Super Cozy! Basecamp Coffee Jadi Markas Favorit Anak Muda di Praya

Lombok Tengah, IDN Times - Di tengah hiruk pikuk Kota Praya, Kabupaten Lombok Tengah, berdiri sebuah kafe yang tak hanya menjual kopi dan makanan lezat, tapi juga menawarkan kenyamanan bagi pelanggan. Namanya Basecamp Coffee. Dari luar, kafe ini mungkin tampak seperti tempat nongkrong biasa, tapi begitu kamu duduk dan memesan satu gelas kopi atau sepiring menu favoritnya, kamu akan paham mengapa tempat ini terasa begitu “dekat”.
Di balik kafe yang kini ramai dikunjungi anak muda hingga pekerja kantoran, ada sosok Mira Puji Apriana. Seorang perempuan muda penuh semangat yang menanamkan nilai-nilai kekeluargaan, kemandirian dan inovasi dalam setiap sudut usahanya.
1.Tempat nongkrong bagi semua kalangan

Sebelum berdiri sebagai kafe mandiri, suami Mira dan keluarganya sudah membuat usaha berupa tempat ngopi. Pengalaman itu menjadi bekal penting untuk memahami bagaimana mengelola kafe, melayani pelanggan, hingga mengembangkan ide-ide baru.
“Sebelum menikah tahun 2019 lalu, awalnya suami dan keluarga membuat usaha tempat ngopi seperti ini. Tapi lama-lama ada keinginan untuk mandiri, membangun usaha sendiri dengan nama sendiri,” ujar Mira.
Keinginan itu kemudian diwujudkan dalam bentuk Basecamp Coffee. Dengan semangat dan harapan agar tempat ini bisa lebih dekat dengan pelanggan, baik secara konsep maupun pelayanan.
Nama "Basecamp" sendiri bukanlah sekadar nama yang dipilih asal. Mira ingin tempat ini menjadi markas bagi siapa pun yang datang. Baik itu anak muda yang ingin berkumpul bersama teman, pekerja kantoran yang butuh ruang tenang untuk menyelesaikan tugas, hingga keluarga yang ingin menikmati waktu makan bersama dengan suasana santai dan nyaman.
2. Konsep Cozy yang merangkul semua kalangan

Salah satu kekuatan utama Basecamp Coffee terletak pada konsepnya yang inklusif dan terbuka untuk semua. Mengusung nuansa cozy dengan desain semi-outdoor, kafe ini dirancang agar bisa dinikmati oleh berbagai kalangan. Anak-anak muda bisa datang untuk nongkrong atau mengerjakan tugas, pekerja kantoran sering terlihat duduk sambil mengetik di laptop, dan keluarga pun merasa nyaman untuk makan bersama.
“Kalau ditanya pelanggan terbanyak, remaja dan keluarga itu yang paling dominan. Tapi pekerja kantoran juga cukup banyak yang datang, apalagi sekarang sudah banyak yang kerja hybrid,” tutur Mira.
Selain suasana yang nyaman, Basecamp Coffee juga dilengkapi dengan fasilitas penting seperti kamar mandi atau toilet yang bersih, tempat salat dan ruang yang cukup luas untuk berbagai kebutuhan pelanggan. Namun, Mira mengakui masih ada kekurangan yang sedang ia usahakan untuk diperbaiki.
“Sekarang masih semi-outdoor. Kalau hujan kadang tempias. Jadi harapannya ke depan kami bisa punya area indoor juga, supaya pelanggan tetap nyaman dalam cuaca apa pun,” tambahnya.
Bagi Mira, Basecamp Coffee adalah rumah kedua. Tempat yang bukan hanya menjadi sumber penghidupan, tapi juga menjadi ruang kreatif untuk membangun hubungan dengan komunitas. Ke depan, ia berharap bisa mengembangkan tempat ini menjadi lebih baik lagi, lebih luas, lebih nyaman dan tetap dengan semangat melayani semua kalangan.
2. Perpaduan menu lokal dan western yang bikin ketagihan

Menu makanan dan minuman di Basecamp Coffee juga tak kalah menarik. Mira menyadari bahwa pelanggan memiliki selera yang beragam, sehingga ia menggabungkan menu lokal dan western dalam satu tempat. Namun, yang menarik adalah bagaimana semua menu itu disesuaikan dengan lidah lokal.
“Kita ada spaghetti, steak, mix seafood, grill, sampai lalapan ayam. Semua kita racik agar cocok dengan selera masyarakat sini,” jelasnya.
Dari semua menu yang tersedia, mix seafood dan grill menjadi dua favorit pelanggan. Kedua menu ini menjadi andalan dan kerap dipesan oleh pelanggan setia maupun mereka yang baru pertama kali datang. Tak hanya itu, setiap tahun Mira selalu menghadirkan menu baru agar pelanggan tidak bosan dan punya alasan untuk kembali.
“Inovasi itu penting. Makanya kami selalu punya menu baru setiap tahun, supaya pelanggan tetap penasaran dan gak jenuh,” ujarnya.
Salah satu pelanggan Basecamp Coffee, Putri mengatakan bahwa dirinya menyukai menu-menu yang disediakan di kafe ini. Biasanya, dia dan teman-temannya memesan mix seafood untuk makan bersama. Selain karena porsinya yang banyak, harganya juga dinilai cukup terjangkau.
"Pokoknya kalau mau makan enak sambil nongkrong santai, Basecamp Coffee adalah jawabannya. Saya dan teman-teman biasanya ke sini kalau sedang ingin nongkrong sambil makan enak," ujar Putri.
Mira juga terus memerhatikan tren makanan dan minuman agar bisa menyesuaikan dengan kebutuhan pasar. Fleksibilitas dan keberanian untuk terus berinovasi inilah yang membuat Basecamp Coffee terus bertahan, bahkan saat sempat menghadapi masa-masa sulit.
“Dulu pernah sepi banget, sampai gak ada satu pun pelanggan datang. Dari situ kami belajar pentingnya terus beradaptasi dan membaca keinginan pasar,” kata Mira.
3. Digitalisasi transaksi

Dalam operasional sehari-hari, Basecamp Coffee sudah memanfaatkan produk-produk dari Bank Rakyat Indonesia (BRI) untuk mempermudah transaksi. Mira mengungkapkan bahwa ia sejak awal memang hanya memiliki rekening BRI, dan ternyata pelanggan pun lebih banyak menggunakan layanan BRI, seperti transfer atau QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard).
“Awalnya karena saya punya rekening BRI saja. Tapi ternyata pelanggan juga banyak yang pakai BRI buat bayar. Jadi ya sekalian saja semua transaksi kita arahkan ke sana. Ngeceknya juga mudah melalui aplikasi BRImo,” ungkapnya.
Kini, sekitar 40 persen transaksi di Basecamp Coffee dilakukan secara non-tunai. Untuk pesanan secara daring, pelanggan lebih sering melakukan transfer ke rekening BRI. Sementara untuk pelanggan yang makan langsung di tempat, QRIS menjadi pilihan utama.
Bagi Mira, digitalisasi pembayaran tidak hanya memudahkan, tetapi juga mempercepat proses transaksi dan mengurangi risiko kesalahan pencatatan. Selain itu, sistem ini membuat laporan keuangan lebih rapi dan transparan.
“Digitalisasi sangat berpengaruh buat efisiensi kerja. Lebih cepat, lebih aman, dan pelanggan juga merasa lebih nyaman,” jelasnya.
Berdasarkan data dari Bank Indonesia (BI) Nusa Tenggara Barat (NTB), total pengguna QRIS di NTB mencapai 459.731, dengan nominal transaksi lebih dari Rp1 triliun. Jumlah ini diproyeksikan akan terus meningkat seiring dengan bertambahnya pengguna QRIS di tengah masyarakat.
"Dengan dukungan dari pemerintah, pelaku usaha dan masyarakat, QRIS bisa menjadi salah satu penggerak utama perekonomian digital di NTB,” kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) NTB, Berry Arifsyah Harahap.
Sementara khusus merchant QRIS BRI di Regional Office Denpasar jumlahnya mencapai 181.359 user. Rinciannya, di NTB sebanyak 35.370 user, di Bali sebanyak 111.462 user dan di NTT sebanyak 34.527 user.
"Untuk tahun 2025 ini, growth 18.4% atau target delta pertumbuhan sebesar 34.103 user QRIS," kata Regional CEO BRI Denpasar, Hery Noercahya dalam keterangannya kepada IDN Times.
Hery mengatakan terdapat banyak keuntungan yang didapatkan bagi merchant QRIS. Beberapa di antaranya, yaitu meningkatkan penjualan dengan menawarkan opsi pembayaran praktis. Kemudian memperluas jangkauan pasar konsumen tidak membawa uang tunai dan bisa transaksi menggunakan mobile bank lain dan e-wallet.
"Keuntungan lainnya yaitu dapat memudahkan pembukuan laporan dan mengurangi risiko menerima uang palsu," ujarnya.