Meningkatnya Kasus Gagal Ginjal di NTB, Gaya Hidup Jadi Pemicu Utama

Mataram, IDN Times - Pergeseran gaya hidup menjadi faktor utama meningkatnya kasus gagal ginjal di Nusa Tenggara Barat (NTB). Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) NTB, dr. Lalu Hamzi Fikri, mengungkapkan bahwa gagal ginjal kronis kini masuk dalam daftar 10 penyakit terbanyak yang ditangani di RSUD NTB.
Sejak satu dekade terakhir, penyakit tidak menular (PTM) terus meningkat, bahkan telah melebihi 60 persen dari total kasus yang ditangani fasilitas kesehatan. Salah satu PTM yang mengalami lonjakan adalah gagal ginjal kronik. Berdasarkan data RSUD NTB, penyakit ini masuk dalam enam besar penyakit terbanyak, dengan total 1.094 pasien rawat inap.
"Gagal ginjal merupakan penyakit tidak menular yang banyak dipicu oleh perubahan gaya hidup. Masyarakat kini lebih banyak mengonsumsi makanan dengan nutrisi yang tidak seimbang," ujar Fikri saat dikonfirmasi IDN Times, Sabtu (22/3/2025).
1. Pola makan dan gaya hidup tidak sehat jadi pemicu utama

Fikri menjelaskan bahwa pola makan yang tidak teratur serta kebiasaan merokok berkontribusi besar terhadap peningkatan kasus gagal ginjal. Konsumsi berlebihan terhadap makanan tinggi gula, garam, dan lemak, ditambah kurangnya aktivitas fisik, dapat berujung pada gangguan fungsi ginjal.
"Ketika pola makan tidak seimbang, konsumsi gula berlebihan bisa meningkatkan risiko diabetes melitus, makanan berlemak memicu kolesterol tinggi, dan asupan garam berlebih dapat menyebabkan hipertensi. Semua ini berkaitan erat dengan gaya hidup tidak sehat," jelasnya.
2. Konsumsi obat-obatan juga menjadi pemicu gangguan ginjal

Fikri juga menyoroti bahaya penggunaan obat yang tidak rasional, termasuk konsumsi antibiotik tanpa resep dokter dan penggunaan obat penggemuk yang beredar di pasaran. Penggunaan yang tidak terkendali dapat merusak fungsi ginjal dalam jangka panjang.
"Obat gemuk yang dijual bebas bisa merusak ginjal jika dikonsumsi secara berlebihan. Oleh karena itu, penting untuk menggunakan obat secara rasional dan sesuai anjuran dokter," tambahnya.
Menurut Fikri, upaya pencegahan gagal ginjal menghadapi tantangan besar karena tren gaya hidup serba instan yang semakin berkembang. Namun, ia menekankan bahwa langkah pencegahan sebenarnya sederhana: menjaga pola makan sehat, cukup istirahat, dan rutin beraktivitas fisik.
"Minimal luangkan waktu 30 menit sehari untuk bergerak, misalnya berjalan kaki 5.000 langkah per hari. Aktivitas fisik harus dilakukan secara terencana, tidak bisa hanya sambilan," kata Fikri.
3. Pola hidup tidak sehat menimbulkan potensi gagal ginjal

Ia juga menegaskan bahwa faktor genetik dalam kasus gagal ginjal hanya memiliki persentase kecil. Sebaliknya, faktor lingkungan seperti kebersihan dan pola pergaulan yang tidak sehat, termasuk kebiasaan merokok, memiliki pengaruh lebih besar terhadap risiko terkena penyakit ini.
"Lingkungan yang kurang bersih dan kebiasaan merokok dalam pergaulan dapat meningkatkan risiko penyakit ini hingga 45 persen," pungkasnya.