Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Penjualan Seragam Dilarang, Dikbud NTB Perbolehkan Jual Baju Olahraga

Ilustrasi siswa saat olahraga. (dok. IDN Times)

Mataram, IDN Times - Pemerintah melalui PP No. 17 Tahun 2010 dan Permendikbud No. 50 Tahun 2022, melarang penjualan seragam maupun bahan seragam sekolah saat Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang SD hingga SMA sederajat. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) NTB telah mengeluarkan surat edaran kepada seluruh kepala sekolah jenjang SMA/SMK dan SLB mengenai larangan tersebut.

Dinas Dikbud NTB masih membolehkan sekolah menjual baju olahraga pada saat PPDB 2023. "Yang saya toleransi hanya seragam olahraga. Karena itu ada tulisannya. Kalau seragam pramuka dan seragam putih abu silakan beli di luar," kata Kepala Dinas Dikbud NTB Aidy Furqan dikonfirmasi di Mataram, Selasa (20/6/2023).

1. Peringatkan kepala sekolah

Kepala Dinas Dikbud NTB Aidy Furqan (IDN Times/Muhammad Nasir)

Aidy menegaskan apabila ada sekolah yang mewajibkan siswa baru membeli seragam pramuka dan seragam putih abu, supaya dilaporkan ke Dinas Dikbud NTB. Dirinya hanya membolehkan sekolah menjual baju olahraga, selain dari itu tidak diperbolehkan.

Kepala sekolah jenjang SMA/SMK dan SLB yang berada di bawah Dinas Dikbud NTB telah diperingatkan supaya tidak menjual seragam saat PPDB. "Ini berlaku nasional bukan hanya NTB. Sudah ada surat edaran, dan diperingatkan seluruh kepala sekolah," tuturnya.

Jumlah calon siswa baru pada PPDB SMA/SMK dan SLB di NTB yang mendaftar secara online pada saat pra pendaftaran sebanyak 39.500 orang. Saat ini, proses PPDB SMA di NTB masih berlangsung, sedangkan PPDB SMK sudah dilaksanakan pekan lalu.

2. Baju olahraga tidak boleh dijual oleh guru

Kepala Keasistenan Bidang Pencegahan Maladministrasi Ombudsman RI Perwakilan NTB, Arya Wiguna. (dok. Ombudsman NTB)

Kepala Keasistenan Bidang Pencegahan Maladministrasi Ombudsman RI Perwakilan NTB Arya Wiguna mengatakan bahwa memang untuk baju olahraga tidak bisa dibeli di luar sekolah. Namun, ia mengingatkan guru atau tenaga kependidikan tidak boleh menjual baju olahraga, karena itu melanggar ketentuan.

"Atau memaksakan pembelian pakaian olahraga dan dijadikan syarat daftar ulang. Misalnya ada peserta didik yang menggunakan pakaian peninggalan saudara atau keluarga, kan tidak perlu beli," kata Arya.

Memasuki pelaksanaan PPDB tahun ajaran 2023/2024, Ombudsman RI Perwakilan NTB mengingatkan sekolah tidak menjual baju seragam maupun bahan baju seragam pada pelaksanaan PPDB. Saat Pelaksanaan PPDB tahun sebelumnya berdasarkan hasil pengawasan PPDB dan banyaknya keluhan sejumlah orang tua/wali, Ombudsman RI Perwakilan NTB masih menemukan sejumlah sekolah dan madrasah yang menjual seragam dan mewajibkan orang tua/wali siswa membeil seragam di sekolah, bahkan pembelian seragam di sekolah dijadikan persyaratan daftar ulang.

3. Sekolah harus membantu pengadaan seragam bagi siswa kurang mampu

Ilustrasi toko seragam sekolah. (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Larangan penjualan seragam sudah jelas diatur dalam Pasal 181 dan Pasal 198 Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan yang intinya Pendidik dan Tenaga Kependidikan dilarang untuk menjual seragam ataupun bahan seragam. Demikian juga Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah/Madrasah.

Kemudian dalam Pasal 12 ayat (1) Permendikbud 50 Tahun 2022 tentang Pakaian Seragam Sekolah bagi Peserta Didik Jenjang Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah menyebutkan Pengadaan pakaian seragam Sekolah menjadi tanggung jawab orang tua atau wali Peserta Didik. Artinya pengadaan pakaian seragam bukan tanggung jawab sekolah/madrasah.

Maksimal peran sekolah/madrasah dapat membantu pengadaan sebagaimana yang disebutkan Pasal 12 ayat (2) Permendikbud 50 Tahun 2022. Di sana disebutkan bahwa Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya, Sekolah, dan masyarakat dapat membantu pengadaan pakaian seragam sekolah dan pakaian adat bagi peserta didik dengan memprioritaskan peserta didik yang kurang mampu secara ekonomi.

“Artinya di sini bukan menjual apalagi mewajibkan membeli di sekolah dan menjadikan pembelian seragam di sekolah persyaratan daftar ulang, justru sebaliknya pihak sekolah membantu pengadaan bagi peserta didik yang tidak mampu," terang Arya.

Arya menambahkan dalam Pasal 13 Permendikbud 50 Tahun 2022 disebutkan bahwa dalam pengadaan pakaian seragam Sekolah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12, sekolah tidak boleh mengatur kewajiban atau memberikan pembebanan kepada orang tua atau wali peserta didik untuk membeli pakaian seragam sekolah baru pada setiap kenaikan kelas dan PPDB.

Sehingga sebagai bentuk upaya pencegahan maladministrasi Ombudsman RI Perwakilan NTB meminta Kepala Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota di NTB dan juga Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi NTB mengambil langkah pencegahan dengan mengeluarkan surat ke seluruh Kepala Sekolah/Madrasah untuk tidak menjual seragam.

"Selain itu kami mengimbau kepada masyarakat untuk menyampaikan laporan atau pengaduan ke Ombudsman RI Perwakilan Provinsi NTB jika terdapat praktik-praktik penjualan seragam sekolah oleh pihak Sekolah/Madrasah termasuk komite sekolah dalam pelaksanaan PPDB 2023/2024," kata Arya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Linggauni
Muhammad Nasir
Linggauni
EditorLinggauni
Follow Us