5 Alasan Mengapa Tragedi Hidup Law Mencerminkan Nasib “D Family”

Dalam dunia One Piece, karakter dengan nama tengah “D” selalu dikaitkan dengan nasib tragis, peran penting dalam sejarah, serta takdir yang seolah sudah dituliskan. Trafalgar D. Water Law adalah salah satu dari sedikit karakter yang membawa nama tersebut, dan kisah hidupnya tak kalah kelam dibandingkan para pendahulu “D” lainnya.
Sejak kecil, Law telah menyaksikan kehancuran kotanya, kehilangan keluarganya, dan tumbuh dalam bayang-bayang kematian dan balas dendam. Namun, yang menarik adalah pola yang terus berulang di antara mereka yang menyandang nama “D”, seolah-olah takdir mereka terikat pada penderitaan, perlawanan, dan perubahan besar.
Berikut pembahasan yang menelusuri bagaimana tragedi hidup Law mencerminkan nasib para anggota “D Family” lainnya, serta apakah penderitaan mereka adalah kutukan atau justru kunci perubahan dunia.
1. Asal usul Trafalgar D. Water Law dan kehancuran Flevance

Law berasal dari Flevance, sebuah kota yang kaya karena “Amber Lead”, bahan tambang bernilai tinggi. Namun, kekayaan itu membawa kutukan. Tanpa disadari, penduduknya mulai menderita penyakit akibat paparan racun dari tambang tersebut. Pemerintah Dunia menutup-nutupi fakta ini, dan ketika kebenaran terungkap, Flevance menjadi korban genosida. Dalam satu hari, Law kehilangan keluarga, rumah, dan masa kecilnya.
Kejadian tragis ini bukan sekadar latar belakang Law, tetapi fondasi bagi kebenciannya terhadap dunia yang tak adil. Ia hidup dalam dendam, dan tragedi ini adalah refleksi nyata dari bagaimana dunia memperlakukan mereka yang dianggap “berbahaya”, terutama mereka yang membawa nama “D”. Sejak kecil, Law telah menyaksikan langsung betapa bobroknya sistem dunia, sesuatu yang juga dialami oleh banyak pemilik nama “D” lainnya.
2. Kesamaan nasib dengan Gol D. Roger dan Portgas D. Ace

Gol D. Roger, Raja Bajak Laut, adalah figur legendaris yang juga memiliki nama “D” dan mengalami akhir hidup yang tragis. Meski telah mencapai Laugh Tale dan menemukan One Piece, ia menyerahkan diri kepada Pemerintah Dunia, dan dieksekusi di depan publik. Kematiannya justru memicu era bajak laut besar-besaran. Sementara itu, putranya, Portgas D. Ace, juga hidup dengan beban nama besar dan akhirnya dieksekusi oleh angkatan laut, di hadapan dunia.
Law, meski bukan bagian dari garis keturunan mereka, menunjukkan pola yang mirip: kehilangan keluarga, hidup dalam pelarian, dan terus berada dalam konflik dengan kekuatan besar dunia. Bahkan, hubungannya dengan Corazon, anggota Keluarga Donquixote yang mengorbankan nyawa demi menyelamatkannya yang menggambarkan kembali siklus pengorbanan yang selalu menyertai para “D”. Mereka tidak pernah hidup tenang, mereka adalah pusat badai yang tak berkesudahan.
3. Konsep "musuh para dewa" dan peran Law dalam revolusi dunia

Oda beberapa kali menyiratkan bahwa mereka yang menyandang nama “D” disebut sebagai “musuh para dewa”, merujuk pada Tenryuubito, penguasa dunia saat ini. Ini memberikan konotasi bahwa keberadaan mereka sendiri adalah ancaman terhadap sistem. Law, dengan kecerdasannya, buah iblis Ope Ope no Mi, serta pengetahuannya tentang sejarah tersembunyi dunia, termasuk salah satu figur yang paling potensial untuk mengacaukan tatanan lama.
Law bukan bajak laut biasa; ia memiliki pemahaman yang mendalam tentang struktur kekuasaan dan sejarah. Bersama Luffy, ia beraliansi bukan hanya untuk menjatuhkan musuh bersama, tetapi untuk mengubah wajah dunia. Seperti para “D” lainnya, Law tampaknya ditakdirkan bukan untuk hidup tenang, tetapi untuk memulai atau menyelesaikan konflik besar. Inilah sebabnya tragedi selalu menjadi awal dari perannya yang lebih besar.
4. Pola pengorbanan: Corazon, Rosinante, dan “kematian yang membentuk”

Satu aspek menarik dari kisah para “D” adalah adanya tokoh pelindung atau pengganti keluarga yang mati secara tragis demi mereka. Dalam kasus Law, sosok itu adalah Donquixote Rosinante, atau Corazon. Rosinante mencintai Law seperti anak sendiri, dan rela mengorbankan segalanya demi memberinya kesempatan hidup. Kematiannya menjadi titik balik Law untuk tidak hanya bertahan hidup, tetapi mencari makna dalam perjuangannya.
Pola ini mirip dengan Luffy yang kehilangan Ace, atau Roger yang meninggalkan Rayleigh dan rekan-rekannya untuk menjaga dunia tetap berjalan. Kematian selalu menjadi katalis pertumbuhan para “D”, dan membentuk tekad baja dalam diri mereka. Ini menunjukkan bahwa penderitaan dan kehilangan bukan kelemahan, tetapi bagian dari takdir yang mengarahkan mereka untuk mengubah dunia.
5. Kutukan atau kehendak? Arti nama “D” dalam nasib mereka

Pertanyaan besar yang sering muncul adalah: apakah para “D” dikutuk oleh nasib, ataukah mereka menjalani sebuah kehendak yang diwariskan? Will of D adalah konsep misterius yang menyiratkan bahwa para penyandang nama ini bukan hanya individu, tetapi pembawa semacam kehendak kolektif yang melawan tirani dan kebohongan sejarah. Law, yang awalnya hidup hanya untuk balas dendam, perlahan berubah menjadi seseorang yang memperjuangkan sesuatu yang lebih besar dari dirinya sendiri.
Dalam banyak hal, Law tidak hanya menjadi simbol tragedi, tapi juga simbol transformasi. Dari anak yang ingin membalas dendam, ia tumbuh menjadi bajak laut dengan visi. Seperti Luffy dan Roger, Law mulai menyadari bahwa nama “D” bukan beban, tapi kompas yang menunjukkannya arah ke dunia yang harus diubah, meskipun harus dibayar dengan pengorbanan besar.
Demikian pembahasan yang menelusuri bagaimana tragedi hidup Law mencerminkan nasib para anggota “D Family” lainnya, serta apakah penderitaan mereka adalah kutukan atau justru kunci perubahan dunia.