Ban Medium Jadi Kunci, Raul Fernandez Puji Aprilia Lebih Kuat di Mandalika

Lombok Tengah, IDN Times - Raul Fernandez tampil gemilang di Sprint Race MotoGP Mandalika 2025, Sabtu (4/10/2025). Pembalap Trackhouse Racing Team (Aprilia) itu sukses finis di posisi ketiga, mengamankan podium penting setelah empat musim sulit di kelas premier. Ia mengungkap bahwa rahasia performa kuatnya kali ini terletak pada pemilihan ban medium yang memberi stabilitas dan grip konsisten sepanjang balapan.
Fernandez menjelaskan bahwa performa Aprilia di Mandalika terasa berbeda dari biasanya. Motor RS-GP miliknya mampu menjaga kecepatan konstan di kisaran 1 menit 30 detik per lap, bahkan saat suhu trek mencapai titik tinggi.
“Saya menjaga di 30.3, 30.5, jadi saya senang,” ujarnya setelah balapan.
Menurut Fernandez, hasil kali ini bukan semata-mata soal keberuntungan, melainkan hasil dari kerja keras dan pemahaman mendalam terhadap karakter lintasan. Ia juga mengakui bahwa fokus di lap terakhir menjadi kunci agar tidak mengulang kesalahan masa lalu.
“Saya sedikit gugup, terutama di lap terakhir, tapi kali ini saya bisa mengontrol semuanya,” katanya dengan senyum lebar.
1. Pemilihan ban medium bikin Aprilia tampil ganas
Salah satu faktor utama keberhasilan Fernandez di Sprint Mandalika adalah keberaniannya memilih ban belakang medium. Menurutnya, karakter ban ini lebih cocok untuk kondisi panas dan memberikan kestabilan saat motor mulai kehilangan grip di akhir lap. Pilihan itu terbukti efektif ketika banyak pembalap lain kesulitan mempertahankan ritme.
Fernandez mengaku sempat ragu sebelum start, namun hasil sesi pemanasan membuktikan ban medium lebih efisien untuk jarak sprint.
“Dengan ban belakang medium, entah kenapa kami bahkan lebih kuat dibanding soft,” katanya.
Keputusan itu pun menjadi kunci podium ketiganya musim ini. Selain faktor ban, setup motor RS-GP juga mendukung performa stabil di lintasan Mandalika. Kombinasi suspensi depan yang lembut dan traksi kuat di tikungan cepat membuat Fernandez bisa menjaga aliran balapan tanpa kehilangan kecepatan di sektor teknikal.
2. Konsistensi ritme jadi senjata tama
Fernandez menunjukkan kedewasaan dalam menjaga pace konstan di kisaran 1:30-an selama 11 lap sprint. Ia tak terjebak duel agresif dan memilih mengontrol jarak dengan Marco Bezzecchi di depan. Strategi ini membuatnya bisa menjaga ban dan fokus hingga akhir.
“Ketika saya melihat jarak dengan Marco dan Alex, saya mencoba mengatur ritme dan bertahan di 30.3, 30.5,” kata Fernandez.
Ia mengaku pengalaman sebelumnya membuatnya belajar untuk lebih tenang dan tidak kehilangan fokus di momen-momen krusial. Konsistensi itu juga menegaskan kemajuan besar Trackhouse Racing dalam memahami motor Aprilia RS-GP. Tim asal Amerika Serikat itu kini mampu menyaingi skuad pabrikan seperti Ducati dan KTM di sirkuit dengan grip tinggi seperti Mandalika.
3. Mental dan dukungan keluarga jadi faktor penentu
Di balik podium itu, ada perjalanan mental panjang yang harus dilalui Fernandez. Empat musim terakhir menjadi masa sulit baginya, dengan hasil tak stabil dan tekanan tinggi di kelas utama MotoGP. Namun, dukungan keluarga terutama dari sang kakak membuatnya bisa kembali fokus dan menikmati balapan.
“Ketika kamu melewati empat tahun yang sulit, kadang kamu berpikir terlalu banyak. Namun berkat saudara saya, saya bisa tetap fokus dan menikmati momen sulit itu,” ujar Fernandez.
Ia menyebut podium di Mandalika ini sebagai simbol bahwa kerja keras dan ketenangan akhirnya membuahkan hasil. Fernandez berharap momentum positif ini bisa berlanjut ke balapan utama. Ia yakin kombinasi antara setup motor yang matang, strategi ban tepat dan mental stabil akan menjadi modal penting untuk meraih hasil lebih baik di sisa musim.