Jenazah TKI Asal NTB yang Tewas Ditembak Dipulangkan ke Lombok

Mataram, IDN Times - Jenazah TKI asal Desa Waringin, Kecamatan Suralaga, Lombok Timur (Lotim), Nusa Tenggara Barat (NTB) bernama Gafur (40) dalam proses pemulangan dari Malaysia Timur ke Lombok. Jenazah almarhum sudah dikirim dan diperkirakan tiba di Bandara Internasional Lombok pada Jumat (9/8/2024).
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi NTB I Gede Putu Aryadi, Kamis (8/8/2024) menjelaskan telah menerima informasi dari Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Kuching, Serawak, Malaysia Timur. Bahwa jenazah korban telah dikirim lewat jalur darat dari Miri ke Tebedu pada 7 Agustus 2024.
1. Jenazah dibawa menggunakan pesawat dari Pontianak-Jakarta-Lombok

Pada Kamis (8/8/2024), jenazah korban dibawa dari Entikong ke Pontianak. Selanjutnya dibawa menggunakan pesawat Super Air Jet dari Pontianak - Jakarta.
Jenazah korban diperkirakan tiba dari Jakarta ke Bandara Internasional Lombok pada Jumat (9/8/2024) besok pagi. Kemudian jenazah akan dibawa menggunakan ambulans yang difasilitasi Balai Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) NTB ke kampung halaman korban di Cengok, Desa Waringin Kecamatan Suralaga Lotim.
2. Penyebab kematian korban

Aryadi menjelaskan penyebab kematian korban berdasarkan informasi yang diperoleh dari KJRI Kuching. Korban ditemukan meninggal dunia di ladang sawit pribadi, di kawasan Sepupok, Batu Niah, Miri, Sarawak, Malaysia, pada 29 Juli 2024. Informasi itu diperoleh KJRI dari Pejabat Polis Daerah (IPD) Miri, Sarawak, pada 31 Juli 2024.
Bagian forensik RS Miri telah melakukan autopsi terhadap korban yang sebelumnya bekerja sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI) undocumented itu pada 31 Juli 2024. Dari hasil autopsi diketahui penyebab kematian korban adalah akibat tembakan di bagian dada.
Sebagai upaya menindaklanjuti informasi mengenai kematian korban, pada 5 Agustus 2024, KJRI Kuching telah melakukan pertemuan dengan Ketua Polis Daerah Miri, ACP Alexson Naga Anak Chabu, di kantor IPD Miri. Dalam pertemuan tersebut diketahui bahwa peristiwa penembakan terjadi sekitar pukul 8 pagi pada 29 Juli 2024.
3. Polisi buru tersangka

Dikatakan, tidak ada saksi mata yang melihat saat terjadinya penembakan, namun ada 4 orang saksi yang merupakan Warga Negara Indonesia (WNI) yang juga bekerja di ladang tersebut, mendengar suara ledakan. Saat saksi mencari sumber suara ledakan mereka melihat korban sudah terbaring dengan luka di sekujur tubuh, namun masih bernyawa.
Para saksi segera membawa korban ke pondok terdekat. Korban sempat mengatakan bahwa ada pencuri yang masuk ke dalam pondoknya, sebelum akhirnya meninggal dunia. Pihak IPD Miri telah mengambil kesaksian keempat orang tersebut dan melakukan pencarian terhadap tersangka pelaku penembakan. Namun medan hutan belantara di sekitar lokasi kejadian turut menghambat proses pencarian tersangka.
Pihak kepolisian Miri mengungkapkan bahwa luka di sekujur tubuh korban terjadi karena pelaku menggunakan senapan dengan peluru tabur yang mengakibatkan banyaknya luka tersebar di tubuh korban, dengan tiga luka tembus di bagian dada yang berakibat fatal.