Tuan Rumah PON 2028, Tak Ada Pembangunan Stadion Baru di NTB

Mataram, IDN Times - Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi tuan rumah bersama Pekan Olahraga Nasional (PON) ke-22 Tahun 2028. Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) NTB Mori Hanafi mengatakan tidak ada pembangunan stadion baru di NTB menjelang PON 2028.
Penyelenggara akan mengoptimalkan pemanfaatan venue-venue yang sudah ada seperti GOR 17 Desember, Turida, Cakranegara, Kota Mataram. Selain itu, penyelenggara akan memanfaatkan gedung dan ballroom hotel yang ada di wilayah Mataram dan Senggigi Lombok Barat.
"Dari sisi venue, kita akan mencoba menggunakan GOR dan gedung-gedung yang sudah ada, itu kita rehab. Mungkin kita belum melihat opsi bangun baru. Kita manfaatkan venue yang ada. Opsi bangun baru mungkin sementara kita tiadakan," kata Mori dikonfirmasi di Mataram, Rabu (25/12/2024).
1. Ada sekitar 45 cabor yang akan dipertandingkan

Mori menyebut ada sekitar 45 cabang olahraga (cabor) yang akan dipertandingkan di PON 2028. Namun, jumlah cabor yang dipertandingkan belum final, kemungkinan akan ada penambahan.
Dari 45 cabor, sebanyak 23 cabor akan dipertandingkan di NTB sedangkan 22 cabor di NTT. "Tapi ada beberapa cabor yang sedang dipertimbangkan untuk masuk PON 2028," jelas Mori.
Anggota DPR RI Fraksi Partai Nasdem ini mengatakan NTB memiliki banyak gedung dan ballroom hotel yang dapat dimanfaatkan menjadi venue PON 2028. Karena menurutnya, banyak cabor yang dapat dipertandingkan di ballroom-ballroom hotel.
"Kalau kita lihat sekarang hampir 70 persen kita sudah ready dari sisi venue. Kayak balap motor, sudah jelas kita punya sirkuitnya. Kemudian kayak senam, sport dance, bela diri bisa dilaksanakan di ballroom hotel. Satu venue bisa untuk dua cabang olahraga. Jadi kalau cabang olahraga 30, kita hanya butuh 15 venue. Karena satu ballroom hotel bisa untuk dua cabor," jelasnya.
2. Revitalisasi venue PON di NTB diperkirakan telan anggaran Rp1 triliun

Karena tidak ada pembangunan stadion baru, kata Mori, maka akan dilakukan revitalisasi GOR Turida Cakranegara Kota Mataram serta venue-vemue lainnya. Untuk revitalisasi venue yang sudah ada diperkirakan akan menelan anggaran sekitar Rp1 triliun.
"Mungkin untuk venue sekitar Rp1 triliun. Karena kita hanya merehab saja," sebutnya.
Sesuai masterplan yang telah dibuat, penyelenggaraan PON 2028 di NTB diperkirakan membutuhkan anggaran sekitar Rp3 triliun. Mori menjelaskan pihaknya telah melakukan efisiensi dari perkiraan anggaran yang dibutuhkan sebelumnya sekitar Rp6 triliun.
"Kemarin awalnya Rp6 triliun tapi sekarang kita lagi efisiensi bisa sampai Rp3 triliun. Ini nanti ada dari pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota," terangnya.
3. Menpora meminta dilakukan efisiensi

Mantan Wakil Ketua DPRD NTB ini mengungkapkan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) meminta dilakukan efisiensi terkait penyelenggaraan PON 2028. Sehingga, KONI NTB bersama pemerintah daerah sedang memfinalisasi masterplan PON 2028.
Hal itulah yang menyebabkan Menpora belum menandatangani SK penetapan NTB dan NTB sebagai tuan rumah bersama PON 2028. Mori mengatakan masterplan PON 2028 akan difinalisasi pada 26 Desember 2024.
"Besok saya akan rapat tanggal 26 Desember untuk finalisasi masterplan dan kita serahkan ke Menpora. Mudah-mudahan di situ nanti SK-nya keluar. Karena memang masterplannya belum fix. Intinya, Menpora meminta ada efisiensi," tuturnya.
Dia menambahkan penyiapan atlet menjadi pekerjaan rumah (PR) yang cukup berat. Karena NTB sebagai tuan rumah akan bertanding pada semua cabor. NTB otomatis lolos PON tanpa mengikuti pra PON.
"Kita akan petakan cabor yang masuk, nomor pertandingannya, bagaimana atletnya. Kita akan mulai di awal Januari 2025. Perlunya persatuan karena pekerjaan jadi tuan rumah ini bukan pekerjaan yang gampang. Bukan cuma urusan KONI tapi juga urusan daerah," tandasnya.