Siapkan Selimut Tebal, Suhu Dingin di NTB Terjadi hingga Agustus

25 Jul 2022, 18:42 WIB

ilustrasi cuaca dingin (unsplash.com/Thom Holmes)

Mataram, IDN Times - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi NTB menyebutkan suhu udara yang dingin pada malam sampai pagi hari akan terjadi di NTB hingga bulan Agustus mendatang. Suhu dingin yang terjadi di NTB merupakan siklus tahunan saat NTB memasuki puncak musim kemarau.

Suhu dingin yang terjadi di NTB akan berdampak pada kesehatan. Untuk itu, masyarakat NTB diminta tetap menjaga kesehatan agar tetap fit. "Kondisi suhu dingin pada malam hingga pagi hari seperti saat ini masih akan berlangsung dan puncaknya nanti bulan Agustus. Sehingga masih kira-kira 1 - 2 bulan lagi kita akan merasakan suhu seperti ini," kata Koordinator Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi NTB Restu Patria Megantara dikonfirmasi IDN Times, Senin (25/7/2022).

1. Suhu terendah capai 16,6 derajat celcius

termometer biasa (atas) dan termometer digital (bawah) (pexels.com/maksgelatin)

Restu mengungkapkan sejak dua hari terakhir, suhu di NTB di bawah 20 derajat celcius. Bahkan pada Senin (25/7/2022), suhu terendah yang terpantau di Stasiun Klimatologi NTB mencapai 16,6 derajat celcius.

"Ini menunjukkan suhu paling dingin terjadi pada tahun 2022. Suhu dingin ini merupakan siklus yang normal terjadi pada setiap musim kemarau. Suhu dingin ini terjadi pada puncak musim kemarau pada bulan Juli dan Agustus," ucapnya.

2. Posisi gerak matahari berada di belahan bumi bagian utara

Terkena terik matahari saat berkendara (unsplash.com/Darwin Vegher)

Restu menyebutkan beberapa faktor yang menyebabkan fenomena suhu dingin di NTB. Yakni, posisi gerak matahari berada di belahan bumi bagian utara. NTB sendiri berada di belahan bumi bagian selatan. Sehingga NTB menerima radiasi matahari yang minimum.

Ditambah lagi ketika musim kemarau, angin yang bertiup merupakan angin timuran berasal dari Benua Australia. Di mana di Australia bagian selatan berada di musim dingin. Sehingga sifat angin yang dibawa dingin dan kering.

3. Rawan kena flu

ilustrasi flu (everydayhealth.com)

Selain itu, kata Restu, minimnya tutupan awan ketika musim kemarau membuat tidak adanya perangkap radiasi sinar matahari. Ketika tidak ada awan, maka pada malam dan pagi hari akan terasa dingin.

Daerah dataran tinggi seperti Sembalun Lombok Timur, kata Restu, suhunya bis di bawah 10 derajat. Dengan fenomena seperti sekarang ini, lajut Restu, dampaknya pada kesehatan. "Jaga kesehatan agar tetap fit. Banyak yang beraktivitas pagi-pagi sudah keluar. Itu rawan kena flu dan lain sebagainya," tandasnya.