Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi nyamuk demam berdarah (pexels.com/Pixabay)

Mataram, IDN Times - Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Januari 2025. Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi NTB mencatat jumlah kasus DBD pada bulan Januari 2025 sebanyak 458.

Ratusan kasus DBD tersebut tersebar di sepuluh kabupaten/kota dan dua kasus kematian di Kabupaten Dompu. Sehingga, Kabupaten Dompu ditetapkan kejadian luar biasa (KLB) DBD di NTB.

"Kalau sudah ada kasus yang meninggal, itu kejadian luar biasa (KLB). Itu artinya kita harus ekstra dari sisi kewaspadaan," kata Kepala Dinkes NTB dr. Lalu Hamzi Fikri di Mataram, Kamis (30/1/2025).

1. Rincian kasus DBD di 10 kabupaten/kota pada Januari 2025

Kepala Dinkes Provinsi NTB dr. Lalu Hamzi Fikri. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Fikri merincikan 458 kasus DBD yang ditemukan pada Januari 2025 di 10 kabupaten/kota. Antara lain, Kota Mataram 29 kasus tidak ada kematian, Lombok Barat 125 kasus tidak ada kematian.

Kemudian Lombok Tengah 73 kasus tidak ada kematian, Lombok Timur 6 kasus tidak ada kematian, Lombok Utara 33 kasus tidak ada kematian. Selanjutnya, Sumbawa Barat 26 kasus tidak ada kematian, Sumbawa 73 kasus tidak ada kematian, Dompu 35 kasus, ada kematian 2 kasus.

Serta Bima 50 kasus tidak ada kematian dan Kota Bima 8 kasus tidak ada kematian. "Jadi total di NTB itu kasusnya sampai Januari sebanyak 458 kasus dan 2 kematian," sebut Fikri.

2. Penyebab meningkatnya kasus DBD

Puluhan pasien DBD dirawat di rumah sakit (IDN Times/ Riyanto)

Mantan Direktur RSUD NTB ini mengatakan penyebab meningkatkan kasus DBD di NTB pada awal 2025. Karena pada saat ini wilayah NTB sedang memasuki musim penghujan. Sehingga mengakibatkan perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti cukup mudah.

Untuk itu, pemberantasan sarang nyamuk (PSN) sangat penting dilakukan pada saat ini. Selain itu, apabila ada gejala-gejala yang mengarah ke DBD, masyarakat harus segera mengakses layanan kesehatan.

"Karena kasus kematian itu sering terjadi karena terlambat ditemukan. Kemudian terlambat didiagnosa dan terlambat ditangani," jelas Fikri.

Menurutnya, PSN menjadi kunci dalam mencegah merebaknya kasus DBD. Terkait Dompu yang ditetapkan KLB DBD, pemerintah daerah harus mengerahkan sumber daya yang dimiliki untuk mengatasi DBD.

"Kita tetap dari Pemprov tetap memantau. Tim kami dengan jejaring yang ada di puskesmas kita mengaktifkan sistem survailens, memperkuat promosi kesehatan, PHBS tetap kita lakukan," tandasnya.

3. Ribuan kasus DBD di NTB sepanjang 2024

Pinterest

Dinkes NTB mencatat kasus DBD sepanjang 2024 sebanyak 4.206 kasus. Dari ribuan kasus DBD, tujuh pasien meninggal dunia. Tujuh pasien DBD yang meninggal dunia terdapat di empat kabupaten/kota. Yaitu, Kota Mataram 3 kasus, Lombok Barat 2 kasus, Kabupaten Sumbawa Barat satu kasus dan Kota Bima satu kasus.

Pada 2024, ada tiga kabupaten/kota dengan kasus DBD tertinggi di NTB. Angka tertinggi DBD pada tahun tersebut terjadi di Lombok Barat sebanyak 1.012 kasus, diikuti Lombok Utara 611 kasus dan Kota Mataram 543 kasus.

Dinkes NTB terus mengupayakan pencegahan dan penanganan kasus DBD dengan mendistribusikan logistik untuk kegiatan pencegahan, pengendalian menggunakan insektisida, larvasida, dan alat pengendalian.

Serta alat diagnosa DBD (RDT NS1 Combo), melakukan kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) bersama seluruh Puskesmas secara serentak dan berkala di masing-masing wilayah puskesmas.

Editorial Team