5 Penulis Terkenal yang Mengakhiri Hidupnya Sendiri

Kay Redfield Jamison, PhD, seorang profesor psikiatri di Johns Hopkins School of Medicine di Baltimore mengatakan bahwa penulis dua kali lebih rentan melakukan bunuh diri daripada orang lain. Hal ini disebabkan karena penulis mengalami tingkat depresi lebih tinggi dari pekerjaan yang lainnya.
Meskipun korelasi antara kreativitas dan penyakit mental masih diperdebatkan, tidak ada keraguan bahwa dunia kesusastraan telah banyak kehilangan tokoh-tokohnya, karena begitu banyak orang jenius yang mengalami kesulitan untuk berdamai dengan kehidupan mereka.
Sejumlah penulis yang terkenal di dunia telah berjuang melawan depresi dan godaan untuk bunuh diri. Meski tidak semua penulis mengakhiri hidup mereka dengan bunuh diri. Sayangnya, tak sedikit dari mereka yang akhirnya memutuskan untuk mengakhiri kebuntuan dalam berkarya atau pun depresi dengan cara bunuh diri.
Berikut 5 penulis terkenal yang mengakhiri hidupnya sendiri.
Artikel ini dapat menimbulkan ketidaknyamanan karena memuat tentang bunuh diri. Pembaca diharapkan lebih bijak dalam menyikapi isi artikel ini.
Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal sedang mengalami kesulitan emosional atau berpikir untuk bunuh diri, harap mencari bantuan dari tenaga profesional, keluarga, atau layanan dukungan yang tersedia. Anda tidak sendirian dan ada orang-orang yang peduli serta siap membantu. Hubungi layanan kesehatan mental terdekat untuk mendapatkan bantuan yang Anda butuhkan.
1. Ernest Hemingway

Lahir dan dibesarkan di Oak Park, Illinois, Amerika, bakat sastra Ernest Hemingway telah terlihat sejak dirinya remaja. Ketika akhirnya ia bekerja sebagai penulis dan editor untuk koran sekolah, nama Ernest cukup disegani oleh teman-temannya.
Pasca wisuda, ia pun segera bekerja sebagai reporter pemula di The Kansas City Star dan akhirnya memutuskan untuk berhenti dan menjadi sopir ambulans milik Palang Merah di Italia selama Perang Dunia I. Setelah ia kembali ke Amerika Serikat, Ernest akhirnya pindah ke Toronto dan mendapatkan pekerjaan di Toronto Star Weekly. Disana ia bekerja sebagai freelancer, staf penulis, dan koresponden asing.
Ernest terkenal karena mampu menulis beberapa novel terlaris yang sekarang dianggap sebagai sastra klasik Amerika, seperti For Whom the Bell Tolls dan The Old Man and the Sea. Kontribusinya terhadap sastra membuatnya memenangkan Penghargaan Pulitzer pada tahun 1953 dan Hadiah Nobel pada 1954.
Namun sayangnya, Ernest kemudian mengalami kecanduan alkohol yang menyebabkan dirinya menderita tekanan darah tinggi dan masalah hati. Tak lama berselang pada tahun 1961, ia mencoba mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri di rumahnya sendiri di Sun Valley. Meski sempat digagalkan, Ernest berhasil merenggut nyawanya dengan menembakkan pistol di mulutnya.
2. Yukio Mishima

Yukio Mishima atau bernama pena Kimitake Hiraoka, adalah seorang penulis, aktor, dan penulis naskah yang sangat produktif di Jepang. Di bawah asuhan sang nenek yang terlalu protektif hingga berusia 12 tahun, Yukio tidak diizinkan untuk bermain dengan anak-anak lain, ikut tanding olahraga, atau bahkan terkena sinar matahari.
Ketertarikan awal Yukio pada sastra dan menulis memicu bentrokan dengan ayahnya yang berlatar belakang militer. Saking bencinya, ayah Yukio bahkan rela menghancurkan semua naskah putranya. Namun, Yukio tetap teguh pada pendiriannya dengan menjadi anggota termuda dewan redaksi sekolah elit dan kemudian menerbitkan puisi dan prosa di sejumlah majalah bergengsi.
Untuk melindungi dirinya dari cemoohan teman-teman sekelasnya, Yukio kemudian mengganti namanya dengan nama pena. Yukio lulus dari Universitas Tokyo pada tahun 1947 dan terus mempublikasikan cerita, puisi, dan dramanya. Sangat tertarik pada kebugaran fisik dan seni bela diri, ia kemudian bergabung dengan Angkatan Bela Diri Jepang dan membangun tim prajurit sendiri yang disebut Shield Society.
Pada tahun 1970, Yukio dan empat anggotanya mengambil alih markas Angkatan Bela Diri Jepang. Yukio memberikan pidato tentang tuntutannya untuk mengambil alih kekuasaan kaisar Jepang, dan kemudian mengakhiri hidupnya dengan melakukan seppuku. Dia telah merencanakan secara matang bunuh diri tersebut selama setahun. Seppuku adalah bentuk ritual bunuh diri Jepang, yang awalnya hanya diperuntukkan bagi samurai.
3. David Oliver Relin

David Oliver Relin adalah salah satu penulis buku terlaris di dunia yang berjudul Three Cups of Tea. Menurut pengakuan pihak berwajib, David melakukan bunuh diri di Portland pada tanggal 14 November 2012.
Polisi mengatakan bahwa David meninggal karena cendera parah di bagian kepala yang disebabkan oleh benda tumpul.
4. Iris Chang

Wanita bernama lengkap Iris Shun-Ru Chang ini adalah seorang sejarahwan dan wartawati lepas Tionghoa-Amerika. Namanya kemudian dikenal luas karena bukunya yang kontroversial tentang pembantaian Nanking yang diberi judul The Rape of Nanking.
Ia melakukan bunuh diri pada tahun 2004 setelah menderita depresi yang disebabkan oleh bipolar disorder.
5. Hunter Thompson

Hunter Thompson sering menulis dengan caranya yang sangat subyektif, menggabungkan pengalamannya sendiri dan kreativitas artistik dalam bercerita. Hunter menderita berbagai masalah kesehatan, yang mungkin menjadi faktor di balik keputusannya untuk bunuh diri. Pada tanggal 20 Februari 2005, Hunter mengakhiri hidupnya dengan menembak kepalanya dengan senpi.
Inilah kisah tragis yang terjadi pada para penulis ternama dunia. Meski demikian, karya mereka tetap dikenang dan akan selalu abadi.
Itulah 5 penulis terkenal yang mengakhiri hidupnya sendiri.