Tahun 2023, Jatah Alokasi Pupuk Subsidi untuk Lotim Berkurang Drastis

Lombok Timur, IDN Times - Kesulitan petani mendapatkan pupuk bersubsidi pada tahun-tahun sebelumnya dipastikan akan terulang. Hal itu karena pada tahun 2023 ini, jatah alokasi pupuk bersubsidi untuk Kabupaten Lombok Timur (Lotim) berkurang drastis.
Dari total 113.458,14 hektar Luas lahan pertanian, Lotim hanya mendapatkan jatah alokasi pupuk bersubsidi setengah dari kebutuhan, bahkan berkurang.
Pupuk Urea misalnya, dari kebutuhan berdasarkan e-RDKK sebanyak 37.047 ton, yang teralokasi hanya 17.961 ton atau sebesar 48,84%, dan Pupuk NPK kebutuhan berdasarkan e-RDKK sebanyak 52.408 ton yang bisa teralokasi sebanyak 15.848 ton atau sebesar 30,42%.
1. Petani diminta tidak bergantung pada pupuk subsidi

Kepala dinas Pertanian Lombok Timur, Sahri mengatakan, karena kecilnya jatah alokasi pupuk bersubsidi ini, petani diminta tidak terlalu bergantung pada pupuk anorganik subsidi, seperti Urea dan NPK. Hal itu karena ke depan subsidi pupuk ini akan terus dipangkas pemerintah pusat, sehingga jatah alokasi untuk Lotim juga semakin kecil.
Petani harus bisa beralih ke pupuk organik, yang kualitasnya tidak kalah dengan pupuk organik. "Diperlukan kecerdasan petani kita agar sedikit demi sedikit mengurangi ketergantungannya terhadap pemakaian pupuk anorganik tersebut," ujarnya.
2. Petani dituntut tidak lagi bergantung pada bantuan pemerintah

Kepala Dinas Pertanian Lotim, Sahri mengatakan, upaya untuk keluar dari persoalan langkanya pupuk bersubsidi ini. Yaitu, petani harus kreatif mencari alternatif pemupukan lain yang tidak tergantung pada pupuk subsidi, supaya tidak terlalu berpengaruh terhadap hasil produksi pertanian.
Karenanya petani sekarang ini dituntut untuk menjadi petani maju, mandiri, dan modern. "Jadi tidak selamanya kelompok tani itu jalan ditempat melainkan harus maju dengan tidak mengharapkan bantuan dari pemerintah terus tetapi harus punya kemampuan supaya mandiri," Pungkas sahri.
3. Petani masih butuh pupuk subsidi, tidak bisa hanya mengandalkan pupuk organik

Menanggapi kecilnya jatah alokasi pupuk bersubsidi untuk Lombok Timur ini, Ketua Kelompok Tani Karya Abadi Desa Kabar, Kaharuddin mengatakan ini pertanda pupuk subsidi akan kembali langka dan sulit didapatkan seperti tahun-tahun sebelumnya. Karena langka, pupuk yang disubsidi harganya oleh pemerintah ini dijual dengan harga tinggi, hampir sama dengan harga pupuk nonsubsidi.
Dampak dari ini, petani lagi yang akan dirugikan. Petani dipaksa menggunakan pupuk organik tapi hasil panen tidak maksimal, beralih menggunakan pupuk nonsubsidi yang biayanya terlalu mahal.
"Hasil menurun, biaya meningkat, lalu harga hasil pertanian murah apa yang petani dapatkan, lelah saja," imbuhnya.
Untuk itu, Kaharuddin berharap, pemerintah memerhatikan para petani. Sebab yang petani butuhkan hanya harga pupuk yang murah dan mudah didapatkan.