anak akan lebih mudah memahami nilai-nilai kebaikan jika disampaikan dalam bentuk cerita yang menarik.

4. Mengajak anak untuk berlatih puasa secara bertahap

ilustrasi seorang ayah mengajarkan doa berbuka puasa kepada anak (pexels.com/Timur Weber)

Jika anak-anak belum terbiasa berpuasa, tidak perlu langsung memaksakan mereka untuk berpuasa penuh. Biarkan mereka mencoba berpuasa setengah hari terlebih dahulu, kemudian tingkatkan secara bertahap sesuai dengan kemampuan mereka.

Beri mereka pujian dan semangat atas usaha mereka, meskipun belum bisa berpuasa penuh. Dengan cara ini, mereka akan lebih termotivasi untuk mencoba lagi di hari-hari berikutnya dan tidak merasa tertekan saat menjalani ibadah puasa.

5. Menonton film atau animasi islami bersama

ilustrasi menonton bersama anak di laptop (pexels.com/Monstera Production)

Sebagian anak-anak cenderung lebih tertarik belajar dari hal-hal visual. Menonton film atau animasi Islami bisa menjadi cara menyenangkan untuk mengenalkan mereka pada Ramadan, kisah nabi, dan ajaran Islam.

Pilih film yang sesuai dengan usia mereka dan diskusikan pesan moral yang bisa diambil setelah menonton. Hal ini tidak hanya membuat Ramadan lebih menyenangkan, tetapi juga memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang nilai-nilai Islam.

6. Mengajarkan anak berbagi dengan sesama

ilustrasi memotong kue untuk dibagikan (pexels.com/Werner Pfennig)

Ramadan adalah bulan penuh berkah dan waktu yang tepat untuk mengajarkan anak-anak tentang pentingnya berbagi. Libatkan mereka dalam kegiatan sosial, seperti menyiapkan paket makanan untuk berbuka puasa bagi yang membutuhkan atau menyisihkan mainan dan pakaian untuk disumbangkan.

Dengan cara ini, mereka belajar bahwa Ramadan bukan hanya tentang menahan lapar dan haus, tetapi juga tentang menumbuhkan rasa empati dan kepedulian terhadap orang lain.

7. Membuat jadwal ibadah Ramadan yang menyenangkan

ilustrasi ayah dan anak yang sedang sholat (pexels.com/Timur Weber)

Anak-anak lebih mudah mengikuti kebiasaan baru jika dibuat dalam bentuk permainan atau tantangan. Buatlah jadwal ibadah Ramadan yang penuh warna dan menarik, di mana mereka bisa mencatat setiap kali berhasil melaksanakan ibadah seperti sholat, membaca Al-Qur’an, atau bersedekah.

Tambahkan sistem reward sederhana, seperti bintang atau stiker, agar mereka lebih termotivasi untuk menyelesaikan ibadah mereka dengan penuh semangat.

8. Mengajak anak ke masjid dengan cara yang menyenangkan

ilustrasi ayah dan anak di masjid (pexels.com/Timur Weber)

Mengajak anak ke masjid untuk tarawih atau sholat berjamaah bisa menjadi pengalaman yang menyenangkan jika dilakukan dengan cara yang tepat. Jangan memaksakan mereka untuk mengikuti seluruh rangkaian ibadah yang panjang, tetapi biarkan mereka merasakan atmosfer masjid dan bertemu dengan teman-teman sebayanya.

Beri mereka pemahaman bahwa masjid adalah tempat yang menyenangkan untuk beribadah, bukan tempat yang membosankan atau menakutkan. Dengan pendekatan ini, mereka akan lebih mencintai ibadah dan merasa Ramadan sebagai bulan yang penuh kebahagiaan.

Menciptakan suasana Ramadan yang menyenangkan untuk anak-anak bukan hanya membuat mereka lebih antusias dalam menjalani bulan suci ini, tetapi juga membantu mereka membangun kebiasaan baik sejak dini. Dengan pendekatan yang kreatif dan penuh kasih sayang, anak-anak akan belajar bahwa Ramadan bukan sekadar menahan lapar, tetapi juga waktu untuk memperbanyak ibadah, berbagi, dan menikmati kebersamaan dengan keluarga.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sharma Khan
EditorSharma Khan
Follow Us