Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Innalillahi, Ada 8 Ibu dan 69 Bayi Meninggal di Lotim hingga Juli 2025

ilustrasi ibu dan bayi (unsplash/kelly sikkema)
ilustrasi ibu dan bayi (unsplash/kelly sikkema)

Lombok Timur, IDN Times – Kasus Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Lotim masih tinggi. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Lombok Timur (Lotim), AKB 2024 sebanyak 157 kasus, sementara AKI 2024 sebanyak 24 kasus.

Sementara itu, pada 2025 per Juli sebanyak 8 kasus AKI dan 69 kasus AKB. Angka ini menunjukkan jika kasus kematian ibu dan bayi di Gumi Selaparang membutuhkan penganan serius dari pemerintah.

1. Disebabkan banyak faktor

Kepala Dinas Kesehatan Lotim, DR. Fathurrahman (IDN Times/Ruhaili)
Kepala Dinas Kesehatan Lotim, DR. Pathurrahman (IDN Times/Ruhaili)

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur DR. Pathurrohman mengatakan, masih tingginya angka kematian ibu dan bayi di Lotim disebabkan sejumlah faktor. Di antaranya; pendarahan, ibu tidak rajin mengontrol kehamilan serta berat bayi kurang dari 500 gram.

Sementara kasus kematian ibu dan bayi yang disebabkan oleh telat rujukan sudah tidak ditemukan sebab, proses persalinan tidak diperbolehkan dilakukan di bidan desa. Selain itu, saat ini masing-masing desa telah memiliki ambulan desa, sehingga kasus kematian ibu dan bayi dari persoalan ini sudah bisa ditekan.

"Larangan persalinan di Bidan Desa itu sudah sejak lama kami terapkan. Sekarang proses persalinan harus di Puskesmas, minimal di bidan mandiri yang dibantu dokter dan perawat. Pokoknya proses persalinan harus dibantu minimal dua orang," ujarnya.

2. Bupati minta dilakukan evaluasi

Bupati Lombok Timur, Haerul Warisin (IDN Times/Ruhaili)
Bupati Lombok Timur, Haerul Warisin (IDN Times/Ruhaili)

Menanggapi kasus kematian Ibu dan Bayi ini, bupati Lombok Timur Haerul Warisin meminta dilakukan evaluasi mendalam untuk mengidentifikasi penyebab serta mengevaluasi langkah pencegahan yang telah dilakukan. Hal ini disampaikannya agar kasus serupa tidak terulang di tahun 2025. Karena itu orang nomor satu di Gumi Selaparang ini menekankan agar persoalan kematian ibu dan bayi menjadi program prioritas bidan untuk diselesaikan.

“Angka kematian ibu dan bayi harus ditekan. Jangan sampai angka ini terulang di 2025. Ini harus menjadi program prioritas bidan untuk diselesaikan, sehingga ibu dan bayi bisa diselamatkan,” tegas Warisin.

3. Dukung langkah bupati melakukan evaluasi

Ilustrasi ibu dan bayi (pexels.com/jennifer jaser)
Ilustrasi ibu dan bayi (pexels.com/jennifer jaser)

Kepala Dinas Kesehatan Lotim, DR. Pathurrohman sangat mendukung keinginan bupati melakukan evaluasi mendalam penyebab kematian ibu dan bayi. Ia menyatakan kesiapannya untuk melakukan evaluasi menyeluruh guna menekan angka tersebut.

“Kami sangat mendukung upaya Bupati dalam mengevaluasi penyebab masih tingginya kasus ini. Langkah ini penting untuk menentukan strategi yang lebih efektif ke depannya,” pungkasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Linggauni -
EditorLinggauni -
Follow Us