Warga Mereje yang Terlibat Konflik Akhirnya Pulang ke Rumah

Lombok Barat, IDN Times – Warga mereja yang terlibat konflik atau kesalahpahaman yang menyebabkan keributan akhirnya berdamai. Mereka juga kini sudah kembali ke kampung halamannya.
Gubernur NTB Dr. H. Zulkieflimansyah saat melepas kepulangan warga Mareje ini berharap agar tidak ada lagi kesalahpahaman antar warga. Sehingga tercipta lingkungan yang damai dan rukun.
“Saya mengimbau, jangan ada lagi kejadian yang membuat publik punya persepsi berbeda tentang kita (NTB). Karena NTB ini merupakan replika Indonesia, miniatur Indonesia keragaman harmonisasi itu berjalan sangat baik,” ungkapnya.
1. Gesekan politik lokal
Kata bang Zul, karena bila ada gesekan-gesekan politik lokal sehingga membuat Masyarakat menangkap persepsi yang berbeda. Dia menyesalkan apa yang sudah terjadi, namun dia berharap hal itu tidak terulang lagi.
“Kita semua harus menjaga NTB ini tetap kondusif, selanjutnya tentu akan ada acara hari Rabu kita semua berkumpul agar tidak ada lagi kesalahpahaman antar warga,” ujarnya.
Dia berharap, warga yang sudah pulang ke rumah dapat kembali beraktivitas dengan normal. Saling memaafkan dan saling membantu saat kesusahan. Dia berharap Lombok menjadi contoh kerukunan dan kedamaian.
Baca Juga: NTB dan NTT Kantongi 27 Surat Dukungan sebagai Tuan Rumah PON 2028
2. Perbaiki rumah warga yang rusak
Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid mengatakan segera memperbaiki rumah warga yang rusak akibat kesalahpahaman warga tersebut.
“Perencanaan pada tingkat Pemerintah Daerah sudah selesai. Kemarin rapat, Insya Allah besok sudah mulai bekerja,” ungkapnya.
Pihaknya akan memperbaiki semua rumah namun akan melakukannya secara bertahap. Warga diharapkan tetap tenang dan tidak perlu khawatir, sebab rumah yang rusak akan diperbaiki.
“Sebenarnya sudah kondusif dari sebelumnya, namun masih menghindari isu-isu yang dibuat oleh orang luar,” katanya.
3. Saring informasi hoaks
Bupati menekankan akan pentingnya dalam menyaring informasi yang berkembang, agar tidak termakan isu hoaks yang dapat merugikan semua orang.
“Penting saya sampaikan bahwa, kita lebih sibuk mengklarifikasi berita hoaks dari pada kenyataan sebenarnya. Masyarakat kita di Mareje ini kan satu keluarga, darahnya sama dan tidak pernah ada sejarah konflik ini,” terangnya.
Bupati Lobar berkeyakinan bahwa 100% bahwa ini bukan konflik agama, menurutnya ini semacam miskomunikasi.
“Hanya miskomunikasi, unsur politik masuk, unsur luar masuk, berita hoak masuk, dan menimbulkan hal seperti ini, dan ini merupakan pembelajaran bagi kita semua,” tandasnya.
Dari sisi fisik, pihaknya sudah beberapa kali bersama TNI-Polri melakukan gotong royong bersama, dan kedepannya Forkopimda tetap akan membaur dengan Masyarakat.
“Insya Allah hari Rabu kita laksanakan roah bersama, roah dan meriap (masak bersama) dan makan bersama,” imbuhnya.
4. Polisi amankan situasi
Dari segi keamanan, Kapolres Lombok Barat AKBP Wirasto Adi Nugroho mengatakan sudah ada satgas penanganan konflik sosial di kabupaten Lombok Barat.
“Ketuanya Bapak Bupati Lombok Barat langsung, dan saat ini situasi di Mareje sudah sangat kondusif, masyarakat sudah mulai berbaur,” ucap Kapolres.
Sehingga dari hasil penilaian Satgas sudah siap untuk memulangkannya, berdasarkan hasil asesmen di Mareje.
“Kegiatan kita kedepan, menghadapi Hari Raya Waisak sehingga memutuskan untuk memulangkan warga terdampak ke rumahnya masing-masing,” imbuhnya.
Sampai saat ini pihaknya tetap menempatkan di Mereje, personel Polres Lombok Barat di Backup Polda NTB untuk memastikan situasi benar-benar tetap kondusif.
Baca Juga: Sapi Terserang Virus PMK, Lombok Ditutup untuk Lalu Lintas Ternak