Murid SDN 3 Suangi Timur Bertahun-tahun Belajar di Ruang Kelas Reyot

Banyak monyet berkeliaran menyebabkan kerusakan atap makin parah

Lombok Timur, IDN Times - Dua ruangan kelas di SDN 3 Suangi Timur, Kecamatan Sakra, Kabupaten Lombok Timur dalam kondisi yang sangat memprihatinkan alias reyot. Kondisi ini mengakibatkan proses belajar mengajar di tempat tersebut menjadi terganggu.

Kepala Sekolah SDN 3 Suangi Timur, Qomarul Wahidah S. Ag menyampaikan meski bagian atap kedua ruangan rusak berat, namun satu kelas masih dipergunakan untuk belajar oleh murid kelas dua. Hal itu dikarenakan tidak ada ruangan lain yang bisa dipergunakan.

"Hanya satu yang kami masih gunakan, karena yang satunya lagi sudah tidak bisa terpakai lagi karena kayu dan genteng sudah berjatuhan," terangnya saat ditemui di ruangannya, Kamis (26/1/2023).

1. Kerusakan karena faktor usia dan dampak gempa bumi

Murid SDN 3 Suangi Timur Bertahun-tahun Belajar di Ruang Kelas Reyotdokumen pribadi

Kerusakan ruangan belajar ini disebabkan karena usia bangaunan yang sudah tua dan dampak dari gempa bumi tahun 2018 lalu. Ini ditambah lagi dengan banyaknya monyet yang berkeliaran di atap sekolah yang mengakibatkan genteng sekolah berjatuhan.

Sebelum gempa, kata dia, kondisi ruangan tersebut sudah mulai rusak, akan tetapi belum separah yang sekarang dan masih bisa gunakan. Namun saat gempa bumi tahun 2018 lalu semakin memperparah kondisi.

"Dari gempa itu lah dia mulai parah keadaan ruangan ini ditambah lagi dengan banyaknya monyet yang lalu lalang di atas atap yang mengakibatkan genteng berjatuhan," ungkapnya.

2. Siswa sering belajar di lapangan

Murid SDN 3 Suangi Timur Bertahun-tahun Belajar di Ruang Kelas Reyotdokumen pribadi

Untuk menyiasati kekurangan ruangan belajar khususnya ketika terjadi cuaca ekstrem, pihaknya memanfaatkan ruangan kelas yang kosong. Tidak jarang juga murid belajar di lapangan.

Melihat kondisi bangunan yang semakin memprihatinkan dan membahayakan, pihaknya berinisiatif untuk menurunkan sebagian genteng ruangan tersebut. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi adanya genteng yang akan jatuh dan menimpa para siswa yang sedang belajar maupun bermain di kelas Itu.

"Kalau cuaca sedang baik, mereka tetap menggunakan kelas seperti biasa, yang sangat kami khawatirkan itu adanya genteng yang jatuh. Karena selain kayu yang sudah rusak juga di sini banyak monyet yang lalu lalang di atap kelas yang rusak ini, sehingga itu yang sangat kami hawatirkan sekali akan menimpa para siswa," bebenya.

Baca Juga: Kerajinan Gerabah Masbagik Lombok Timur Tembus Pasar Internasional

3. Telah diajukan untuk renovasi tapi belum terealisasi

Murid SDN 3 Suangi Timur Bertahun-tahun Belajar di Ruang Kelas Reyotdokumen pribadi

Diakuinya, beberapa tahun sebelumnya bangunan tersebut pernah direnovasi dari Dana Alokasi Khusus (DAK), namun yang direnovasi hanya sebagian. Sebagai orang baru di sekolah itu, dirinya mengakui sangat perihatin dengan kondisi sekolah saat ini padahal lokasi sekolah itu tidak jauh dari pusat keramaian dan sekolah favorit.

Ruangan yang diisi oleh 18 orang siswa kelas dua ini, sebelumnya sudah diajukan untuk direnovasi beberapa kali. Bahkan dari kepala sekolah sebelumnya, sampai saat ini tak kunjung diperbaiki.

"Tapi kemarin sudah ada dari BPBD yang datang mengecek kondisi sekolah ini, dan berjanji akan memperbaikinya," katanya

4. Kerusakan ruang kelas mengakibatkan jumlah murid

Murid SDN 3 Suangi Timur Bertahun-tahun Belajar di Ruang Kelas Reyotdokumen pribadi

Akibat kondisi ruangan yang rusak berat ini tidak hanya berdampak pada kenyamanan proses belajar mengajar, namun juga berdampak terhadap kurangnya jumlah murid yang sekolah di tempat itu. Hal itu mengacu pada data jumlah murid tahun sebelumnya bisa mencapai ratusan murid, namun semenjak kondisi ruangan belajar jumlah murid hanya sebanyak 98 orang.

"Salah satu dampak berkurangnya murid ini karena faktor kondisi sekolah, mungki para orang tua murid khawatir anak-anaknya kenapa-kenapa kalau belajar di ruangan ini, selain itu karena di sebelah juga ada Ponpes. Tapi sejauh ini belum ada sih murid yang sampai dipindahsekolahkan," ujarnya.

Dirinya berharap agar pemerintah bisa secepatnya bisa merenovasi ruangan belajar tersebut agar murid-murid bisa belajar dengan aman dan nyaman seperti sekolah-sekolah lainnya.

5. Dikbud Lotim masih menunggu pokir dewan untuk renovasi sekolah terdampak gempa

Murid SDN 3 Suangi Timur Bertahun-tahun Belajar di Ruang Kelas Reyotdokumen pribadi

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Lombok Timur Izuddin menyampaikan sebanyak 32 sekolah di Lombok Timur yang terdampak gempa bumi pada tahun 2018 lalu sampai saat ini belum bisa di renovasi karena terbentur dengan anggaran.

"Untuk perbaikan sekolah yang terdampak gempa ini, kami masih menunggu pokok pikiran (Pokir) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Lombok Timur," ujar Izuddin saat dikonfirmasi belum lama ini.

langkah tersebut diambil karena saat ini anggaran yang dimiliki Dikbud sangat terbatas. Kata dia, Jika pokir dari DPRD tidak ada yang terealisasi untuk perbaikan sekolah tahun ini, pihaknya akan mendorong Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lombok Timur melalui anggarannya untuk menuntaskan sekolah-sekolah tersebut.

"Ini sebagai wanti-wanti saja kalau proposal yang kami ajukan ke pemerintah pusat itu tidak kunjung cair," ungkapnya.

32 sekolah yang terdampak gempa dengan 46 ruang semuanya bersetatus rusak berat sehingga butuh pembangunan ulang. Total anggaran yang dibutuhkan untuk perbaikan semua sekolah ini diperkirakan akan menelan anggran sebesar Rp32 miliar.

Baca Juga: KPUD Lombok Timur Lantik 762 Petugas PPS untuk 245 Desa

supardi ardi Photo Community Writer supardi ardi

Saya suka menulis dan jalan-jalan

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya