Target Diturunkan, Bulog NTB Bakal Serap 180.600 Ton Beras

Mataram, IDN Times - Target oenyerapan gabah petani di Nusa Tenggara Barat (NTB) diturunkan dari 350 ribu ton beras menjadi 180.600 ton. Perum Bulog Pusat melakukan penyesuaian target serapan gabah di masing-masing kantor wilayah di seluruh Indonesia.
Kepala Kanwil Bulog NTB Sri Muniarti menjelaskan penyerapan gabah petani bukan saja dilakukan di wilayah produsen tetapi juga daerah defisit beras.
"Seluruh Kanwil Bulog di seluruh Indonesia diberikan target baik yang wilayah produsen maupun defisit. Karena itu merupakan salah satu strategi untuk percepatan serapan gabah petani oleh Bulog Pusat," kata Sri dikonfirmasi di Mataram, Kamis (20/2/2025).
1. Target serapan 3 juta ton beras di seluruh Indonesia

Sri menyebutkan target serapan gabah petani pada 2025 sebanyak 3 juta ton setara beras. Target serapan itu dibagi ke 26 Kanwil Bulog di seluruh Indonesia. Kanwil Bulog NTB kebagian target sebanyak 180.600 ton beras dari sebelumnya 350 ribu ton.
Sri menjelaskan pihaknya telah berkoordinasi dengan Pemprov NTB untuk mengejar target penyerapan gabah petani pada 2025. Penyesuaian target serapan gabah petani di NTB dengan memperhatikan musim panen pada periode Februari, Maret dan April 2025.
"Maka kami targetnya 180.600 ton setara bras. Itu target fix-nya," jelas Sri.
Dia menyebutkan bahwa saat ini ada 14 Kanwil Bulog sebagai daerah produsen, sedangkan 12 Kanwil merupakan daerah defisit beras. Kanwil yang merupakan daerah defisit beras tetap diberikan target penyerapan gabah, karena tetap ada persawahan di wilayah tersebut.
2. Strategi serap gabah petani agar tidak kalah dengan pengusaha luar

Disinggung mengenai Bulog yang kalah saing dengan pengusaha luar yang berani membeli gabah petani dengan harga lebih mahal dari harga pembelian pemerintah (HPP) sebesar Rp6.500 per kilogram gabah kering panen. Sri mengatakan pihaknya berkoordinasi dengan TNI/Polri, perusahaan penggilingan padi, dan Dinas Pertanian.
"Jadi seluruh stakeholder membantu kami dalam penyerapan. Perusahaan penggilingan padi seluruh Indonesia juga ada kontrak dengan Bulog untuk menyerahkan produksinya itu lebih kurang 2,1 juta ton setara beras dari target 3 juta ton setara beras," terangnya.
3. Bentuk tim jemput gabah langsung turun ke sawah

Selain itu, kata Sri, Bulog membentuk tim jemput gabah yangvturun langsung ke sawah dibantu Babinsa dan penyuluh pertanian. Dia menjelaskan Reserse Kriminal Khusus dari aparat kepolisian juga melakukan pengawalan penyerapan gabah petani.
"Kita memanfaatkan informasi dan data yang kami dapatkan dari Babinsa dan penyuluh pertanian, ketika ada stok panen di mana kami datang," terangnya.