Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Buka-bukaan, Bezzecchi Andalkan Front End untuk Juara Sprint Race

Marco Bezzecchi pada sesi kualifikasi MotoGP Mandalika. (IDN Times/Linggauni)
Marco Bezzecchi pada sesi kualifikasi MotoGP Mandalika. (IDN Times/Linggauni)
Intinya sih...
  • Start lambat dan adaptasi cepat Bezzecchi mengakui start-nya tidak ideal. Dalam beberapa meter pertama, motornya kehilangan traksi sehingga ia tertinggal dari rombongan depan.
  • Rahasia pada pengereman dan percaya diri pada Front End Kunci utama performa Bezzecchi di Mandalika ada di sektor pengereman dan kontrol bagian depan motor.
  • Duel cerdas lawan Fermin pada lap terakhir Lap terakhir menjadi pertarungan teknikal antara dua pembalap dengan gaya berbeda. Fermin Aldeguer unggul di sektor cepat, tapi Bezzecchi punya keunggulan di sektor dua dan tiga.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Lombok Tengah, IDN Times - Pembalap Pertamina Enduro VR46 Racing Team, Marco Bezzecchi, tampil luar biasa di Sprint Race MotoGP Mandalika 2025, Sabtu (4/10/2025). Start dari posisi ke-10, Bezzecchi sukses finis pertama setelah menyalip banyak pembalap dalam waktu singkat di lintasan yang panas dan licin ini. Kunci keberhasilannya bukan sekadar power mesin Ducati, tetapi rasa percaya diri terhadap bagian depan motor atau yang disebut front end.

Meski sempat kehilangan banyak posisi di awal, Bezzecchi cepat menyesuaikan diri dengan karakter aspal Mandalika yang abrasif. Ia mengaku start-nya lambat, namun segera menemukan ritme setelah beberapa tikungan pertama.

“Saya benar-benar memulai dengan lambat, dan setelah itu motor terasa baik-baik saja. Tapi saya tidak tahu mengapa saya kehilangan banyak posisi di 10 hingga 20 meter pertama,” ujarnya saat ditemui di Sirkuit Mandalika, Sabtu (4/10/2025).

Performa impresif ini membuktikan bahwa Bezzecchi bukan hanya cepat, tapi juga cerdas secara teknikal dalam membaca grip, menganalisis lawan, dan menjaga kondisi ban agar tetap stabil hingga lap terakhir. Dengan performa konstan dan kontrol depan yang presisi, Bezzecchi menyalip Fermin Aldeguer di tikungan 10 dan memastikan kemenangan dramatis di Sprint Race Mandalika.

1. Start lambat dan adaptasi cepat

Pembalap MotoGP, Marco Bezzecchi di Sirkuit Mandalika. (IDN Times/Linggauni)
Pembalap MotoGP, Marco Bezzecchi di Sirkuit Mandalika. (IDN Times/Linggauni)

Bezzecchi mengakui start-nya tidak ideal. Dalam beberapa meter pertama, motornya kehilangan traksi sehingga ia tertinggal dari rombongan depan. Namun, pembalap asal Italia itu tidak panik. Ia menilai kondisi grip lintasan dan mulai menyesuaikan gaya berkendara agar ban depan dan belakang tetap seimbang.

Ducati Desmosedici GP miliknya memang punya tenaga besar, tapi di Mandalika, traksi dan kontrol depan lebih penting dari sekadar power. Bezzecchi menahan diri untuk tidak terlalu agresif di lap awal agar tidak menguras ban terlalu cepat.

“Itu sulit. Saya berada di belakang, tapi saya tahu punya kecepatan untuk mencoba mengejar kembali,” ujarnya.

Dengan pendekatan itu, ia mampu menemukan keseimbangan optimal antara akselerasi dan pengereman. Perlahan tapi pasti, ia menyalip satu demi satu lawan hingga masuk ke posisi tiga besar. Saat motornya mulai “menyatu” dengan lintasan, Bezzecchi tahu itulah momen untuk gaspol.

2. Rahasia pada pengereman dan percaya diri pada Front End

Pembalap MotoGP, Marco Bezzecchi di Sirkuit Mandalika. (IDN Times/Linggauni)
Pembalap MotoGP, Marco Bezzecchi di Sirkuit Mandalika. (IDN Times/Linggauni)

Kunci utama performa Bezzecchi di Mandalika ada di sektor pengereman dan kontrol bagian depan motor. Di trek yang panas dan cepat berubah grip-nya, pembalap harus punya feeling luar biasa terhadap ban depan. Bezzecchi mengaku rasa percaya dirinya terhadap front end menjadi senjata utama sepanjang balapan.

“Saya sangat percaya diri dengan bagian depan motor, dan itu memberi saya kesempatan untuk mencoba,” ujarnya.

Dengan keyakinan itu, ia bisa menekan lebih keras saat masuk tikungan, terutama di sektor dua, area paling menentukan di Mandalika.
Keberaniannya mengerem lebih dalam dibanding lawan membuatnya mampu menyalip di titik-titik sulit, termasuk tikungan 10, tempat banyak pembalap justru bermain aman.

Menurutnya, tidak ada strategi rumit di balik performanya kali ini. Ia hanya fokus menjaga kestabilan motor dan memanfaatkan setiap peluang yang ada.

“Tidak ada strategi khusus. Kami hanya berusaha memahami apa yang terjadi di start dan mencoba memperbaikinya untuk besok,” ujarnya.

3. Duel cerdas lawan Fermin pada lap terakhir

Fermin Aldeguer pada sesi kualifikasi MotoGP Mandalika. (IDN Times/Linggauni)
Fermin Aldeguer pada sesi kualifikasi MotoGP Mandalika. (IDN Times/Linggauni)

Lap terakhir menjadi pertarungan teknikal antara dua pembalap dengan gaya berbeda. Fermin Aldeguer unggul di sektor cepat, tapi Bezzecchi punya keunggulan di sektor dua dan tiga, terutama dalam mengatur masuk dan keluar tikungan dengan sempurna. Ia tahu peluang menyalip hanya datang sekali, dan itu terjadi di tikungan 10, area dengan jarak pengereman panjang yang ideal untuk slipstream.

“Saya mengambil slipstream dan cukup dekat. Saya tetap mencoba, cukup agresif, tapi itu berhasil,” ujarnya.

Manuvernya presisi, menyalip dari dalam tanpa kehilangan traksi, meski Fermin sempat mencoba membalas di tikungan 11 dan 12.

“Saya memberikan segalanya sampai akhir, menemukan sedikit celah di tikungan 10, dan itu lumayan bagus,” ujarnya puas.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Linggauni -
EditorLinggauni -
Follow Us

Latest Sport NTB

See More

Motor Sulit Diajak Belok, Alex Marquez Pasrah dan “Survive” di Sprint Race

04 Okt 2025, 19:12 WIBSport