Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Viral Penggusuran Rumah Singgah Pasien, Ini Penjelasan RSUD NTB

Pasien dievakuasi saat penggusuran rumah singgah di RSUD NTB. (dok. Istimewa)

Mataram, IDN Times - Penggusuran rumah singgah pasien di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Nusa Tenggara Barat (NTB), Kamis (20/2/2025), viral di media sosial. Peristiwa itu mendapatkan atensi langsung dari Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal.

Direktur RSUD NTB Lalu Herman Mahaputra mengaku baru saja menggelar zoom meeting bersama Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal dan Wakil Gubernur NTB Indah Dhamayanti Putri. Saat ini, Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal sedang mengikuti retreat di Akademi Militer (Akmil) Magelang, Jawa Tengah.

"Sebelum ke sini saya zoom meeting dengan pak gubernur dan ibu wakil gubernur. Pak gubernur juga telah memerintah pada RSUD NTB untuk menanggung biaya pengobatan bagi masyarakat atau security. Kami akan berikan pengobatan secara gratis sampai sembuh," katanya, di RSUD NTB, Sabtu (22/2/2025).

1. RSUD NTB melakukan sosialisasi sebelum penggusuran rumah singgah

Direktur RSUD NTB dr. Lalu Herman Mahaputra. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Pria yang akrab disapa Dokter Jack ini mengaku telah melakukan sosialisasi sebelum dilakukan penggusuran rumah singgah yang berada di kawasan RSUD NTB. Rumah singgah ini rencananya akan direlokasi ke bagian belakang pada lahan seluas 50 are. 

Pihak rumah sakit rencananya akan membangun rumah singgah yang lebih mudah diakses untuk berobat oleh para pasien. Lokasinya pun dekat dengan tempat ibadah. 

"Rumah singgah yang sekarang ini sempit, yang dibangun di belakang nanti lebih luas. Di sana bisa untuk memasak, mencuci dan sebagainya. Jadi ini lebih kepada untuk penertiban di rumah singgah. Mari kita sikapi kondisi ini dengan bijak dan Arif untuk cari solusi yang lebih baik," kata Dokter Jack.

Dia mengklaim telah dilakukan sosialisasi berulangkali kepada para pasien yang menghuni rumah singgah. Pada awalnya, para pasien setuju untuk direlokasi.

"Dalam arti lebih mudah dan dekat akses daripada pengobatan. Karena memang yang di rumah singgah ini, untuk pasien-pasien dari jauh yang tidak punya tempat tinggal di kota Mataram dan terjadwal untuk kontrol," jelasnya.

Rumah singgah yang berada di RSUD NTB diperuntukkan bagi pasien dari tempat jauh dan tidak memiliki tempat tinggal di Kota Mataram. Rumah singgah itu merupakan bekas ruangan direksi kit yang mengerjakan proyek di RSUD NTB. Tetapi dimanfaatkan oleh pihak RSUD NTB menjadi rumah singgah dengan kapasitas 8-10 pasien.

2. Bantah menyewa preman untuk lakukan penggusuran

Rumah singgah RSUD NTB yang digusur. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Dokter Jack juga membantah menyewa preman untuk melakukan penggusuran rumah singgah. Dia mengatakan petugas yang melakukan penertiban rumah singgah adalah tukang yang dibantu security RSUD NTB.

Dia menjelaskan RSUD NTB menggandeng pihak ketiga untuk membangun rumah singgah di bagian belakang RSUD NTB.

"Jadi tidak ada preman, tukang itu. Begitu juga tidak ada sepeser pun ditarik pembayaran dari pasien. Termasuk juga teman-teman yang mengelola rumah singgah, itu gratis. Makanya ke depan kami ingin tertibkan. Jadi, semua penghuni teregistrasi. Siapa pasien dan keluarganya. Supaya teregistrasi. Kalau sekarang kita belum mendata," terangnya.

3. Sebut security bekerja sesuai SOP

Lokasi rumah singgah di RSUD NTB. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Dia juga memastikan security RSUD NTB bekerja sesuai SOP saat dilakukan penertiban. Menurutnya, para security hanya membantu tukang untuk memindahkan barang-barang yang tidak terpakai.

"Bangunan sekarang itu dulunya ruang direksi kit. Sayang kalau tidak digunakan. Banyak saudara kita dari jauh membutuhkan. Di samping rumah singgah yang lain tapi apa salahnya kami menyediakan tempat untuk mereka menginap selama pengobatan," jelasnya.

Karena kondisi rumah singgah itu tidak representatif maka akan direlokasi ke bagian belakang pada lahan seluas 50 are. Dia mengatakan akan membangun rumah singgah yang lebih luas dan representatif serta dekat dengan tempat ibadah.

"Kami tidak mencari siapa yang salah dan benar. Kami ingin membangun komunikasi untuk meluruskan. Nantinya kami akui akan ada pembenahan internal terkait dengan SOP yang ada di rumah singgah," tandas mantan Direktur RSUD Kota Mataram ini.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
SG Wibisono
Muhammad Nasir
SG Wibisono
EditorSG Wibisono
Follow Us