Survei BI: Banyak Warga NTT Pesimistis Akibat Sulit Dapat Kerja, Benarkah?

Kupang, IDN Times - Survei terbaru Bank Indonesia (BI) menunjukkan warga Nusa Tenggara Timur (NTT) semakin khawatir dengan kondisi ekonomi mereka. Menurut BI, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) di NTT turun drastis menjadi 99,50, berbeda dengan Juli 2025 yang masih di angka 117,50. Angka ini menandakan warga NTT merasa kurang optimistis karena sulitnya mencari pekerjaan atau peluang usaha.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT, Adidoyo Prakoso, menyebut angka ini merupakan hasil survei terhadap 100 warga NTT selama Agustus 2025. Hasilnya pun sesuai dengan tren nasional yang juga turun.
"Hasil Survei Konsumen Agustus 2025 di NTT sejalan dengan IKK Nasional yang mengalami penurunan menjadi sebesar 117,2 periode yang sama," paparnya, dalam keterangan yang diterima, Kamis (11/9/2025).
1. Kurangnya ketersediaan lapangan kerja

Survei itu menunjukkan adanya pesimisme warga NTT akan perekonomian saat ini. Hal itu tercermin dari Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) yang sebesar 93,33, menurun dari 106,00 pada bulan sebelumnya. Penyebab pertama, jelas dia, ialah kesulitan warga dalam mendapatkan pekerjaan.
"Menurunnya IKE disebabkan oleh penurunan pada komponen ketersediaan lapangan kerja," kata dia.
Kemudian pengaruh kedua, ialah kurangnya belanja terhadap barang-barang tahan lama atau durable goods, meskipun masyarakat mengalami kenaikan penghasilan. Kenaikan penghasilan ini pun yang mampu menahan turunnya IKE di NTT lebih signifikan.
2. Warga pesimistis selama 6 bulan ke depan

Tak hanya sekarang, warga NTT juga tampaknya pesimis soal ekonomi daerah enam bulan ke depan. Keraguan itu ditunjukkan dari Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang turun dari 129,00 menjadi 105,67.
"Ini lebih rendah dari Juli 2025," tukasnya.
Faktor lapangan kerja yang sulit lagi-lagi jadi pembentuk keraguan masyarakat. Masyarakat juga tampak khawatir berbisnis dan khawatir terhadap penghasilan mereka saat ini.
"Keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi ke depan yang menurun disebabkan oleh penurunan pada ekspektasi kegiatan usaha, ekspektasi penghasilan, dan ekspektasi ketersediaan lapangan kerja," tegasnya.
3. Warga NTT tak banyak berutang

Sementara hasil survei kondisi keuangan konsumen, menunjukkan warga NTT yang tak banyak berutang atau punya pinjaman. Jenis penggunaan atau pengeluaran paling banyak justru untuk kebutuhan sehari-hari dan tabungan.
"Mayoritas penghasilan responden digunakan untuk kebutuhan konsumsi 79,50%, sementara sebagian lain untuk pembayaran cicilan atau pinjaman 4,75%, dan tabungan 15,75%," paparnya.
Secara keseluruhan, kata dia, survei ini mengindikasikan kondisi ekonomi NTT tetap terkendali meskipun memang ada penurunan dari Juli 2025.