KPU Lotim Catat Penurunan Jumlah Partisipasi Pemilih pada Pilkada 2024

Lombok Timur, IDN Times - Angka partisipasi pemilih pada pemilihan kepala daerah (Pilkada) pemilihan bupati dan wakil bupati Lombok Timur (Lotim) menurun. Jumlahnya berkurang jika dibandingkan dengan agka partisipasi pada Pilkada 2018 dan Pemilu 2024 kemarin.
Berdasarkan hasil rapat pleno rekapitulasi penghitungan suara pemilihan kepala daerah (Pilkada) pemilihan Ggubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) dan pemilihan bupati Lombok Timur 2024, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Lotim mencatat angka partisipasi pemilih sebesar 71,84 persen.
1. Lebih rendah dibandingkan pilkada 2018

Berdasarkan hasil rapat pleno KPU Lotim, jumlah DPT di Pilkada 2024 sebanyak 994.467 pemilih, yang menggunakan hak pilihnya sebesar 714.411 Pemilih, atau 71,84 persen. Sementara yang tidak menggunakan hak pilihnya sejumlah 280.056.
Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan dengan perolehan suara yang didapatkan Iron-Edwin yang menjadi pemenang Pilkada Lotim yang hanya mendapatkan 237.120 suara. Angka partisipasi ini lebih rendah dibandingkan dengan Pilkada 2018 yaitu sebesar 76,66 persen dan Pemilu 2024 sebesar 80,68 persen.
"Angka ini turun 4,83 dari Pilkada 2018 dan 8,85 dari Pemilu 2024," jelas Ketua KPU Lotim, Ada Suci Makbullah.
2. Disebabkan banyak pemilih ke luar negeri

Rendahnya partisipasi pemilih pada Pilkada 2024 inj, jelas Suci karena disebabkan banyak variabel. Seperti orang yang namanya terdaftar di DPT meninggal sebelum hari pencoblosan, berada di luar daerah dan luar negeri, termasuk pemilih yang tidak ditemukan.
"Ini yang paling banyak tidak memilih yaitu yang berada di luar daerah dan luar negeri," jelas Suci.
Suci membantah penyebab rendahnya partisipasi pemilih karena regulasi membawa KTP sebagai syarat untuk mencoblos. Ditegaskannya itu tidak terlalu berdampak.
"Itu tidak berpengaruh, bisa kita lihat dari distribusi form surat pemberitahuan atau undangan memilih," jelas Suci.
3. Temuan Bawaslu disebabkan karena form pemberitahuan tidak terdistribusi

Sementara itu berdasarkan temuan Bawaslu Lotim, salah satu penyebab rendahnya partisipasi pemilih karena banyak form pemberitahuan yang tidak terdistribusi semuanya oleh petugas KPPS. Selain itu, disebabkan karena lokasi TPS yang cukup jauh, sehingga masyarakat enggan datang untuk memilih.
"Temua kita itu, banyak form pemberitahuan yang tidak terdistribusi," ungkap ketua Bawaslu Lotim, Suadi Mahsun.