Gunung Rinjani Terbakar, BTNGR Pastikan Tak Ganggu Aktivitas Pendakian

Mataram, IDN Times - Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) memastikan aktivitas pendakian tidak terganggu akibat kebakaran yang terjadi pada Kamis dan Jumat pekan lalu. Kepala BTNGR Yarman mengatakan aktivitas pendakian ke Gunung Rinjani berjalan normal, karena lokasi hutan yang terbakar jauh dari jalur pendakian.
"Tidak mengganggu aktivitas pendakian ke Gunung Rinjani. Karena lokasinya (yang terbakar) jauh dari jalur pendakian. Pendakian tetap aman," kata Yarman dikonfirmasi IDN Times di Mataram, Senin (20/10/2025).
1. Aktivitas pendakian cukup tinggi pada Oktober - Desember 2025

Yarman menjelaskan vegetasi yang terbakar berupa semak belukar dan rumput-rumputan. Sehingga potensi kebakaran di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani cukup tinggi. Apalagi sekarang musim kemarau dan angin kencang.
Pada bulan Oktober hingga Desember, kata Yarman, aktivitas pendakian di Gunung Rinjani cukup tinggi. Meskipun kuota pendakian tidak full, namun biasanya menjelang akhir tahun, pengunjung meningkat.
"Cukup tinggi juga pengunjung pada bulan Oktober, November dan Desember. Tapi tidak full sekali, namun masih ada slot (kuota)," terangnya.
Sebagaimana diketahui, ada enam jalur pendakian menuju Gunung Rinjani. Antara lain Jalur Pendakian Senaru dengan rute Jebak Gawah Senaru-Pelawangan Senaru-Danau Segara Anak-Jalur Pendakian Senaru/Torean dengan kuota maksimal 150 pengunjung per hari.
Kemudian Jalur Pendakian Sembalun dengan rute Pintu Masuk Jalur Pendakian Sembalun-Pelawangan Sembalun-Puncak Gunung Rinjani/Danau Segara Anak-Jalur Pendakian Sembalun/Torean/Senaru dengan kuota maksimal 150 pengunjung per hari.
Selanjutnya, Jalur Pendakian Torean dengan rute Pintu Masuk Jalur Pendakian Torean-Pelawangan-Puncak Gunung Rinjani/Danau Segara Anak-Jalur Pendakian Torean/Senaru dengan kuota maksimal 100 pengunjung per hari. Selain itu, Jalur Pendakian Aik Berik dengan rute Jebak Gawah Aik Berik - Pelawangan Aik Berik dengan kuota maksimal 100 orang pengunjung per hari.
Kemudian Jalur Pendakian Timbanuh dengan rute Pintu Masuk Jalur Pendakian Timbanuh - Pelawangan Timbanuh dengan kuota maksimal 100 orang pengunjung per hari. Serta Jalur Pendakian Tete Batu : Pintu Masuk Jalur Pendakian Tete Batu - Pelawangan Tete Batu dengan kuota maksimal 100 orang pengunjung per hari.
2. Dalami penyebab kebakaran kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani

Terkait penyebab kebakaran hutan Gelogor Paok dan Rangga Pande, Desa Sembalun Lawang, Resor Sembalun, SPTN Wilayah II Taman Nasional Gunung Rinjani, Yarman menjelaskan masih didalami oleh petugas di lapangan. Petugas sedang turun ke lapangan untuk mencari barang bukti.
"Mereka sedang di lapangan. Belum bisa kita simpulkan penyebabnya. Kemarin kita fokus pemadaman. Kemarin padam, mudah-mudahan tidak terjadi lagi. Kemarin angin kencang dan cuaca panas di sana yang memperlambat pemadaman," terangnya.
3. Potensi kebakaran di Gunung Rinjani masih tinggi

Yarman mengungkapkan potensi kebakaran di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani masih cukup tinggi. Karena faktor cuaca yang masih cukup panas dan angin kencang. Untuk itu, dia mengharapkan masyarakat menghindari risiko-risiko terjadi kebakaran dalam kawasan hutan.
"Kalau ditemukan titik api segera melapor ke kita sebagai kita siram dan padamkan. Ada ratusan petugas dan masyarakat disiagakan, mereka standby selalu," tandasnya.
Sebelumnya, kawasan TNGR di hutan Rangga Pande, Sembalun Lawang Resor Sembalun, SPTN Wilayah II Taman Nasional Gunung Rinjani terbakar pada Jumat (17/10/2025). Hutan yang terbakar seluas 10 hektare, namun kawasan yang terdampak seluas 36 hektare.
Sehari sebelumnya, seluas 10 hektare kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani di Gelogor Paok, Desa Sembalun Lawang, Kecamatan Sembalun, Lombok Timur, ludes terbakar. Kebakaran yang terjadi merupakan kebakaran permukaan, yang membakar semak, rumput, perdu, dan dedaunan kering hingga mencapai luas sekitar 10 hektare.