Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Dua Kasus Pembuangan Bayi di NTT, Salah Satunya Berujung Tragis

Ilustrasi. Foto: Jill Sauve on Unsplash

Kupang, IDN Times - Dalam sepekan terakhir, dua kasus pembuangan bayi mengguncang Nusa Tenggara Timur (NTT). Kasus pertama terjadi di Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) pada Minggu (23/3/2025), sementara kasus kedua terjadi di Kabupaten Kupang pada Kamis (27/3/2025). Sayangnya, salah satu bayi yang ditelantarkan tidak dapat bertahan hidup.

Di Manggarai Barat, seorang bayi laki-laki yang dibuang oleh ibunya sendiri meninggal dunia karena terlambat mendapatkan perawatan medis. Sementara itu, bayi perempuan yang ditemukan di Kabupaten Kupang berhasil selamat setelah mendapatkan pertolongan dari warga dan tenaga medis.

1. Pembuangan bayi di pemandian

Ilustrasi jasad. (IDN Times/Mardya Shakti)

Kasus di Manggarai Barat terungkap setelah AH (28) mendatangi Rumah Sakit Pratama Komodo dengan alasan mengalami pendarahan akibat menstruasi. Namun, tim medis mencurigai ada sesuatu yang tidak beres, karena kondisinya menunjukkan tanda-tanda baru saja melahirkan. Awalnya, AH bersikeras tidak mengakui hal tersebut, tetapi keesokan harinya (24/3/2025), ia akhirnya mengaku setelah dilaporkan ke polisi.

Diketahui, AH membuang bayinya sendiri di pemandian Wae Wajak sekitar pukul 04.30 WITA. Lokasi tersebut berada di dekat hutan dan berjarak sekitar 200 meter dari rumahnya di Kampung Mbore, Desa Tondong Belang. Bayi laki-laki itu ditemukan dalam keadaan tanpa pakaian, hanya beralaskan plastik kresek.

Yang ironis, AH sendiri ikut dalam pencarian bayinya. Ketika akhirnya ditemukan, bayi tersebut langsung dilarikan ke rumah sakit. Namun, lima jam kemudian, ia meninggal dunia akibat kondisi kesehatannya yang memburuk. Jenazahnya pun telah dimakamkan oleh pihak keluarga.

2. Malu dengan orang tua

AH sedang memberi keterangan di Polres Mabar karena membuang bayinya. (Dok Polres Manggarai Barat)

Kasat Reskrim Polres Mabar Ajun Komisaris Pol Lufthi Darmawan Aditya, menyebutkan bahwa AH kemungkinan nekat membuang bayinya karena malu telah hamil di luar nikah. Ia sudah memiliki dua anak dan masih tinggal bersama orang tuanya. AH diketahui merupakan seorang janda setelah suaminya meninggal pada 2023. Ia kemudian menjalin hubungan dengan seorang pria tanpa sepengetahuan keluarganya hingga akhirnya hamil.

"Mungkin dia malu dan takut dengan orang tuanya karena hamil di luar nikah. Apalagi proses persalinannya dilakukan tanpa ada yang tahu, jadi dia panik setelah melahirkan," ujarnya. 

Saat ini, polisi masih mendalami kasus ini dan mencari keberadaan ayah dari bayi tersebut.

3. Tangis bayi di tempat cuci piring

ilustrasi perempuan menggendong bayi (freepik.com/freepik)

Di Kabupaten Kupang, seorang bayi perempuan ditemukan dalam kardus bekas yang ditinggalkan di tempat cuci piring rumah warga. Bayi tersebut pertama kali ditemukan oleh Eben Hangri Suan (50), pemilik rumah yang awalnya mengira tangisan bayi itu berasal dari seekor anak anjing. Setelah menyadari ada bayi dalam kardus, Eben segera menghubungi ketua RT dan camat setempat.

Peristiwa ini terjadi di Desa Kiuoni, Kecamatan Fatuleu, sekitar pukul 04.00 WITA. Kepolisian yang menerima laporan segera mendatangi lokasi pada pukul 06.00 WITA untuk melakukan penyelidikan. Sementara itu, bayi yang saat ditemukan dalam kondisi lemas dan kedinginan langsung mendapatkan perawatan medis di RSUD Naibonat setelah dievakuasi oleh petugas Puskesmas Camplong pada pukul 09.00 WITA.

Kapolsek Fatuleu Inspektur Satu Pol Maks Tameno, mengungkapkan bahwa bayi tersebut diduga baru saja dilahirkan karena tali pusarnya masih basah dan terdapat bekas darah yang masih segar.

Saat ini, polisi masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap siapa yang tega meninggalkan bayi tersebut dan apa motif di baliknya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
SG Wibisono
EditorSG Wibisono
Follow Us