Polda NTB Tingkatkan Kewaspadaan selama WWF di Bali

Mataram, IDN Times - Kepolisian Daerah (Polda) Nusa Tenggara Barat (NTB) mengerahkan 300 personel untuk mengamankan gelaran World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali.
Ratusan personel yang dikerahkan oleh Polda NTB akan bertugas melakukan penjagaan di sejumlah pintu masuk menuju Pulau Dewata yang terletak di NTB.
Komisaris Besar Pol Suprayitno, Direktur Pengamanan Objek Vital (Dirpamobvit) Polda NTB menjelaskan, pihaknya telah meluncurkan operasi pengamanan bersama dalam mendukung WWF yang diselenggarakan di Bali. Ratusan personel ditugaskan untuk menjaga beberapa titik pintu masuk selama gelaran WWF ke-10 yang berlangsung pada 18 - 25 Mei 2024.
1. Empat titik pengamanan di NTB

Polda NTB telah menggelar apel gelar pasukan untuk operasi pengamanan WWF di Bhara Daksa Polda NTB pada Rabu (15/5/2024) lalu. "Kami di Polda NTB dan di Polda Jawa Timur melaksanakan giat pengamanan bersama. Pengamanan akan dilaksanakan di empat lokasi," ujar Supriyanto.
Supriyanto menyebutkan empat titik yang menjadi konsentrasi pengamanan personel Polda NTB. Di antaranya Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid, Pelabuhan Lembar, Pelabuhan Gili Mas dan Pelabuhan Teluk Nara di Kabupaten Lombok Utara.
Termasuk beberapa pelabuahan kecil yang tersebar di beberapa titik. "Kami mengantisipasi potensi sesuai kerawanan. Tugas kami preemtif dan preventif," terangnya.
2. Pengamanan difokuskan mengantisipasi terorisme

Polda NTB memfokuskan pengamanan untuk mengantisipasi kemungkinan aksi terorisme, termasuk juga mengantisipasi kedatangan Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) yang hendak menuju Bali saat acara WWF ke-10 berlangsung.
"Khususnya terorisme, wilayah NTB ini memiliki tingkat kerawanan yang cukup tinggi. Kami harus memastikan bahwa mereka tidak melakukan aktivitas di Bali dengan memasuki wilayah NTB. Kami juga harus mengantisipasi agar AMP tidak melakukan aksi unjuk rasa di Bali selama acara tersebut," jelasnya.
3. Perketat pengecekan penumpang

Para personel yang bertugas dalam pengamanan diinstruksikan untuk menjalankan tugas mereka dengan penuh tanggung jawab. Khususnya bagi personel yang bertugas di Pelabuhan Lembar, di mana aktivitas penyeberangan berlangsung selama 24 jam.
Meskipun kemungkinan aktivitas penyeberangan dan penerbangan tidak begitu ramai, tetapi pengamanan dan pengecekan harus tetap dilakukan dengan ketat. Pasalnya, WWF ke-10 di Bali menjadi gambaran Indonesia di mata dunia.
“Sesuai dengan amanat Kabaharkam, sistem kamera CCTV, dokumentasi, dan pengecekan harus dilakukan secara ketat untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan,” tegas Supriyanto.