Jusuf Kalla Datangi Korban Longsor, Warga: Kami Tidak Berani Pulang

Lombok Barat, IDN Times - Mantan Wakil Presiden Republik Indonesia Periode 2014-2019 H Jusuf Kalla menyambangi korban banjir di Dusun Batulayar Utara Kecamatan Batulayar Lombok Barat, Rabu (8/12/2021). Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) ini datang untuk memberikan semangat kepada korban banjir yang saat ini tinggal di pengungsian.
Dalam kunjungannya, JK mengajak seluruh pengungsi untuk tetap menjaga kesehatan selama berada di pengungsian. Dia juga memberikan semangat kepada warga agar tidak menyerah dan bersabar atas musibah ini
1. Selalu waspada

Didampingi Wakil Gubernur NTB Dr Hj. Sitti Rohmi Djalilah, JK meminta agar warga di Lombok Barat tetap waspada dengan kondisi cuaca yang sedang terjadi di NTB. Pasalnya peristiwa alam, baik banjir, longsor dan gelombang pasang harus tetap diwaspadai dengan harapan peristiwa itu tidak terulang lagi.
"Bencana ini meluas, peristiwa alam ini kita imbau ke masyarakat untuk tetap menjaga kesehatan," kata JK.
Selain itu, JK menyebutkan kondisi alam selama fenomena La Nina diprediksi akan meluas di berbagai daerah khususnya di NTB. Sehingga cuaca buruk masih akan tetap terjadi hingga akhir tahun ini.
"Kita waspada ancaman alam ini sampai bulan Januari 2022," sebut JK sebelum meninggalkan lokasi pengungsian warga di Desa Batulayar Utara Lombok Barat.
2. Warga tak ingin kembali ke rumah

Marhamah (46) warga Desa Batulayar Utara Kecamatan Batulayar tak ingin lagi kembali ke rumah pasca banjir bandang beserta tanah longsor menimpa puluhan rumah warga di Dusun Duduk Desa Batulayar Utara. Suara bebatuan yang berhamburan menimpa puluhan rumah hingga rata dengan tanah Senin pagi (6/12/2021) membuat Marhamah bersama dua anaknya merasakan trauma.
"Melihat gemuruh dari atas Bukit Batu Jaran itu perasaan semakin takut balik ke rumah," katanya.
Saat kejadian itu, kebanyakan dari warga yang bermukim di bawah lereng Bukit Baru Jaran mengalami trauma. Sehingga trauma healing sangat diperlukan bagi korban banjir di desa ini.
"Saya kan lari pagi itu. Belum ada pertolongan satu pun. Setelah kejadian baru datang satu anggota Babinsa yang menenangkan kami," tuturnya.
Dua hari berada di pengungsian membuatnya merasa lebih tenang. Namun, kondisi rumah masih berdiri dipenuhi lumpur akibat longsoran belum bisa dibersihkan karena rasa takut.
"Masih banyak lumpur di rumah. Saya trauma. Anak saya juga. Kalau di pengungsian bantuan sudah mulai mengalir," bebernya.
3. Warga butuh pakaian anak-anak

Selama dua hari di dalam pengungsian, kata Marhamah, bantuan logistik sudah mulai berdatangan. Dia juga butuh pakaian untuk anak-anak dan perlengkapan untuk belajar anak-anak di pengungsian.
"Tapi kami mohon bantuan, baju anak-anak tidak ada. Karena semuanya kena lumpur. Pakaian bayi juga," tutur Rohati (48) warga lain yang masih tinggal di Pengungsian.
Rohati meminta, selain pemerintah membantu logistik siap saji berupa telur, beras, mie instan dan makanan dasar lainnya, dia juga meminta agar diberikan bantuan berupa perlengkapan tidur. Misalnya selimut, pakaian anak, pokok bayi dan pakaian untuk orang dewasa.