Rugi Rp2 Miliar, Pengusaha Ikan Koi di Lombok Surati Presiden Jokowi 

Pembangunan Bendungan Meninting diduga pemicu banjir

Mataram, IDN Times - Pengusaha Ikan Koi di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Ni Kadek Sri Dewi Damayanti menyurati Presiden RI Joko "Jokowi" Widodo. Ia menyurati Presiden Jokowi lantaran Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara I tidak ada respons.

Kolam ikan koi miliknya terkena dampak luapan air Sungai Meninting pada Jumat (17/6/2022) lalu. Luapan air Sungai Meninting ini diduga akibat jebolnya tanggul pada proyek Bendungan Meninting di Desa Bukit Tinggi Kecamatan Gunungsari Lombok Barat. Akibat kejadian ini, Sri mengaku mengalami kerugian mencapai Rp2 miliar.

"BWS tidak turun tangan. Bahkan saya dapat informasi bahwa BWS mengatakan lokasi kolam saya dekat bibir sungai. Sedangkan jarak kolam saya lebih dari 100 meter dari bibir sungai. Untuk itu saya akan bersurat ke Presiden Jokowi," kata Sri di Mataram, Rabu (20/7/2022).

1. Pembangunan Bendungan Meninting minta diinvestigasi agar tak merugikan masyarakat

Rugi Rp2 Miliar, Pengusaha Ikan Koi di Lombok Surati Presiden Jokowi Kolam pembesaran ikan koi milik Ni Kadek Sri Dewi Damayanti yang dipenuhi lumpur. (Dok. Istimewa)

Dalam surat yang ditujukan ke Presiden Jokowi, Sri meminta agar dilakukan investigasi terhadap pembangunan Bendungan Meninting. Menurutnya, pembangunan Bendungan Meninting harus diawasi agar tidak merugikan masyarakat yang tinggal di bantaran Sungai Meninting.

Sri mengungkapkan bukan hanya dirinya yang mengalami kerugian akibat meluapnya air Sungai Meninting yang diduga akibat pembangunan bendungan di bagian hulu. Tetapi ada sekitar 28 orang yang juga terkena dampak, sawahnya ikut terendam. Sementara pihak BWS sebagai pemilik proyek pembangunan Bendungan Meninting belum menghubungi masyarakat yang jadi korban.

Baca Juga: Luapan Sungai Meninting, BWS: Kami Kena Dampak, Bukan Penyebab Banjir!

2. Kolam ikan koi penuh dengan lumpur

Rugi Rp2 Miliar, Pengusaha Ikan Koi di Lombok Surati Presiden Jokowi ilustrasi ikan koi (pixabay.com/Pexels)

Sri menceritakan kolam ikan koi miliknya pada lahan seluas 70 are di Desa Mambalan Kecamatan Gunungsari Lombok Barat dipenuhi dengan lumpur. Akibatnya, hingga saat ini tidak bisa produksi. Butuh waktu untuk membersihkan lumpur akibat luapan air Sungai Meninting. Ia menyebutkan estimasi kerugian yang dialami mencapai Rp2 miliar.

Dikatakan, sebelumnya daerah tersebut tidak pernah terjadi banjir bandang. Tetapi setelah adanya proyek pembangunan Bendungan Meninting, dua tahun terakhir terjadi luapan air Sungai Meninting.

"Sejak pembangunan bendungan terjadi banjir. Pihak BWS tak pernah bicara. Malah saya dilaporkan ke polisi. Dan dalam surat ke Presiden Jokowi saya lampirkan surat pelaporan saya oleh BWS ke polisi," kata Sri.

Setelah bersurat ke Presiden Jokowi, ia juga akan memasukkan gugatan perdata ke pengadilan. Sri mengaku mengalami kerugian moril dan materil. Ia akan menggugat kontraktor yang mengerjakan pembangunan Bendungan Meninting dan BWS Nusa Tenggara I.

3. BWS : Itu hak warga negara

Rugi Rp2 Miliar, Pengusaha Ikan Koi di Lombok Surati Presiden Jokowi Proyek pembangunan Bendungan Meninting. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Sementara itu, Humas BWS Nusa Tenggara I Abdul Hanan menanggapi soal rencana pengusaha ikan koi yang akan menyurati Presiden Jokowi. Hanan mengatakan setiap warga negara punya hak yang dilindungi oleh negara.

"Itu hak warga negara, setiap warga negara punya hak dilindungi oleh negara," ucapnya.

Sebelumnya, Kepala BWS Nusa Tenggara I Hendra Ahyadi menegaskan terjadinya luapan air Sungai Meninting karena curah hujan pada hari itu cukup tinggi di daerah hulu. Ia menegaskan tidak ada kegagalan terhadap bangunan Bendungan Meninting.

"Bangunan yang dibangun dari proses pembangunan Bendungan Meninting ini tidak ada tanggul yang jebol, tidak ada kegagalan konstruksi. Tidak ada tanggul yang jebol mengakibatkan banjir, ndak ada," kata Hendra di lokasi proyek pembangunan Bendungan Meninting di Desa Bukit Tinggi Kecamatan Gunungsari Lombok Barat, Senin (20/6/2022) lalu.

Berdasarkan data BMKG, pada Jumat (17/6/2022), wilayah Gunungsari diprediksi hujan dengan intensitas ringan. Tetapi, tiba-tiba curah hujan cukup tinggi di daerah hulu sementara di lokasi proyek cuaca cerah.

Curah hujan di daerah hulu itulah yang menyebabkan debit air sungai cukup besar dan melebihi daya tampung cofferdam yang dibangun untuk mengalirkan air sungai ke saluran Pengelak. Disebutkan cofferdam yang ada menampung debit air dengan skala ulang 25. Namun pada hari itu, debit air sungai pada skala ulang 50.

Sehingga air sungai melimpahi cofferdam, akibatnya menggenangi bagian maindam yang sedang dalam proses penggalian tanah. Di lokasi pengerukan maindam ada 29 alat berat yang beroperasi.

Ketika terjadi limpasan air, alat berat tersebut bisa diselamatkan kecuali tiga unit yang tidak bisa dibawa karena rusak. "Tapi sekali lagi kami tegaskan kami mengalami dampak bukan penyebab terhadap banjir," ucapnya.

Hendra menyebutkan progres pembangunan Bendungan Meninting per 15 Juni 2022 secara keseluruhan baru mencapai 30,28 persen. Dengan rincian untuk pengerjaan maindam baru 16 persen, cofferdam 53 persen dan saluran pengelak 96 persen.

Baca Juga: NTB Usulkan Pembangunan Jalan Dua Jalur Mandalika - Keruak Lotim 

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya