Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Fokus Bangun Konsistensi di Mandalika, Pedro Acosta: Semua Soal Waktu!

Pembalap MotoGP, Pedro Acosta saat sesi latihan bebas 1 (free practice 1) di Sirkuit Mandalika, Jumat (3/10/2025). (IDN Times/Linggauni)
Pembalap MotoGP, Pedro Acosta saat sesi latihan bebas 1 (free practice 1) di Sirkuit Mandalika, Jumat (3/10/2025). (IDN Times/Linggauni)

Lombok Tengah, IDN Times - Pedro Acosta tampil cukup solid di sesi latihan bebas pertama (Free Practice 1) MotoGP Mandalika 2025, Jumat (3/10/2025). Meski belum mencatat waktu terbaik, pembalap muda asal Spanyol itu menunjukkan kedewasaan dalam menghadapi kondisi lintasan yang menantang. Bagi Acosta, hasil bukan segalanya, yang terpenting adalah proses dan waktu.

Pembalap GasGas Tech3 itu menegaskan bahwa dirinya dan tim masih berproses menemukan setelan motor yang ideal untuk cuaca panas Mandalika. Ia mengakui performanya masih tertinggal dari Ducati dan Aprilia, tapi tak menjadikannya alasan untuk frustrasi. Sebaliknya, ia melihatnya sebagai bagian dari perjalanan menuju performa puncak.

Everything is a matter of time (semuanya hanya soal waktu),” ujar Acosta saat ditemui di paddock Sirkuit Mandalika, Jumat (3/10/2025).

Kalimat sederhana itu menggambarkan filosofi balapnya: tidak terburu-buru, fokus pada progres, dan percaya bahwa konsistensi akan membawa hasil terbaik.

1. Adaptasi jadi kunci utama di Mandalika

Para pembalap MotoGP beradu cepat di Sirkuit Mandalika, Jumat (3/10/2025). (IDN Times/Linggauni)
Para pembalap MotoGP beradu cepat di Sirkuit Mandalika, Jumat (3/10/2025). (IDN Times/Linggauni)

Bagi Acosta, Mandalika bukan sekadar lintasan panas di tepi pantai, tapi arena pembuktian kemampuan beradaptasi. Ia menyebut tiap tikungan memiliki karakter yang berbeda, menuntut pembalap untuk cepat membaca situasi. Karena itu, ia memilih fokus membangun ritme dan konsistensi dibanding mengejar catatan waktu tercepat.

Dalam sesi latihan pertama, ia memanfaatkan setiap lap untuk memahami bagaimana motornya bereaksi terhadap perubahan suhu dan grip lintasan. Pendekatan itu terbukti efektif untuk menjaga stabilitas performanya.

“Kami menunjukkan kecepatan yang bagus, tidak secepat Marco (Bezzecchi) hari ini, tapi dengan semua masalah yang kami hadapi, kami berhasil mencatat waktu putaran yang sangat baik,” kata Acosta.

Pembalap berusia 21 tahun itu tampak lebih tenang dibanding beberapa rivalnya yang agresif sejak awal sesi. Ia percaya, kesabaran justru akan memberinya keuntungan di akhir pekan. Menurutnya, strategi matang dan adaptasi cepat adalah kunci menghadapi Mandalika yang menurutnya sulit ditebak.

2. Mengakui keunggulan rival

Pembalap MotoGP, Pedro Acosta. (IDN Times/Linggauni)
Pembalap MotoGP, Pedro Acosta. (IDN Times/Linggauni)

Pedro Acosta tak ragu mengakui bahwa Ducati dan Aprilia masih sedikit lebih unggul. Dengan tenaga mesin yang besar dan pengalaman para pembalapnya, dua tim itu tampak dominan di beberapa sektor lintasan. Namun, bagi Acosta, hal itu bukan alasan untuk menyerah.

Sebaliknya, ia menjadikan performa rival sebagai tolok ukur untuk terus berkembang. Ia juga menyoroti pentingnya kerja sama tim dalam menyempurnakan sisi elektronik dan setup motor agar lebih kompetitif.

“Kami satu langkah di belakang Ducati dan satu langkah di belakang Aprilia, tapi secara keseluruhan kami harus tetap puas,” ungkap Acosta.

Sikap realistis dan tenang itu memperlihatkan kedewasaan seorang pembalap muda yang tidak terjebak dalam tekanan. Ia tahu setiap lap adalah kesempatan untuk memperbaiki diri. Bagi Acosta, yang terpenting bukan siapa yang tercepat hari itu, tapi siapa yang paling konsisten sampai akhir musim.

3. Fokus bangun mental juara

MotoGP di Sirkuit Mandalika 2025. (IDN Times/Linggauni)
MotoGP di Sirkuit Mandalika 2025. (IDN Times/Linggauni)

Pedro Acosta menyadari bahwa MotoGP bukan sekadar ajang kecepatan, tapi juga pertarungan mental. Ia mencontohkan bagaimana beberapa pembalap hebat justru bangkit dari hasil buruk. Contohnya Francesco Bagnaia, yang tahun lalu gagal lolos Q2 namun tetap menang di sprint race.

“Maksudku, mereka juga kesulitan tahun lalu. Kalau kamu lihat, Pecco bahkan tidak lolos ke Q2, tapi entah bagaimana dia bisa menang di sprint hari Sabtu,” ucap Acosta.

Menutup sesi wawancara, Acosta menunjukkan semangat yang sama seperti saat debutnya di kelas utama: fokus, tenang, dan percaya diri. Ia yakin bahwa hasil besar akan datang di saat yang tepat.

“Kita lihat saja nanti. Akan seru melihat bagaimana semuanya berjalan,” katanya sambil tersenyum.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Linggauni -
EditorLinggauni -
Follow Us

Latest Sport NTB

See More

Motor Sulit Diajak Belok, Alex Marquez Pasrah dan “Survive” di Sprint Race

04 Okt 2025, 19:12 WIBSport