Produksi Padi NTB Januari-April 2025 Diprediksi 907,63 Ribu Ton

Mataram, IDN Times - Badan Pusat Statistik (BPS) memprediksi produksi padi di NTB pada Januari - April 2025 mencapai 907,63 ribu ton gabah kering giling (GKG). Produksi padi diperkirakan mengalami peningkatan sekitar 276,57 ribu ton GKG atau sebesar 43,83 persen dibandingkan tahun 2024 yaitu sebesar 631,06 ribu ton GKG.
Kepala BPS NTB, Wahyudin mengatakan pada Januari 2025, produksi padi diperkirakan sebesar 30,84 ribu ton GKG. Kemudian potensi produksi padi sepanjang Februari hingga April 2025 di NTB mencapai 876,79 ribu ton GKG.
"Dengan demikian, total potensi produksi padi pada Subround Januari-April 2025 diperkirakan mencapai 907,63 ribu ton GKG," kata Wahyudin di Mataram, Senin (3/3/2025).
1. Luas panen diperkirakan meningkat 48,04 ribu hektare

Dia menyebut luas panen padi pada Januari 2025 mencapai 5,56 ribu hektare. Sedangkan potensi panen sepanjang Februari hingga April 2025 diperkirakan seluas 161,52 ribu hektare.
Sehingga, kata Wahyudin, total luas panen padi pada Subround Januari−April 2025 diperkirakan mencapai 167,08 ribu hektare. Angkanya diperkirakan mengalami peningkatan sekitar 48,04 ribu hektare atau 40,35 persen dibandingkan luas panen padi pada Subround Januari−April 2024 sebesar 119,04 ribu hektare.
Jika produksi padi dikonversikan ke beras, maka pada Januari 2025, produksi beras di NTB diperkirakan sebanyak 17,57 ribu ton. Sedangkan potensi produksi beras sepanjang Februari hingga April 2025 ialah sebesar 499,38 ribu ton.
Potensi produksi beras pada Subround Januari-April 2025 diperkirakan mencapai 516,94 ribu ton beras atau mengalami peningkatan sebesar 157,52 ribu ton (43,83 persen) dibandingkan dengan produksi beras pada Januari-April 2024 sebesar 359,42 ribu ton beras.
2. Daerah yang memiliki potensi produksi padi tertinggi di NTB pada Januari-April 2025

Wahyudin menyebutkan beberapa kabupaten/kota dengan produksi padi tertinggi pada Januari hingga April 2025 adalah Lombok Tengah, Sumbawa, dan Lombok Timur. Sementara tiga kabupaten/kota dengan potensi produksi padi terendah pada periode yang sama yaitu Kota Mataram, Kota Bima, dan Lombok Utara.
Dia mengatakan potensi peningkatan produksi padi yang cukup besar pada Subround Januari-April 2025 dibandingkan Subround yang sama pada 2024 terjadi di Sumbawa, Bima, dan Dompu. Sementara itu, potensi penurunan produksi padi pada Subround Januari-April 2025 terjadi di Kota Mataram dan Kota Bima.
3. Produksi padi NTB 2024 turun

Wahyudin menambahkan realisasi luas panen padi sepanjang Januari hingga Desember 2024 mencapai 281,72 ribu hektare. Luas panen mengalami penurunan sebesar 5,79 ribu hektare atau 2,02 persen dibandingkan tahun 2023 yaitu sebesar 287,51 ribu hektare.
Dia mengatakan puncak panen padi pada 2024 mengalami pergeseran ke bulan April, dari sebelumnya terjadi pada Maret 2023. Luas panen padi pada April 2024 sebesar 71,28 ribu hektare, sedangkan pada Maret 2023 luas panen padi mencapai 73,77 ribu hektare.
Produksi padi di NTB sepanjang Januari hingga Desember 2024 mencapai sekitar 1,45 juta ton GKG. Produksi padi di NTB tahun 2024 mengalami penurunan sebanyak 85,13 ribu ton GKG atau 5,53 persen dibandingkan tahun 2023 yang sebesar 1,54 juta ton GKG.
"Produksi padi tertinggi pada 2024 terjadi pada Bulan April, yaitu sebesar 376,50 ribu ton GKG sementara produksi terendah terjadi pada Bulan Januari, yaitu sekitar 33,13 ribu ton GKG," jelasnya.
Jika dilihat menurut Subround, kata Wahyudin, terjadi penurunan produksi padi di NTB hanya pada Subround Januari−April 2024 yaitu sebesar 245,30 ribu ton GKG atau 27,99 persen dibandingkan periode yang sama pada 2023.
Penurunan produksi padi tersebut disebabkan karena adanya penurunan produktivitas, serta penurunan luas panen padi, sebesar 39,81 ribu hektare atau 25,06 persen dibandingkan periode yang sama pada 2023.
Di sisi lain, peningkatan produksi padi terjadi pada Subround Mei−Agustus 2024 dan September-Desember 2024, yaitu masing-masing sebesar 130,02 ribu ton GKG atau 26,72 persen dan 30,15 ribu ton GKG atau 17,18 persen dibandingkan periode yang sama pada 2023
Dia menyebut penurunan produksi padi pada 2024 terjadi di beberapa wilayah potensi penghasil padi seperti, Sumbawa, Lombok Tengah dan Sumbawa Barat. Di sisi lain, terdapat beberapa kabupaten/kota yang mengalami kenaikan produksi padi, misalnya Dompu, Lombok Timur dan Lombok Utara.
Tiga kabupaten/kota dengan total produksi padi tertinggi pada 2024 adalah Lombok Tengah, Sumbawa, dan Lombok Timur. Sementara itu, tiga kabupaten/kota dengan produksi padi terendah yaitu Kota Bima, Kota Mataram, dan Lombok Utara.
Wahyudin mengatakan jika produksi padi dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, maka produksi padi sepanjang Januari hingga Desember 2024 setara dengan 827,79 ribu ton beras. Produksi beras sepanjang 2024 mengalami penurunan sebesar 48,49 ribu ton atau 5,53 persen dibandingkan 2023 yakni sebesar 876,27 ribu ton.
"Produksi beras tertinggi pada 2024 terjadi pada Bulan April, yaitu sebesar 214,44 ribu ton. Sementara itu, produksi beras terendah terjadi pada Bulan Januari, yaitu sebesar 18,87 ribu ton," jelasnya.