Densus Antiteror Membekuk Perawat Berdinas di RSUD NTB

Pemberian sanksi menunggu proses hukum

Mataram, IDN Times - Oknum perawat berstatus aparatur sipil negara (ASN) di RSUD Nusa Tenggara Barat (NTB) ditangkap personel Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri, Senin (23/10/2023). Perawat inisial RM ini ditangkap di rumahnya Desa Rumak Kecamatan Kediri Lombok Barat. 

Direktur RSUD Provinsi NTB dr Lalu Herman Mahaputra membenarkan adanya berita mengejutkan tersebut. Ia memperoleh informasi tersebut pada malam hari sehingga pagi hari langsung mengecek kebenarannya dari para staf rumah sakit. 

"Dia sebagai perawat. Sudah lama, dia ASN. Saya kurang hafal berapa tahun dia menjadi ASN. Informasi itu saya dapatkan malam hari. Kemudian pagi kita rapat koordinasi dengan semua staf saya panggil. Minta cek apakah benar yang bersangkutan ASN di RSUD NTB. Ternyata benar, kita menunggu proses hukum," kata pria yang akrab disapa dr Jack dikonfirmasi Jumat (27/10/2023).

1. Tunggu proses hukum untuk pemberian sanksi

Densus Antiteror Membekuk Perawat Berdinas di RSUD NTBGedung IGD Terpadu RSUD NTB. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Dokter Jack mengaku akan tetap menghormati proses hukum yang sedang berjalan terhadap oknum perawat tersebut. Kasusnya masih ditangani detasemen yang khusus dalam pemberantasan aksi terorisme di Indonesia. 

Dia masih menunggu dari pihak berwenang terkait status perawatnya. 

"Informasi yang saya dapat, diambil alih Densus 88. Tapi sekali lagi saya tak ingin menilai apakah yang bersangkutan terlibat atau tidak. Kita tentu menunggu dari proses hukum yang sedang berproses," paparnya. 

Baca Juga: Sirkuit Mandalika Tidak Masuk dalam Kalender Balap WSBK 2024 

2. Tidak bersikap aneh selama menjadi perawat di RSUD NTB

Densus Antiteror Membekuk Perawat Berdinas di RSUD NTBIlustrasi - Penangkapan Teroris oleh Densus 88 (ANTARA FOTO/Umarul Faruq)

Berdasarkan laporan yang diterima dari stafnya, Dokter Jack mengungkapkan tidak ada sikap yang aneh ditunjukkan oleh oknum perawat ini. Selama bertugas di RSUD NTB, menurutnya, pegawainya ini tetap menunjukkan perilaku biasa saja. 

Terutama saat menjalankan tugasnya sebagai perawat medis RSUD NTB.

Terkait pemberian sanksi, pihaknya masih menunggu informasi lebih lanjut dari Densus 88.

"Karena yang bersangkutan ASN, maka saya kembalikan ke BKD (Badan Kepegawaian Daerah) untuk pemberian sanksi. Sampai sekarang belum ada pemecatan," kata pria yang juga menjabat Ketua Ikatan Motor Indonesia (IMI) NTB ini.

3. Tanggapan Penjabat Gubernur NTB

Densus Antiteror Membekuk Perawat Berdinas di RSUD NTBPenjabat Gubernur NTB Lalu Gita Ariadi. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Terpisah, Penjabat Gubernur NTB Lalu Gita Ariadi menyatakan, penerapan sanksi terhadap oknum perawat RSUD ini sesuai aturan berlaku dalam sistem kepegawaian. Meskipun demikian, ia belum memastikan sanksi apa yang tepat diberikan pada pegawai terlibat praktik terorisme. 

"Pemecatan ASN itu ada aturannya sendiri. Kita lihat aturannya," kata Gita dikonfirmasi di Desa Wisata Kebon Ayu Lombok Barat. 

Gita juga tak mau disebut pemerintah daerah kecolongan terkait adanya ASN yang terlibat jaringan teroris. Menurutnya, semua harus saling mengingatkan dan tetap waspada. "Hal-hal itu di era sekarang bisa terjadi termasuk di wartawan juga," katanya.

Baca Juga: Densus 88 Tangkap Tiga Terduga Teroris di Lombok Barat

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya