Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

NTB Bentuk 1.166 Koperasi Merah Putih, Jamin Tak Matikan Usaha Rakyat

IMG_20250721_115304_641.jpg
Mitra usaha Koperasi Merah Putih Desa Kekeri Lombok Barat. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Lombok Barat, IDN Times - Sebanyak 1.166 koperasi merah putih terbentuk di provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Keberadaan ribuan koperasi merah putih tersebut dipastikan tidak akan mematikan usaha rakyat seperti toko kelontong dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal mengatakan bahwa sebanyak 1.166 koperasi merah putih telah terbentuk semuanya berbadan hukum. Iqbal menjawab kekhawatiran kehadiran koperasi merah putih yang akan mematikan usaha rakyat.

"Koperasi merah putih ini anggotanya masyarakat. Kalau ada masyarakat yang punya produk, dia bisa masuk ke koperasi. Sehingga bisa dijual (produknya) di koperasi merah putih," kata Iqbal dikonfirmasi usai peluncuran koperasi merah putih di Desa Kekeri, Kecamatan Gunungsari, Lombok Barat, Senin (21/7/2025).

1. Tiga koperasi merah putih jadi percontohan di NTB

Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal. (IDN Times/Muhammad Nasir)
Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Dia menyebut sebanyak tiga koperasi merah putih menjadi percontohan di NTB. Tiga koperasi merah putih tersebut bagian dari 108 koperasi merah putih yang menjadi percontohan di Indonesia.

Tiga koperasi merah putih di NTB yang menjadi percontohan adalah Koperasi Merah Putih Desa Kekeri Lombok Barat, Koperasi Merah Putih Desa Bilelando Lombok Tengah dan Koperasi Merah Putih Desa Kembang Kuning Lombok Timur.

Tiga koperasi percontohan itu mengembangkan potensi lokal daerah setempat. Untuk koperasi merah putih Desa Kekeri mengembangkan beberapa usaha seperti agen LPG, penjualan pupuk subsidi, logistik dan lainnya.

"Desa Kembang Kuning itu sekarang mengembangkan sektor pertanian dan pariwisata. Jadi tantangannya adalah bagaimana mengidentifikasi potensi-potensi lokal yang dimiliki oleh masing-masing koperasi desa ini," jelasnya.

2. Koperasi merah putih didorong bisa bersaing

Kepala Dinas Koperasi dan UKM NTB Ahmad Masyhuri. (IDN Times/Muhammad Nasir)
Kepala Dinas Koperasi dan UKM NTB Ahmad Masyhuri. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Terpisah, Kepala Dinas Koperasi dan UKM NTB Ahmad Masyhuri mengatakan bisnis adalah persaingan. Siapa yang bisa memberikan harga yang murah, pelayanan yang baik dan cepat maka dialah yang akan menjadi pemenang.

"Koperasi merah putih ini kita arahkan supaya bisa bersaing. Ndak akan mati usaha rakyat dengan koperasi merah putih ini. Justru ini bisa bersinergi yang pada ujungnya menguntungkan masyarakat," kata Masyhuri.

Dengan kehadiran koperasi merah putih, maka harga kebutuhan pokok masyarakat akan bersaing. Kehadiran koperasi merah putih untuk memudahkan masyarakat memperoleh kebutuhan pokok yang murah.

Dia juga mengatakan kehadiran koperasi merah putih tidak akan mematikan BUMDes. "Kalau koperasi ini milik masyarakat. Ndak akan mungkin dia bersatu. Tapi untuk bersinergi atau bermitra sangat mungkin. Dan juga mungkin bersaing secara sehat," ucapnya.

3. Ratusan koperasi akan operasional di kantong kemiskinan ekstrem

IMG_20250721_130420_604.jpg
Peluncuran Koperasi Merah Putih oleh Presiden Prabowo Subianto secara virtual di Desa Kekeri Lombok Barat, Senin (21/7/2025). (IDN Times/Muhammad Nasir)

Setelah peluncuran koperasi merah putih hari ini, pada akhir Desember ditargetkan semuanya sudah operasional. Namun, Dinas Koperasi dan UKM NTB menargetkan sebanyak 106 koperasi merah putih bisa beroperasi pada Oktober nanti.

Sebanyak 106 koperasi merah putih itu diprioritaskan di desa-desa yang menjadi kantong kemiskinan ekstrem di NTB. Koperasi merah putih disinergikan dengan program desa berdaya yang menjadi program unggulan Pemprov NTB.

"Pak gubernur punya program desa berdaya, kita akan memfokuskan koperasi merah putih masuk ke desa berdaya. Itu masuk prioritas. Kita Carikan dia tempat usaha, kita hubungkan dengan mitra usaha," jelas Masyhuri.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Linggauni -
EditorLinggauni -
Follow Us