Polisi Selidiki Dugaan Kasus Aborsi yang Diperiksa di RSUD Mataram

Mataram, IDN Times -Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polresta Mataram menyelidiki dugaan kasus aborsi di RSUD Kota Mataram. Hal itu dilakukan setelah seorang warga mendatangi rumah sakit tersebut dalam kondisi hamil dan janin dalam keadaan tak bernyawa.
Isu yang beredar di tengah masyarakat Kota Mataram terkait adanya oknum yang diduga sengaja melakukan tindak pidana berupa aborsi yang saat ini tengah ditangani oleh RSUD Kota Mataram. Hal itu belakangan menimbulkan banyak pertanyaan.
1. Seorang warga datangi rumah sakit, diduga lakukan aborsi

Kasat Reskrim Polresta Mataram Kadek Adi Budi Astawa di Mataram, Selasa (29/3/2022) membenarkan bahwa adanya salah seorang warga yang mendatangi RSUD Kota Mataram untuk dibantu proses melahirkan.
Ia diduga melakukan tindakan pidana aborsi. Karena berdasarkan pemeriksaan sementara tenaga kesehatan setempat, bahwa kelahiran janin tersebut baru berusia 19 minggu.
"Itu berdasarkan analisa sementara, kami belum bisa menyimpulkan bahwa oknum tersebut apakah sengaja aborsi ataukah memang ada kelainan dalam janinnya sehingga terpaksa memerlukan tindakan seperti ini," jelas Kadek.
2. Polisi masih lakukan penyelidikan
Saat ini, kata Kadek, kasus dugaan aborsi tersebut masih dalam proses pengumpulan data-data, dan proses penyelidikan. Sehingga belum dapat disimpulkan apakah aborsi atau tidak.
"Oknumnya masih dalam keadaan tidak sehat. Sehingga belum ada keterangan yang bisa didapatkan. Kami masih selidiki,"ungkap Kadek.
3. Disuruh seorang laki-laki agar ditangani di rumah sakit
Kadek mengungkapkan oknum yang diduga melakukan aborsi ini disuruh oleh seorang laki-laki untuk ditangani di rumah sakit. Karena saat itu, bayinya sudah keluar sementara ari-ari masih di dalam.
Oleh karena itu, oknum tersebut pergi ke RSUD Kota Mataram sendirian dengan menggunakan taksi. Begitu sampai, dia langsung ditangani oleh petugas medis setempat.
"Sementara itu saja yang bisa saya sampaikan, setelah ada hasil penyelidikan baru kami akan sampaikan secara detail. Jadi masih kami kumpulkan data dari para saksi termasuk perawat yang menangani ini, serta keterkaitan lelaki yang menyuruh oknum tersebut," kata Kadek.