Intip Keseruan Gawe Desa Aikdewa, Ada 'Ngalun Aik dan Mandi Kemanten'

Lombok Timur, IDN Times - Desa Aikdewa Kecamatan Peringgasela, Kabupaten Lombok Timur kembali menggelar Gawe Desa yang ke-3. Temanya 'Ngalun Aik dan Mandi Penganten'. Gawe desa ini merupakan acara tahunan masyarakat desa setempat.
Ketua Panitia, Hirpan Rosidi menyampaikan bahwa setiap acara gawe desa selalu mengangkat tema yang berbeda-beda. Hal ini bertujuan untuk menggali potensi yang ada di Desa Aikdewa, sekaligus memperkenalkan adat istiadat yang ditinggalkan oleh para leluhur.
"Setiap gawe desa kami selalu melibatkan seluruh elemen masyarakat Aikdewa, ini bertujuan agar adat istiadat ini bisa dikenal oleh masyarakat sekarang, khususnya anak-anak muda," ungkapnya, Selasa (20/6/2023).
1. Mata air Kokok Gumbang

Disebutkan bahwa mata air Kokok Gumbang tempat mandi pengantin ini, adalah salah satu sumber mata air yang banyak memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar.. Baik untuk kebutuhan sehari-hari maupun untuk irigasi.
Selain itu, mata air Kokok Gumbang ini juga sebagai tempat rekreasi warga setempat. Mata air ini juga sekaligus dijadikan sebagai tempat warga untuk meredam segala ego yang ada pada dirinya.
"Mata air Kokok Gumbang ini merupakan surga kecil yang ada di Desa Aikdewa, karena airnya yang jernih dan bersih. Kami berharap mata air ini tetap dirawat dan dijaga agar tetap asri dan bersih," ungkapnya.
2. Prosesi mandik penganten

Pada acara Mandik Penganten dan Ngalun Aik ini terdapat beberapa prosesi yang dilalui. Pertama yaitu Mandik Penganten atau mandi pengantin merupakan tradisi yang bermakna untuk mensucikan kedua pengantin dari segala hadas kecil maupun besar serta dosa salah yang telah dilakukannya semenjak aqil balikh sampai dengan hari pernikahannya.
Adapun prosesi Mandik Penganten ini dilakukan sesudah kedua mempelai menjalani pernikahan. Di mana masyarakat mengarak pengantin dengan alunan gendang beleq yang didampingi oleh pemangku ke sumber mata air Kokok Gumbang.
Setalah sampai di mata air Kokok Gumbang, selanjutnya kedua pengantin akan didoakan oleh mangku adat agar kedua mempelai diberikan hikmah dan keluarga yang bahagia. Selain itu juga memanjatkan puji syukur atas telah berlangsungnya pernikahan keduanya.
Prosesi selanjutnya ialah Langer, pada prosesi ini kedua pengantin dibalurkan Langer (parutan kelapa) di rambutnya untuk membersihkannya dari segala bentuk nakjis yang hinggap di rambut. Langer ini sendiri sering digunakan sejak zaman dahulu untuk membersihkan rambut sebagai pengganti sampo.
Prosesi selanjutnya ialah besebur. Kedua pengantin selanjutnya diguyurkan air dari ujung kepala samapi ujung kaki untuk melepas segala sisi negatif dalam tubuhnya serta untuk menyucikannya. Sehingga nanti kedua mempelai dapat menjalankan roda rumah tangga dengan aman dan nyaman.
Prosesi selanjutnya yakni molong kuku (Potong rambut) motong rambut ini bermakna sebagai bentuk wujud pemisahan diri dari masa lajang menuju masa pernikahan, di mana prosesi ini juga menyimbolkan bahwa tidak ada kata pisah setelah melakukan prosesi akad nikah dan senantiasa diberikan keluarga yang harmonis.
Prosesi selanjutnya ialah Ngrek Elak. Prosesi ngrek elak ini yakni prosesi menyisir lidah menggunakan pisau atau silet yang bermakna membersihkan lidah kedua mempelai dari dosa salah yang ia lakukan sejak aqil balikh yang keluar dari ucapannya. Di mana dosa ucapan yang pernah dilakukan semenjak masa lajang tidak boleh diulangi lagi agar tidak memecah tali pernikahan.
Kemudian dilanjutkan dengan Molong Kungkuk Ima Nae (potong kuku tangan dan kaki) yang bertujuan untuk membersihkan kedua mempelai dari dosa salah yang keluar dari tindakan tangan dan kakinya. Di mana tangannya waktu lajang sering digunakan untuk memegang hal negatif dibersihkan dengan pemotongan kuku tangan. Sedangkan kaki semasa lajangnya sering digunakan melangkah untuk melakukan hal negatif sehingga dibersihkan dengan cara memotong kuku kakinya.
Kemudian dilanjutkan dengan prosesi Belak Lekong. Belak lekong atau memecah kemiri oleh kedua mempelai biasanya dilakukan ketika pengantin perempuan sudah dalam kondisi mengandung, di mana memang prosesi mandik kemanten ini dilakukan setelah satu atau bulan menjalani pernikahan. Sehingga belak lekong tujuannya yakni untuk mempermudah persalinan, karena pada dasarnya manusia mirip seperti kemiri. Keras di luar namun ada yang berharga pada isi dalamnya yakni anak kecil yang dilindungi di dalam perutnya.
Belak telok atau memecah telur dengan menekan menggunakan telapak tangan merupakan prosesi dengan tujuan yang sama dengan memecah lekong. Di mana tujuannya untuk mempermudah persalinan.
Kemudian dilanjutkan dengan prosesi besebur terakhir penyucian terakhir bagi para penganten, sehingga setelah melakukan prosesi mandik penganten kedua mempelai sudah langsung dalam kondisi suci kembali dan siap melangsungkan rumah tangga.
Prosesi terakhir yakni begentik atau penggantian pakaian oleh kedua mempelai sebagai simbol melepaskan diri dari pribadi yang lama menuju pribadi yang baru, sehingga pribadi yang dulunya terkesan lalai harus menjadi pribadi yang lebih baik setelah menjalani ikatan pernikahan.
3. Gali potensi desa

Sementara itu Mangku Adat Desa Aikdewa Saifuddin Zohri menyampaikan bahwa pada gawe desa ini selalu mengangkat tema-tema yang berbeda. hal ini untuk menggali potensi yang ada di desa Aik Dewa dan memperkenalkan budaya yang telah ditinggalkan oleh nenek moyang kepada masyarakat gara tetep dilestarikan secara turun temurun.
"Budaya ini merupakan budaya yang secara turun temurun dilakukan oleh masyarakat Aikdewa setiap tahunnya, sehingga budaya ini menjadi bagian dari masyarakat Aikdewa," ungkapnya.
Disebut pada gawe desa satu dan dua sudah banyak memberikan manfaat bagi masyarakat, salah satunya ialah penataan mata air Kokok Nina oleh Pemda Lombok Timur. Diharapkan pada gawe desa ini bisa memberikan manfaat bagi masyarakat. Khususnya penataan wisata mata air Kokok Gumbang dan perbaikan infrastruktur menuju wisat ini.
"Semoga pada gawe desa ke tiga ini bisa membawa perubahan khususnya di wisata ini," pungkasnya.