6 Hal yang Harus Kamu Ketahui sebelum Menerapkan Tiger Parenting

Tiger parenting sering kali menjadi topik perbincangan panas di antara para orangtua yang ingin memberikan yang terbaik bagi anak-anak mereka. Gaya pengasuhan ini cenderung menekankan kedisiplinan dan ekspektasi tinggi, terutama dalam hal akademis dan keterampilan tertentu.
Tapi, sebelum kamu buru-buru mencoba menerapkannya, ada baiknya kamu mengetahui beberapa hal penting tentang tiger parenting agar kamu bisa melakukannya dengan bijak. Yuk, kita bahas enam hal yang harus kamu ketahui sebelum memilih jalan ini!
1. Tiger parenting menuntut kedisiplinan yang ketat

Salah satu ciri khas tiger parenting adalah kedisiplinan yang ketat. Orang tua yang menerapkan gaya ini biasanya punya standar yang tinggi untuk anak-anak mereka, mulai dari prestasi akademis hingga kegiatan ekstrakurikuler.
Anak-anak diharapkan untuk selalu memberikan yang terbaik, tanpa ada ruang untuk kemalasan atau alasan. Nah, jika kamu ingin menerapkan tiger parenting, kamu harus siap dengan aturan yang ketat dan konsistensi dalam menerapkan batasan-batasan ini.
Namun, perlu diingat bahwa disiplin yang terlalu ketat bisa membawa dampak negatif bagi anak. Anak-anak bisa merasa terlalu tertekan jika hidup mereka terlalu diatur.
Mereka perlu ruang untuk berkembang secara alami, jadi cobalah menyeimbangkan aturan yang ketat dengan pengertian dan dukungan emosional.
2. Ekspektasi tinggi bisa menekan anak, tapi juga memotivasi mereka

Tiger parenting sering diiringi dengan harapan yang sangat tinggi. Orang tua berharap anak-anak mereka berprestasi luar biasa di berbagai bidang. Ini memang bisa menjadi motivasi yang kuat bagi anak untuk bekerja keras.
Namun, ekspektasi yang berlebihan bisa menjadi bumerang, lho. Anak bisa merasa cemas dan dibayang-bayangi perasaan takut gagal.
Jadi, meskipun mendorong mereka untuk meraih yang terbaik, jangan sampai ekspektasi tersebut membuat mereka kehilangan rasa percaya diri atau malah stres.
3. Keseimbangan antara waktu belajar dan waktu bermain sangat penting

Tiger parenting biasanya berfokus pada akademis dan prestasi. Anak-anak biasanya diikutkan dalam berbagai kursus tambahan atau kegiatan pendidikan lainnya.
Tapi, jangan lupa pentingnya waktu bermain, ya. Anak-anak perlu bermain loh untuk mengembangkan kreativitas dan keterampilan sosial mereka.
Perlu diingat, ya, bahwa terlalu banyak belajar tanpa jeda bisa membuat anak merasa lelah dan jenuh. Untuk itu, sangat penting memberikan waktu bermain yang cukup, supaya mereka bisa lebih rileks dan siap untuk belajar dengan lebih baik.
4. Hubungan emosional dengan anak harus tetap dijaga

Dalam tiger parenting, hubungan emosional antara orang tua dan anak bisa berisiko rusak, lho. Hal ini karena orang tua yang terlalu fokus pada prestasi anak, sehingga mungkin melupakan pentingnya komunikasi dan dukungan emosional.
Anak mungkin merasa gak dicintai apa adanya jika perhatian orangtua hanya datang ketika mereka berprestasi.
Oleh karena itu, penting banget untuk menjaga hubungan emosional dengan anak meskipun kamu menerapkan tiger parenting. Pastikan anak merasa dihargai dan didukung, terlepas dari pencapaian mereka.
Ketika hubungan emosional antara kamu dan anak kuat, mereka akan lebih percaya diri menghadapi tantangan yang ada.
5. Tiger parenting bisa memupuk disiplin, tapi kreativitas juga penting

Tiger parenting menekankan kedisiplinan dan fokus pada pencapaian yang terukur. Ini bisa membantu anak menjadi gigih dan bertanggung jawab. Namun, jangan lupakan pentingnya kreativitas. Kreativitas mengajarkan anak berpikir kritis dan menemukan cara baru untuk menyelesaikan masalah.
Memberikan anak ruang untuk mengeksplorasi minat di luar akademis adalah langkah penting. Biarkan mereka bermain, berimajinasi, atau mencoba hal-hal baru di luar bidang yang terstruktur.
6. Gak semua anak merespons tiger parenting dengan cara yang sama

Satu hal penting yang perlu kamu pahami adalah bahwa gak semua anak cocok dengan tiger parenting. Setiap anak memiliki karakter yang berbeda, dan beberapa anak mungkin merespons dengan baik terhadap tekanan dan disiplin, sementara yang lain justru merasa kewalahan.
Oleh karena itu, penting untuk selalu peka terhadap kebutuhan dan respons anak. Perhatikan tanda-tanda bahwa anak merasa stres atau tertekan. Sesuaikan pendekatan pengasuhanmu berdasarkan kebutuhan dan karakteristik anak. Fleksibilitas adalah kunci agar anak bisa berkembang sesuai dengan potensinya.
Pada akhirnya, tiger parenting bisa jadi pilihan pengasuhan yang efektif jika dilakukan dengan hati-hati dan seimbang. Ekspektasi tinggi dan kedisiplinan bisa memupuk kerja keras dan ketekunan, tapi kamu juga perlu menjaga kesejahteraan emosional anak.
Sebelum memutuskan untuk menerapkan gaya pengasuhan ini, pertimbangkan karakter anak, dampak jangka panjang, serta keseimbangan antara prestasi dan kebahagiaan mereka.
Pada akhirnya, pengasuhan yang terbaik adalah yang mengedepankan cinta dan dukungan, bukan hanya tekanan untuk mencapai kesuksesan.