Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Kasus DBD di Lotim Mengalami Tren Penurunan Sejak 2022

Tips Penjegahan dan Pertolongan Pertama DBD (fkm.unair.ac.id/ Ulfa Lailatus Sa’adah)

Lombok Timur, IDN Times - Pemerintah Kabupaten Lombok Timur (Lotim) mengaku sukses menangani persoalan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Sejak 2022 lalu, kasus DBD terus mengalami penurunan. 

Data Dinas Kesehatan Lotim menyebutkan, tahun 2022 jumlah kasus DBD sebanyak 729 kasus, kemudian menurun di 2023 menjadi 428 kasus dan tahun 2024 sampai bulan Mei ini baru tercatat 89 kasus. Dari jumlah kasus tersebut, tidak ada pasien yang meninggal dunia. 

1. Tingkatkan keterampilan tenaga kesehatan

Kepala Dinas Kesehatan Lotim, DR. Fathurrahman (IDN Times/Ruhaili)

Kepala Dinas Kesehatan Lotim, Dr Fathurrohman mengatakan, pihaknya berhasil menangani penyakit DBD hingga tidak ada kasus kematian. Pihaknya terlebih dahulu fokus meningkatkan kemampuan, pemahaman dan keterampilan Sumber Daya Manusia (SDM) Tenaga Kesehatan (Nakes). 

"Jika Nakes sudah paham dan terampil, serta didukung peralatan lengkap, maka dalam mendiagnosis penyakit ini semakin bagus, sehingga penanganan pasien tepat, dan bisa tertangani dengan baik," terangya.

Selain peningkatan kemampuan dan keterampilan Nakes, pihaknya juga intens melakukan edukasi kepada masyarakat. Terutama terkait bagaimana mencegah dan menangani jika terjangkit penyakit yang disebabkan oleh nyamuk.

"Yang paling pokok itu bagaimana memutus jentik nyamuk menjadi dewasa serta mencegah perkembangbiakan nyamuk dengan membersihkan tempat berkembang biaknya. Itu sering dilakukan masyarakat sehingga kasusnya terus menurun," ungkapnya. 

2. Ditopang Fasyankes yang lengkap

Ilustrasi puskesmas: Antrean pasien di Puskesmas Sakra Lotim (IDN Times/Ruhaili)

Faktor pendukung lainnya yaitu tinginya kesadaran masyarakat yang datang mengunjungi Fasilitas Layanan Kesehatan (Fasyankes) jika mengalami gejala DBD. Pemkab Lotim telah menyediakan Fasyankes yang lengkap dan mudah diakses oleh masyarakat. Terdapat 4 Rumah sakit, 31 Puskesmas dan ratusan pekesmas pembantu. Itu belum termasuk rumah sakit swasta.

 "Akses masyarakat ke fasilitas kesehatan itu juga bagus, sehingga kalau ada yang sakit langsung dibawa ke Fasyankes terdekat. Kesadaran masyarakat juga tinggi, ketika ada gejala tidak dibiarkan, sehingga penanganan cepat," terang Fathurrahman.

Selain ditopang dengan Fasyankes yang lengkap, Lombok Timur juga telah mendapatkan status Universal Health Coverage (UHC) BPJS Kesehatan, sehingga seluruh masyarakat Lotim sudah menjadi perserta BPJS Kesehatan. 

"Karena sudah menjadi perserta BPJS, itu juga yang menyebabkan masyarakat antusias datang berobat,"ungkapnya.  

3. Tetap melakukan Fogging dan kampanye 3M

Fogging saat di Asrama Haji Embarkasi Surabaya. Dok. KKP Kelas 1 Surabaya.

Fathurrahman mengatakan bahwa pihaknya juga tetap melakukan fogging, tetapi itu dilakukan berdasarkan permintaan dari masyarakat. Sebelum melakukan fogging, lingkungan harus terlebih dahulu bersih dari tempat perkembanganbiakan nyamuk. 

"Fogging tetap kita lakukan kalau ada permintaan. Tetapi tetap disertai dengan edukasi bahwa fogging itu efektif kalau tempat kembangbiak nyamuk harus dibersihkan dulu, makanya itu harus jadi syarat," imbuhnya.

Pihaknya juga tetap mengkampanyekan 3M serta menjaga kebersihan lingkungan dengan cara Lomba kebersihan lingkungan. 

"Itu kita lombakan, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan," tutupnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Linggauni
Ruhaili
Linggauni
EditorLinggauni
Ruhaili
EditorRuhaili
Follow Us