Atasi Krisis Dokter, 5 Universitas di NTB Buka Fakultas Kedokteran

Mataram, IDN Times - Lima universitas di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) kini membuka Fakultas Kedokteran. Semakin banyaknya universitas yang membuka Fakultas Kedokteran menjadi upaya mengatasi krisis atau kekurangan dokter di NTB.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) NTB dr. Lalu Hamzi Fikri mengungkapkan bahwa rasio jumlah dokter dengan jumlah penduduk di NTB masih sangat jomplang. Dia menyebut rasio dokter dengan jumlah penduduk di NTB saat ini satu berbanding 5.000 penduduk. Sedangkan rasio ideal satu berbanding 1.000 penduduk.
"Sekarang kita sudah bisa memproduksi sendiri dokter dengan adanya lima Fakultas Kedokteran di lima universitas tetapi butuh waktu untuk kelulusannya," kata Fikri dikonfirmasi di Mataram, Selasa (19/8/2025).
1. Lima universitas yang punya Fakultas Kedokteran di NTB

Fikri menyebut saat ini ada lima universitas yang membuka Fakultas Kedokteran di NTB. Yaitu, Universitas Mataram, Universitas Islam Al Azhar Mataram, Universitas Bumi Gora, Universitas Muhammadiyah Mataram dan Universitas Hamzanwadi Lombok Timur.
"Lima universitas yang membuka Fakultas Kedokteran sekarang yang sudah operasional dan dalam tahap penerimaan mahasiswa baru. Ini sebenarnya proses dari sisi potensi produksi dokter umum ke depan akan mencukupi kebutuhan di NTB," ujar Fikri.
Fikri mengungkapkan dengan rasio satu dokter berbanding 5.000 penduduk saat ini, NTB masih kekurangan dokter di fasilitas pelayanan kesehatan baik puskesmas dan rumah sakit. Saat ini, Pemprov NTB berusaha memenuhi minimal satu dokter di masing-masing puskesmas. Meskipun belum sesuai dengan rasio jumlah penduduk dengan jumlah dokter yang ada.
"Idealnya satu banding 1.000. Saat ini satu banding 5.000. Artinya, dengan adanya Fakultas Kedokteran di NTB ini sekarang, dengan jumlah lima Fakultas Kedokteran. Kita harapkan dapat memenuhi kebutuhan di NTB," ujarnya.
2. Targetkan rasio 1:1000 terpenuhi dalam lima tahun

Pemprov NTB menargetkan rasio satu dokter untuk 1.000 penduduk dapat terpenuhi selama lima tahun ke depan. Pemda kabupaten/kota juga berupaya memenuhi kebutuhan dokter dengan menyekolahkan putra daerah di lima universitas yang membuka Fakultas Kedokteran.
Setelah lulus, mereka akan kembali mengabdi untuk daerahnya. Selain itu, kata Fikri, upaya yang dilakukan dengan mengusulkan pembukaan formasi CPNS dan PPPK.
"Tapi memang kondisinya sekarang kecepatan jumlah penduduk dengan produksi dokter, lebih cepat pertumbuhan penduduk. Sekarang penduduk NTB sebanyak 5 juta lebih. Dengan adanya produksi dokter di perguruan tinggi, akan mempercepat pemenuhan tadi. Tapi sekarang layanan semakin kompleks," terangnya.
Selain dokter umum, pemenuhan dokter spesialis dan sub spesialis di NTB tantangannya semakin besar. Untuk menyekolahkan dokter unum menjadi dokter spesialis butuh waktu 5 sampai 6 tahun. Untuk itu, dalam jangka pendek upaya yang dilakukan Pemda kabupaten/kota perlu menyiapkan fasilitas seperti rumah, insentif, dan kendaraan untuk dokter spesialis.
3. Gambaran jumlah dokter di NTB

Data Pemprov NTB berdasarkan data BPS NTB tahun 2024, jumlah dokter umum atau dokter spesialis di Provinsi NTB adalah sebanyak 1.133 orang. Terdiri dari 584 orang dokter laki-laki (51.54%) dan 549 orang dokter perempuan (48.46%). Pendataan dokter didasarkan pada domisili desa/kelurahan tempat tinggal dokter.
Rasio jumlah dokter dan jumlah penduduk berdasarkan kabupaten/kota, sebagai berikut:
1. Kota Mataram (0.56 Dokter per 1.000 Penduduk)
2. Kota Bima (0.32 Dokter per 1.000 Penduduk)
3. Sumbawa Barat (0.3 Dokter per 1.000 Penduduk)
4. Lombok Utara (0.29 Dokter per 1.000 Penduduk)
5. Sumbawa (0.21 Dokter per 1.000 Penduduk)
6. Lombok Timur (0.16 Dokter per 1.000 Penduduk)
7. Lombok Barat (0.16 Dokter per 1.000 Penduduk)
8. Bima (0.16 Dokter per 1.000 Penduduk)
9. Dompu (0.16 Dokter per 1.000 Penduduk)
10. Lombok Tengah (0.11 Dokter per 1.000 Penduduk)