Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Populasi Anjing Liar 200 Ribu Ekor, NTB Kesulitan Atasi Wabah Rabies

Vaksinasi rabies terhadap anjing warga di Landak. (IDN Times/istimewa).

Mataram, IDN Times - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mengaku kesulitan mengatasi wabah rabies di Pulau Sumbawa. Pulau Sumbawa belum bisa bebas dari wabah rabies sejak ditetapkan menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) pada 2019 lalu.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan Disnakeswan Provinsi NTB drh. Muslih mengatakan pihaknya masih kesulitan mengatasi wabah rabies di Pulau Sumbawa karena jumlah populasi anjing liar yang mencapai 200 ribu ekor.

"Persoalan kita di NTB banyak anjing liar. Populasi anjing liar estimasinya sekitar 200 ribu ekor di Pulau Sumbawa. Begitu juga di Lombok hampir sama," kata Muslih dikonfirmasi di Mataram, Senin (27/5/2024).

1. Vaksinasi tak maksimal meski ada 60 ribu dosis vaksin per tahun

Kepala Bidang Kesehatan Hewan Disnakeswan NTB drh. Muslih. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Muslih menjelaskan vaksinasi hewan pembawa rabies di NTB tidak maksimal meskipun setiap tahun disebar 60 ribu dosis. Karena populasi anjing liar yang cukup banyak di NTB, terutama di Pulau Sumbawa.

Ia menyebut populasi anjing yang tidak liar di NTB sekitar 80 ribu ekor. Ia memastikan anjing-anjing yang tidak liar telah dilakukan vaksinasi. Dijelaskan, banyaknya populasi anjing liar di NTB karena setiap tahun setiap anjing betina melahirkan selama dua kali. Sekali melahirkan rata-rata sebanyak 8 ekor.

"Kita hanya bisa mengendalikan saja. Untuk bebas rabies butuh waktu lama. Karena sumber daya yang terbatas. KLB rabies di Pulau Sumbawa sejak 2019, sedangkan Bali sejak 2014, belum bebas rabies," terangnya.

2. Anjing yang terpapar rabies akan mati setelah 12 hari

anjing (pexels.com/Vlad Chețan)

Muslih menambahkan kunci penanganan rabies sebenarnya bukan membunuh anjing liar. Tetapi kuncinya adalah melakukan vaksinasi hewan pembawa rabies.

Tetapi untuk melakukan vaksinasi anjing liar butuh sumber daya yang banyak jika melihat jumlah populasinya yang mencapai ratusan ribu ekor di Pulau Sumbawa.

"Virus rabies akan hilang di anjing yang sudah divaksin. Misalnya ada 10 ekor dalam komunitas, semua sudah divaksin. Datang anjing yang positif rabies. Dia menggigit, virusnya mati di anjing tersebut. Karena hewan yang sudah kena rabies pasti mati. Maksimal dua minggu, ketika ada gejala pasti mati anjing pembawa rabies. Maka itulah kuncinya vaksin itu," jelasnya.

3. Dua balita dan pria dewasa digigit anjing rabies

Penyuntikan vaksin rabies terhadap anjing warga di Landak. (IDN Times/istimewa).

Dua balita dan satu pria dewasa digigit anjing rabies di Desa Rada Kecamatan Bolo Kabupaten Bima pada Jumat (24/5/2024) sekitar pukul 08.20 WITA. Satu pria dewasa yang sedang berdiri dan dua balita sedang bermain-main, tiba-tiba datang anjing menggigit korban di tangan kanannya.

Saat itu, diberikan pertolongan pada korban. Adapun identitas korban adalah Ilyas (31), Muh. Hairul Azam (1,9) dan Sakira Sahrul (1,5). Saat itu, ketiga korban langsung dibawa ke Puskesmas terdekat.

Disnakeswan Provinsi NTB mencatat 108 warga di Pulau Sumbawa yang terserang penyakit rabies karena digigit anjing gila. Ratusan warga yang terjangkit penyakit rabies tercatat pada bulan Januari dan Februari.

Pada bulan Januari 2024, tercatat 50 kasus rabies di Pulau Sumbawa. Sedangkan pada bulan Februari terjadi peningkatan yaitu sebanyak 58 kasus rabies. Kasus rabies paling banyak di Kabupaten Sumbawa selama dua bulan terakhir. Jumlah kasus rabies di Kabupaten Sumbawa sebanyak 62 kasus.

Kemudian disusul Kabupaten Bima 26 kasus, Kabupaten Sumbawa Barat dan Dompu masing-masing 10 kasus. Pada bulan Januari, kasus rabies ditemukan di tiga kabupaten yaitu Sumbawa 34 kasus, Dompu 10 kasus dan Bima 6 kasus.

Sedangkan pada bulan Februari, kasus rabies ditemukan di Kabupaten Sumbawa Barat 10 kasus, Sumbawa 28 kasus dan Bima 20 kasus.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Zumrotul Abidin
Muhammad Nasir
Zumrotul Abidin
EditorZumrotul Abidin
Follow Us