TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Lombok Tengah Ditetapkan Sebagai Daerah Wabah PMK

Semua pasar hewan di Lombok Tengah ditutup sementara

Ilustrasi ternak sapi. (ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah)

Lombok Tengah, IDN Times - Dinas Pertanian dan Peternakan menyatakan Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) diputuskan oleh Kementerian Pertanian masuk sebagai daerah wabah penyakit mulut dan kuku (PMK). Dengan demikian pergerakan ternak saat ini terus diperketat.

"Sesuai keputusan Kementerian Pertanian wilayah NTB termasuk Lombok Tengah ditetapkan sebagai daerah PMK," kata Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Lombok Tengah, Lalu Taufikurahman seperti dikutip dari Antara, Jumat (1/7/2022).

Baca Juga: Wapres Serahkan Bansos Rp458 Miliar untuk Warga Miskin di NTB 

1. Pasar hewan ditutup sementara

Ilustrasi Peternakan Sapi Perah (IDN Times/Shemi)

Berdasarkan keputusan tersebut, katanya, semua pasar tidak boleh dibuka guna membatasi penggerakan ternak yang terkena wabah PMK. Sehingga pemerintah daerah juga hingga saat ini masih menutup semua pasar hewan dalam rangka
mencegah penyebaran wabah PMK.

Sementara itu, untuk warga yang membutuhkan ternak hewan kurban baik itu sapi maupun kambing, telah disiapkan di beberapa kios penjualan hewan kurban yang ada di wilayah Lombok Tengah. Adapun kapasitas kios hewan kurban yang dibuka itu untuk kambing bisa mencapai 50 ekor dan ternak sapi bisa mencapai 20 ekor.

"Kebutuhan hewan kurban di Lombok Tengah dipastikan aman," katanya. 

2. Hewan terjangkit mencapai puluhan ribu

Ilustrasi Peternakan Sapi Perah (IDN Times/Shemi)

Ia  menambahkan kasus PMK di Lombok Tengah saat ini terus meningkat, berdasarkan data jumlah telah mencapai 20.055 ekor. Sedangkan jumlah ternak yang telah sembuh itu sebanyak 9.886 ekor yang tersebar di 12 Kecamatan.

"Yang masih dalam tahap pengobatan sekitar 11 ribu ekor," katanya.

Ternak yang mati terkena wabah PMK di Lombok Tengah hingga saat ini tidak ada, namun belasan anak ternak mati akibat dampak dari PMK yang saat ini terus melonjak.

"Sekitar 20 ekor ternak mati karena penyakit kembung atau bloat. Ternak mati itu memang sebelumnya terkena PMK, namun telah sembuh," katanya.

Baca Juga: Kakek Berusia 80 Tahun di Lombok Raih Gelar Sarjana Sains

Berita Terkini Lainnya